Ketika aku sudah menghapus bayangmu,
tak akan ada lagi aksara sendu; frasa semu; serta kalimat yang membuat orang tersedu-sedu.Penaku tak akan lagi menulis sesuatu perihal kamu. Aku akan berhenti menulis aksara perihal kepedihan, kehancuran serta patah hati yang tiada ujung.
Seluruh orang yang pernah membaca tulisanku pasti tahu,
bahwa aku adalah wanita bodoh yang selalu mempertahankan, sedangkan kamu adalah pria dalam ceritaku yang selalu pergi meninggalkan.Ketika aku sudah melupakanmu,
aku akan hidup seperti aku tak pernah mengenalmu—sebab kamupun begitu.
Ragaku tidak akan lagi mati karena rindu yang tak kunjung menuai temu.Namun, ketika aku sudah benar-benar selesai dengan dirimu—hatiku menolak setuju. Hatiku terus menerus berdetak atas nama kamu.
Aksara inipun masih perihal kepedihan. Diksinya masih tetap sama— masih disusun oleh puan yang sukar melupa dan bayangnya tak ada bahkan di sela tersempit dalam hatimu.
Kuharap kamu tahu, jika caraku melupa tidak semudah yang kamu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry : Puisi
PoetryTerima kasih pernah menemani, walau pada akhirnya kamu melangkah pergi.