From : Ranum
Hey Ranuna, kenapa kau tidak datang liqo tadi?
Padahal aku ingin mengenalkan kau pada dia. Tadi kami bertemu untuk pertama kalinya. Aku ditemani ummi Zaida, dan dia bersama murrobinya juga.Membaca pesan Ranum membuatku semakin yakin dengan prasangkaku, kalau laki-laki yang berta'aruf dengan Ranum adalah kak Azmi.
Pertama, untuk apa Ranum meminta maaf jika dia akan berta'aruf dengan seseorang dengan bertanya apakah aku sudah yakin mundur dari perasaanku terhadap kak Azmi.
Kedua, Ranum tidak sadar menyebut kak Azmi dengan sebuta Mas. Panggilan yang terdengar sangat hangat, padahal sebelumnya ia memanggil Azmi dengan sebutan Kak, sama sepertiku.
Ketiga, aku baru ingat kalau Ranum pernah bilang ia akan bertemu dengan laki-laki yang berta'aruf denganya seminggu lagi, dan itu tepat hari ini.
Ke emapat, Ranum mengirimkan pesan itu seakan ia ingin memastikan kalau aku akan baik-baik saja setelah mengetahui calonnya adalah kak Azmi.
Ke lima, Ranum bilang ia datang bersama Ummi Zaida, dan laki-laki itu bersama murrobinya. Bisa jadi pria paruh baya yang dipanggil Abi Zainal itu adalah murrobi kak Azmi.
Yang terakhir, saat kak Azmi bilang, "saya harap jika kami sudah sama-sama yakin, semoga Allah ridhoi untuk saya mengkhitbah...", dan disitu hanya ada Ranum. Kami di sini maksudnya kak Azmi da Ranum kan.
Kenapa harus kak Azmi yang mengajakmu berta'aruf, Ranum? Dan haruskah kau yang dipilih kak Azmi untuk menjadi pendampingnya, setelah ia sudah membuatku patah?
Kenapa takdir selalu tidak berpihak padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
KCI 1.1 [Pengagum-Mu] -SELESAI-
Espiritual-Follow dulu sebelum baca- KISAH CINTA INSPIRATIF Aku tidak seberani Khadijah yang menyatakan cintanya lebih dulu pada Muhammad Aku juga tidak secerdas Fatimah yang selalu dibanggakan Ali Apalagi secantik sang Humaira yang selalu menyejukkan pandang...