20

7.6K 259 3
                                    

Aku mau ngucapin terima kasih buat yang udah baca sama yang udah vote cerita aku. Ini cerita pertama aku, sebelumnya aku minta maaf buat yang udah bilang ini cerita ini copas. Tapi cerita ini asli dari karangan aku dan asli imaginasi aku,aku gak copas dari cerita manapun. Kalaupun itu menurut kalian ada kesamaan tapi aku gak pernah copas sama sekali.

Thanks..

~~~~~~~~~~

Mereka pun berfoto satu kali sesuai apa kata Alex.

Setelah itu mereka langsung pulang ke apartemen Alex.

Di perjalanan seperti biasa hanya sunyi yang menemani mereka.

Alex yang fokus dengan menyetir mobilnya sedangkan Jeslyn,ia lebih tertarik memandangi ke arah luar jendela.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di apartemen. Mereka langsung masuk ke apartemen Alex.

Drtttt... Drtttt..

"Hallo.."

"....."

"Apa??"

"....."

"Iyaiya aku akan segera kesana"

Jeslyn mematikan sambungan teleponnya dan langsung mengemasi pakaiannya.

"Jes.. kamu mau kemana?"

"Aku mau pulang ke Jakarta"

"Ngak.. aku gak izinin kamu"

"Terserah kamu mau izinin atau ngak aku tetap akan pergi"

"Gak Jes.." Alex langsung mengambil koper milik Jeslyn

"Alex kembaliin koper aku"

"Ngak"

"Alex kamu tau mama aku lagi sakit.. aku mau pulang sekarang." Ia langsung merebut koper miliknya dan langsung keluar dari apartemen.

Alex langsung mengejar Jeslyn.

"Jes tunggu.." cegah Alex sambil memegang tangan Jeslyn.

"Apa?"

"Sampai kapan kamu di Jakarta?"

"Aku ngak tau"

"Terus pekerjaan kamu gimana?"

"Hmm.. aku mengundurkan diri Lex" ucap Jeslyn dengan berat hati

"Tapi Jes.."

Jeslyn langsung memberhentikan taxi.

Alex langsung menunju ke basemen mengambil mobilnya, tapi ia di telpon oleh Liam untuk segera ke kantor karena ada masalah.

Akhirnya Alex membiarkan Jeslyn dan ia pergi ke kantor.

Jeslyn sudah berada di pesawat. Ia termenung bagaimana keadaan Alex ketika ia di Jakarta. Apakah Alex akan kembali makan makanan junk food, apakah ia akan kembali susah tidur. Itu yang terfikir oleh Jeslyn.

Ia tersadar dari lamunannya karena pemberitahuan pesawat akan mendarat.

Di bandara Jeslyn melihat kakaknya telah menunggunya..ia langsung berlari memeluk kakaknya..

"Hiks..hiks.. kak aku rindu sama kakak"

"Kakak juga sayang" ucap Kris sambil mengelus punggung adik kesayangannya

"Kak gimana keadaan mama?"

"Ya mama masih terbaring belum sadar"

"Ya udah kak ayo kita langsung aja ke rumah sakit." Ucap Jeslyn sambil menarik tangan Kris.

Mereka langsung menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan mamanya.

Sesampainya di rumah sakit Jeslyn langsung berlarian ke ruangan mamanya.

Disana ia melihat mamanya belum sadarkan diri.

"Pa.."

"Jeslyn.."

Ia langsung berlari memeluk papanya.

"Hiks.. hiks.. pa mama kenapa?"

"Udah sayang jangan nangis mungkin ini cobaan dari Tuhan. Mama kamu kepeleset dari tangga"

Kris masuk ke dalam ruangan mamanya,ia melihat adiknya menangis di pelukan papanya. Ia tak tega,ia sempat mengeluarkan air mata namun segera ia hapus.

"Pa.. papa belum makan kita makan dulu"

"Nanti aja Kris papa masih mau disini nemenin mama"

"Ngak.. papa makan sana,kan ada Jeslyn. Biar Jeslyn aja yang jaga mama,papa makan dulu sana sama kak Kris."

Akhirnya Jaya papanya Jeslyn makan bersama Kris.

"Ma.. mama bangun dong,Jes udah disini.. mama bilang mama kan kangen sama Jes"

Jeslyn tak sanggup melihat mamanya seperti ini.

Clekk.. pintu terbuka ternyata itu Tama kakak keduanya Jeslyn.

"Jes.."

Jeslyn langsung memeluk kakaknya

"Kakak.."

"Kamu kapan kesini?"

"Baru aja,di jemput kak Kris tadi"

"Terus papa sama kak Kris mana?"

"Lagi makan"

"Kamu udah makan?"

"Belum nih..laper.. makan sama kakak ya.."

"Hehe, ternyata kamu masih kek dulu,masih princessnya kakak yang manja"

"Hehe,tapi Jes udah gede kok"

Begitulah Jeslyn jika ia sudah bersama keluarganya. Sifatnya berbanding terbalik dengan saat ia tidak bersama keluarganya.

My CEO Hypersomnia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang