EKTRA PART (AFTER WEDDING)

2.7K 168 2
                                    

"Mas.." panggilku pada laki-laki yang baru selesai mandi setelah acara pernikahan kami.

"Jangan panggil saya, mas!" Tuturnya seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kenapa?" Tanyaku agak canggung, meski laki-laki itu kini sudah sah menjadi suamiku.

"Soalnya Ranum sudah panggil saya mas." Jawabnya datar.

"Oh begitu ya. Kalau begitu maafkan Ranuna."
Aku menghela berat. Jawaban kak Azmi sungguh membuatku cemburu.

Ya, cemburu pada Ranum yang terdengar lebih spesial dibanding aku, istrinya.

"Panggil saya seperti dulu kamu mengirimkan pengakuan cintamu itu." Tuturnya.

"Kak Azmi?" Ucapku spontan.

Detik selanjutnya Kak Azmi terkekeh. Aku sadar kalau ia sedang meledekku tadi. Menyebalkan.

"Ya, saya suka panggilan itu."

Meskipun masih agak kesal, aku mengangguk setuju.

"Kamu siap?"

"Siap apa?"

"Sholat isya sayang." Tutur Kak Azmi begitu manis. Ia sudah rapi dengan koko putih dan sarung hitamnya. Sementara aku segera beranjak mengambil wudhu, tak ingin membuat Kak Azmi menunggu lama.

Setelah sholat, untuk pertama kalinya aku mencium punggung tangan suamiku dan ia mencium keningku cukup lama.

"Sudah siap?" Tanya Kak Azmi, lagi.

"Siap apa?" Tanyaku balik.

"Ibadah kedua."

"Oh sholat sunnah ya?" Aku dengan semangat beranjak, tapi tiba-tiba kak Azmi mencekat tanganku yang masih berbalut mukenah.

"Maksud saya ibadah itu," jelas Kak Azmi, tapi tidak kunjung membuatku mengerti.

"Itu apa?" Tanyaku masih tidak paham.

"Ya itu," tutur Kak Azmi mencoba memberikan kode. Tapi emang dasarnya aku tidak peka ya susah.

"Itu apa?" Tanyaku, lagi dan lagi.

Kak Azmi tampak menghembuskan napas gusar. "Ibadah yang belum pernah kamu lakukan dan akan sering kita lakukan."

"Apaan sih kak?!" Responku gugup. Wajahku rasanya sudah panas. Pasti kak Azmi senang melihat istrinya seperti lobster rebus begini.

Kenapa saat itu aku selemot itu yaa Rabb. Jadi malu sendiri. Ekwkwk

"Ayo sholat dulu, ikutin niat saya!" Titahnya lembut.

Sebagai istri yang sholeha, aku menuritinya dengan senang hati.

Aku bergumam, begitu indah nikmat cinta yang Engkau berikan setelah pernikahan ini. Apalagi menjalaninya dengan Kak Azmi, laki-laki yang kukagumi sejak lama.

KCI 1.1 [Pengagum-Mu] -SELESAI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang