1

3 0 0
                                    

Sesampainya Sandra dirumah

"Sandra" Panggil sang ibu.

"Iya mah, kenapa?" Tanya sandra dengan menyerngitkan dahinya

"Emm.. Mama mau ngomong serius bisa?" Tanya sang mama hati - hati.

Sandra yang tadinya berdiri langsung duduk disamping mamanya.

"Iya ma, ada apa?" Dalam hati Sandra bertanya tanya apa yang ingin mamanya bicarakan. Biasanya mamanya tidak akan pernah bicara seserius ini.

"Kamu tau kan kalo mama sudah hidup sendiri selama 5 tahun?"

Ya, Sandra tau. Mama dan papanya bercerai saat Sandra mendudukki kelas 1 smp.

Flashback on

Di meja makan terdapat tiga orang yang sedang makan dengan hening.

"Ekhm" Deham sang papa

Sandra dan mamanya mendongakkan kepalanya menghadap sang kepala keluarga.

"Papa tau ini hal yang berat tapi papa yakin kamu sudah cukup umur untuk mengetahui ini. Ja-"

"To the point" Ujar Sandra memotong ucapan papanya dengan dingin.

"Mama dan papa akan bercerai" dengan satu tarikkan nafas mamanya berbicara seperti itu.

Sendok makan yang tadinya sandra pegang terjatuh dari tangannya.

Air mata Sandta satu persatu jatuh dari wajahnya. Munafik jika Sandra bilang tidak sedih jika orang tuanya akan berpisah. Walaupun dari kecil hidup Sandra di hiasi oleh bentakkan dan teriakkan kedua orang tuanya. Tetap saja dia mencintai dan menyayangi kedua orang tuanya.

Tanda menghiraukan keduanya Sandra langsung berlari kekamarnya.

"Tuh kan kamu si mas! Sudah saya bilang jangan kasih tau sekarang!" Teriak Amara

"Kamu nyalahin saya? Yang bilang tadikan kamu bukan Saya! Saya capek. Dan jangan lupa tanda tangani surat perceraian itu" Runi menggebrak meja dengan keras.

Suara itu terdengar jelas ke kamar Sandra. Dengan cekatan Sandra mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

Tuutt.. tuut..

"Halo?" Ujar seseorang dari sebrang sana

"Andra. Hiks.. Hiks.. San. Hiks.. Dra ta Hiks.. ta- kut Hiksss. Hikss" Ucap Sandra dengan tangan yang gemetar.

"Hei. Sekarang kamu tarik nafas dulu ok?"

Sandra melakukan apa yang Andra perintahkan.

"Terus? Hiks.. Hiks.." walaupun itu tidak membuat Sandra berhenti nangis, setidaknya itu sudah membuatnya tenang.

"Terus, apa ya? Hmm..Tinggal ngejen deh haha" Ujar Andra dengan tertawa garing.

"Apasih kamu. Aku lagi serius tau"

"Iya iya kenapa Ca?" Andra sengaja memamnggilnya dengan nama tersebut, karna menurut ia panggilan itu terasa lebih special.

Sandra langsung menceritakan tentang mama dan papanya yang akan cerai. Tentu saja Andra sedih mendengarnya. Andra selalu menguatkan Sandra jika Sandra sedang terpuruk, dan sebaliknya juga. Sandra akan menguatkan Andra ketika mereka terpuruk.

Mereka menjalin pertemanan dari kelas 1 SMP. Tanpa mereka sadari mereka telah jatuh cinta, satu sama lain.

Andra menembak Sandra saat mereka kelas 1 SMA. Dan mereka sudah berpacaran sejak 1 tahun yang lalu.

••••••••••••••••••••••

Hi again from me!!
Gmana part pertamanya?? I know ini masi terlalu absurd but hope you guys like it🙄

Maaf kalau ada typo or somethin'
Karna ini story pertama aku so masih basic banget tulisannya hehe😅

Oh ya jangan lupa Vote + Comment biar makin semangat nulisnya. Thank yuu!❤
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never ExpectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang