[Menelisik Tarkovsky]
Aku memimpikan diriku menjadi tiap-tiap bait puisi; metafora, semiotika, dan alegori bercinta,
melahirkan elegi maupun soneta yang meluluh lantahkan segala rasa.
Kau menerka puisi seperti gadis kecil yang memeluk ibunya dengan penuh kerinduan; kemudian kau membuatku nelangsa,
kau adalah bagian puisiku yang hilang. Aku melihat jiwa kebebasanmu bercumbu pada dinding kesepian yang merajam ruh dan asa.
Aku merebahkan diri sembari menunggu dirimu hingga pada bagian terakhir puisi ini.
Karena aku lelah telah mencarimu di setiap tempat, lorong, hingga sudut-dan kau tetap tak ada di sana.
Tetapi, aku percaya bahwa kau ada-kau zahir pada jejak peristiwa kita.
Kaulah nostalgia yang menggantung pada cermin; memantulkan batas bayangan antara kenangan dan realita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry : Puisi
PoesiaTerima kasih pernah menemani, walau pada akhirnya kamu melangkah pergi.