Bagan 2

1K 74 4
                                    

Perihal kamu yang tersiksa hingga berniat menyerah.

Aku tahu bagaimana rasanya.
menjalani hari ditemani suara orang beradu argumen dengan emosi tinggi.
Mulai dari teriakan hingga bulir tangis yang keluar, dari seorang wanita yang rahimnya pernah menjadi tempatmu selama sembilan bulan.

Aku tahu, betapa susahnya.
Harus berpura-pura terlelap saat telingamu bisa mendengar semuanya dengan jelas.

Kamu muak, duniamu runtuh.
Dan kamu mulai berpikir untuk mengakhiri segalanya. Siapa peduli perihal masa mendatang? Kau pikir hidupmu sudah suram cukup sampai disini saja.

Aku tahu dengan jelas bagaimana rasanya.
Kemudian, belajarlah mengikhlaskan.
Dan jangan pernah membenci apa-apa yang kau pikir menyakitkan.
Jika pada akhirnya orang tuamu berpisah,
menjadi broken home adalah pilihan terbodoh sedunia.

Jadi, kumohon, hargai dirimu sendiri.
Sebab kamu sangatlah berhak untuk berbahagia.
Jangan lagi ada air mata saat malam tiba,
serta goresan di tangan yang sering kau lukai dengan sengaja—kerap kali mengeluarkan darah.

Aku tidak sebatas berbicara. Atau bersikap sok paham terhadap semua rasa sakit yang kau tahan.
Namun semua aksara ini dari aku—juga perihal diriku
yang dulu kerap kali merasa seperti itu.

Poetry : PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang