Tekan bintang dulu oke? Komen kalian sangat aku tunggu.
Beberapa hari kamu masih tidak ada kabar. Akhirnya ummi Zaida-lah yang mengunjungimu langsung. Ummi Zaida menceritakan semuanya pada saya kalau kamu salah paham selama ini.
Kamu menganggap saya adalah calon suami Ranum, sehingga Ranum juga kena imbasnya mendapat sikap acuh kamu.
Dalam cerita ini saya akan mengklarifikasinya, Ranuna.
Saat saya memberikan proposal taaruf pada ummi Zaida kebetulan hari itu juga pertemuan antara Rafli dan Ranum. Sebenarnya abi Zainal ada di sana karena menemani Rafli. Dan saya?
Saya diminta Ranum untuk menemaninya bertemu Rafli, yang tidak lain adalah sahabat karib saya dan juga kami satu murrobi yang sama yaitu Abi Zainal.
Seharusnya pada hari itu kita hanya bertukar proposal dan belum bertemu, Ranuna. Dan niatnya juga saya segera pulang setelah Rafli dan Ranum selesai dengan urusannya. Makanya kami bertemu di cafe dan lebih awal dari waktu biasanya kalian liqo dengan ummi Zaida dengan tujuan agar kita tidak bertemu. Tapi nyatanya kamu datang lebih awal dan salah paham dengan semuanya.
Satu hal yang membuat kamu yakin dengan dugaanmu saat itu adalah Rafli belum datang saat kami berempat membicarakan perihal ta'aruf kita, Ranuna. Jadi kamu menganggap saya dan Ranum sedang menjalani proses ta'aruf diperantarai oleh Ummi Zaida dan Abi Zainal, iya kan?
"Terimakasih Abi Zainal dam Ummi Zaida yang telah bersedia menjadi perantara perkenalan kami. Saya harap, jika kami sudah sama-sama yakin, semoga Allah ridhoi untuk saya mengkhitbah Ran-- "
Kamu belum mendengar ucapan saya sepenuhnya dan kamu pergi karena mendapat kabar ayahmu sakit.
Kamu harus tahu apa yang saya katakan selanjutnya. "Saya harap, jika kami sudah sama-sama yakin, semoga Allah ridhoi untuk saya mengkhitbah Ranuna. Kalau Ranuna setuju, saya akan mempercepat proses pernikahan kami sebelum mas Atha pergi ke Amerika."
Niatnya ingin mempercepat proses ta'aruf kita, malah Allah berkehendak lain. Allah menunjukkan siapa kamu sebenarnya.
Kamu justru membuat saya kecewa dengan alasanmu selama ini berhijrah. Ummi Zaida menceritakan bahwa saya adalah alasanmu berubah menjadi gadis yang saya kagumi saat ini.
"Bukankah seharusnya mas senang? Artinya Ranuna sangat mencintai mas." Ujar Ranum membujuk saya.
"Mencintai mas melebihi cinta pada Tuhan-Nya?"
"Jadi mas maunya bagaimana?"
"Mas akan bicara pada Ummi Zaida agar tidak usah memberikan proposal ta'aruf mas pada Ranuna," ujar saya spontan.
Jelas Ranum tidak terima, ia pikur saya telah mempermainkan perasaan sahabatnya. "Dan mas mau Ranuna menganggap Ranum sebagai pengkhianat karen Ranum mau menikah dengan mas?"
"Kalau dia tulus berteman dengan kamu harusnya dia tidak bersikap seperti itu." Sungguh saya sangat kecewa padamu, sehingga saya menjawab seperti itu. Dengan spekulasi kamu yang tanpa alasan itu kamu menjauhi sepupu saya. Bukankah itu tidak mencerminan muslimah yang baik?
Astagfirullah, maafkan saya Ranuna. Saya menghela napas berkali-kali, mencoba terima dengan keputusan yang sudah saya ambil.
"Mas keras kepala!" Tandas Ranum kesal.
Setelah saya menggagalkan proses taaruf kita, saya pasrah jika saya tidak bisa menikah sebelum mas Atha pergi ke Amerika 2 bulan lagi. Kalaupun mas Atha menginginkan hadir di pernikahan saya, saya akan menikah setelah mas Atha kembali dari pendidikan S3 nya, 5 tahun atau 10 tahun lagi.
Saya ikhlaskan kamu Ranuna. Jika kamu memang jodoh saya, bisakah kamu menunggu selama 10 tahun? Atau jika dalam perjalanannya kamu menemukan seseorang yang mampu membimbing kamu lebih mencintai Tuhan-Mu, demi Allah saya ikhlas Ranuna, daripada kamu bersama saya tapi Allah tidak meridhai cinta kita.
Tertanda,
Azmi Ananda
KAMU SEDANG MEMBACA
KCI 1.1 [Pengagum-Mu] -SELESAI-
Spiritual-Follow dulu sebelum baca- KISAH CINTA INSPIRATIF Aku tidak seberani Khadijah yang menyatakan cintanya lebih dulu pada Muhammad Aku juga tidak secerdas Fatimah yang selalu dibanggakan Ali Apalagi secantik sang Humaira yang selalu menyejukkan pandang...