Aku suciakan hatiku dari perasaan berharap pada manusia. Kuniatkan hijrahku ini untuk Rabb-ku. Kuterima semua keputusan-Nya dan dari kejadian ini aku belajar untuk terus memperbaiki diri. Bukan untuk memantaskan dengan calon jodohku, melainkan untuk diriku sendiri. Untuk diriku pada Rabbku.
"Maafkan aku Ranum." Kataku tulus.
"Tidak apa-apa Ranuna. Maaf telah membuatmu sakit."
"Kau pantas mendapatkan kak Azmi. Aku tidak ada hak untuk tidak ikhlas kau bersanding dengannya."
"Mas Azmi pria yang baik." Kata Ranum terang-terangan memanggil calon suaminya itu dengan sebutan Mas.
Meskipun terasa perih, aku berusaha ikhlas. Ranum telah menemukan pendamping yang mulia sebagaimana ia memuliakan dirinya. Seperti wasiat dari buku karya Ahmad Rifa'i Rif'an, Khadijahkan dirimu maka Allah akan Muhammadkan pendampingmu.
Itu yang akan aku lakukan sekarang. Bismillah.
"Jadi, Ranuna mau melanjutkan proses ta'aruf yang tertunda?" Tanya ummi to the poin setelah mendengar curhatan dua kaula muda ini.
"Terima saja Ranuna." Ujar Ranum mendukung.
"Istikhorohi dulu sayang." Saran ummi Zaida.
"Istikhorohlah dalam kondisi hati yang tidak condong ke salah satu! Percayalah, itu adalah jawaban yang murni dari Allah terkait jodohmu."
*****
Aku rutin sholat istikhoroh sebelum akhirnya aku menerima untuk menjalani proses ta'aruf bersama laki-laki itu. Laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal.
Tapi ada hal yang membuatku risau, mengapa dalam setiap istikhorohku yang muncul selalu wajah kak Azmi? Padahal aku sudah membersihkan hatiku dari perasaan lebih condong kepada seseorang. Aku pasrahkan keyakinanku pada Allah. Tapi mengapa Allah semakin meyakinkan aku pada kak Azmi. Sebenarnya apa rencanamu ya Rabb?
"Tidak Ranuna! Ini salah. Kak Azmi adalah calon sahabatmu."
Maka dari itu aku menerima tawaran ummi Zaida untul bertukar proposal ta'aruf dengan laki-laki itu, tanpa memberitahu jika jawaban dari setiap istikhorohku adalah kak Azmi. Aku tidak ingin membuat Ranum merasa cemburu atau yang lainnya menjadi risau. Toh ini juga baru bertukar proposal, masalah lanjut ke tahap yang lebih serius atau tidak biar sang skenario terbaik yang mengarahkannnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KCI 1.1 [Pengagum-Mu] -SELESAI-
Spiritual-Follow dulu sebelum baca- KISAH CINTA INSPIRATIF Aku tidak seberani Khadijah yang menyatakan cintanya lebih dulu pada Muhammad Aku juga tidak secerdas Fatimah yang selalu dibanggakan Ali Apalagi secantik sang Humaira yang selalu menyejukkan pandang...