Happy reading
'Mian for typo'
💧
Donghyuk sudah berada di rumah Jiwon dari 3 jam sebelum acara, sedikit membantu dalam menyiapkan hal yang di perlukan. Donghyuk sekarang sedang beristirahat di sofa, sedangkan Jiwon sedang membeli daging untuk acara Barbeque-an.
Donghyuk membuka mata nya ketika merasa ada pergerakan di samping nya. "Jiwon hyung, kau sudah kembali?" bukan nya menjawab, Jiwon malah merebahkan kepala nya di atas paha Donghyuk. Donghyuk tersenyum sembari mengusap pelan kepala Jiwon. "Kau pasti sangat lelah ya hyung." Jiwon memiringkan tubuh nya sehingga wajah nya tepat berada di depan perut Donghyuk, dan langsung saja Jiwon menenggelamkan wajah nya kesana.
"Hyung geli~~" Donghyuk berusaha menjauhkan wajah Jiwon dari perut nya, ia merasa geli ketika kekasih nya itu meniup-niup perut nya.
"Biarkan seperti ini dulu." Jiwon semakin menenggelamkan wajah nya. "Tapi jangan meniup-niup perut ku, itu geli." Jiwon hanya berdeham.
Hanbin keluar dari kamar, dan mata nya langsung menangkap sepasang kekasih yang sedang berada di sofa. Hanbin memutar bola mata malas lalu menghampiri calon kakak ipar dan juga hyung 'tercinta' nya itu yang sedang berada di posisi ternyaman nya.
"Jiwon hyung, mengapa kau malah tidur disini?. Masih banyak hal yang harus disiapkan, bantu aku." Jiwon memutar tubuh nya menghadap Hanbin. "Membantu atau menjadi pembantu mu Kim pabo Hanbin?. Sedari tadi juga kau hanya mengurung diri di kamar tanpa melakukan apapun, aku dan Donghyuk yang mengurus ini semua." ucap Jiwon panjang.
"Kau tak ikhlas hyung?" Hanbin berpura-pura memasang wajah sedih, membuat 2 orang di hadapan nya berusaha menahan diri agar tidak melemparkan daging yang berada di meja ke wajah tampan itu.
"Ya ya ya, apapun untuk adik ku tersayang aku ikhlas. Puas." Hanbin tersenyum bodoh ke arah Jiwon.
Jiwon memperhatikan Hanbin dari atas hingga ke bawah.
Rapi.
"Kau mau kemana?" Hanbin menggaruk kepala nya yang sebenarnya tidak gatal itu.
"Aku ingin menjemput Jaewon." Jiwon menatap Hanbin dengan tatapan menyelidik. "Kekasih baru mu?" Hanbin menyengir.
"Kau baru putus kemarin dan sudah dapat pengganti nya, adik ku memang luar biasa." Jiwon menepuk keras paha Hanbin. "Awhhh, sakit hyung." Hanbin mengusap-usap paha nya yang di pukul Jiwon.
"Sudah sana pergi." Hanbin cemberut namun tetap melangkah kan kaki nya keluar rumah.
"Hyung, kemana pergi nya Hanbin yang cool?" Donghyuk menatap Hanbin yang menjauh.
"Hyung.. hyung~" Donghyuk menatap malas Jiwon yang tertidur.
💧
Pesta sudah dimulai, Jinhwan dan Yunhyeong juga sudah berada di rumah Hanbin. Jinhwan terus menggenggam tangan Yunhyeong sepanjang jalan bahkan hingga saat ini, Jinhwan merasa sangat gugup bertemu Hanbin. "Jinhwan, lepaskan tangan ku." Yunhyeong melepas paksa genggaman tangan Jinhwan. "Aku sangat gugup Yunhyeong~~" Jinhwan menekuk wajah nya.
"Heii.. kau yang waktu itu di halte kan?" Jinhwan menegang.
"Hahaha, tak usah tegang begitu. Aku Song Mino, sepupu Hanbin." Mino mengulurkan tangan nya ke hadapan Jinhwan, sembari tersenyum manis. Jinhwan menjabat tangan itu dengan canggung. "Aku kim Jinhwan, dan ini teman ku Song Yunhyeong." Mino menatap Yunhyeong penuh arti.
"Heii... marga kita sama, mungkin kah ini yang di nama kan jodoh." Mino berucap percaya diri sambil menatap Yunhyeong genit.
"Maaf saja ya, aku sudah punya kekasih dan aku pun tidak mau menjadi jodoh mu, tuan." jawab Yunhyeong ketus dengan wajah jutek nya. Mino tertawa pelan melihat nya. "Tenang lah, aku hanya becanda. Aku juga sudah mempunyai tunangan." Yunhyeong dan Jinhwan hanya menganggukan kepala nya.
"Mino hyung." Mino menoleh ke arah sumber suara, terlihat Hanbin dengan balutan kemeja hitam polos den ripped jeans bewarna senada. Simple tapi terlihat begitu keren. Menambah kadar ketampanan pemuda tampan itu.
Hanbin menghampiri mereka. "Kau." Hanbin menunjuk Jinhwan dengan tatapan kaget. Jinhwan tersenyum canggung. "Maaf, tapi Jiwon hyung yang mengundang kami." Hanbin tersenyum lalu merangkul Jinhwan. "Tidak apa-apa, aku senang pesta ku semakin ramai." Jinhwan membeku, saraf-saraf di tubuh nya mendadak tak dapat berfungsi.
"Hanbin, tak bisakah kau melepas tali sepatu hijau mu itu." Mino menepuk dahi nya pelan. Mendengar itu, Jinhwan dan Yunhyeong refleks melihat ke bawah, tepat nya ke sepatu Hanbin.
Benar, mereka orang yang sama. Adik Jiwon hyung dan pemuda di halte.
"Eumm... bolehkah aku bicara berdua dengan Hanbin!!" semua menatap Jinhwan. Yunhyeong menatap Jinhwan seolah bertanya 'kau yakin sekarang', Jinhwan menganguk.
"Baiklah, ayo ke taman." Hanbin menarik lembut pergelangan tangan Jinhwan. Jinhwan menatap tangan nya yang di genggam Hanbin, hati nya seketika menghangat.
"Mungkin kah kau Hanbin yang selama ini ku rindukan" gumam Jinhwan sangat pelan.
💧
Hanbin dan Jinhwan sudah berada di taman.
Hening.
Sebelum--
"Hanbin, kau ingat ini?" Jinhwan melepas cincin yang berada di kalung nya, dan menyerah kan pada Hanbin. Hanbin menatap cincin yang tak terlihat asing bagi nya.
"Ini---" Jinhwan menatap Hanbin penuh harap.
"Hanbin." Jaewon menghampiri Habin, kemudian melihat ke arah pemuda di samping Hanbin.
"Siapa dia?" Jaewon memperhatikan Jinhwan dari atas ke bawah.
"Dia teman Jiwon hyung." Jaewon hanya ber'oh' ria.
"Hanbin, temani aku di dalam ya." Jaewon bergelayut manja di lengan Hanbin. Jinhwan menatap nya tak suka.
"Baiklah-baiklah, Jinhwan ini cincin mu. Aku ke dalam duluan ya, nanti kau juga ke dalam, angin di luar sangat dingin--. Iya iya ayo ke dalam." Jinhwan hanya bisa menatap cincin itu dan Hanbin yang di tarik Jaewon bergantian.
"Kau tak ingat, atau memang bukan diri mu." Jinhwan dengan lesu berjalan memasuki rumah Hanbin lagi.
"Jaewon sialan. Mengganggu saja." Yunhyeong menghentak-hentakan kaki nya kesal.
Tak jauh dari tempat Yunhyeong, seseorang tersenyum melihat tingkah nya itu.
"Kau menyukai nya kan?"
"Yang benar saja, mana mungkin"
"Ayolah... seorang Goo junhoe tak bisa berbohong."
"Terserah kau saja"
Tbc....
Akhir nya kelar juga chapter ini. Maaf kalau cerita nya makin ga berbentuk dan masih banyak typo nya.
Gatau mau bilang apalagi😆
Jangan lupa voment ya♡♡
감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain - Binhwan
FanfictionBukankah lebih baik begitu, lupakan masalalu dan fokus lah pada masa sekarang dan masa depan kita.