N

310 46 2
                                    

Abaikan Typo

.
..
.

Jinhwan bosan, ia sudah menunggu Hanbin sejak setengah jam yang lalu, namun pria yang serstatus kekasih nya itu tak kunjung datang. Jinhwan menatap langit yang gelap, bahkan tetesan kecil air hujan mulai turun.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan nya, Hanbin keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri Jinhwan dengan memasang cengir khas nya. Jinhwan membuang pandangan nya dari Hanbin, ia kesal karena dibuat menunggu oleh pria itu.

"Maafkan aku membuat mu menunggu." Ucap Hanbin saat sudah berada di samping Jinhwan. Pria itu meraih sebelah tangan Jinhwan dan mengecup nya.

Semburat merah tercipta dipipi Jinhwan saat melihat orang disekeliling nya menatap kearah mereka. Jinhwan menarik tangan nya lalu memukul pelan lengan Hanbin.

"Apa yang kau lakukan, semua nya menatap kita?!!" Hanbin terkekeh melihat wajah kekasih nya jika sedang kesal seperti sekarang.

"Hanbin, hujan nya sudah turun bagaimana ini?" Jinhwan dan Hanbin duduk di kursi yang berada disana.

"Kita tunggu hingga sedikit reda ya." Hanbin mengusap lembut kepala Jinhwan.

Jinhwan merapatkan diri nya pada Hanbin, memeluk lengan kekasih nya itu dan bersandar pada bahunya.

"Kau tahu? hujan selalu mengingatkan ku pada nya." Ucap Jinhwan menatap kearah hujan. Hanbin diam, ia membiarkan kekasih nya itu melanjutkan cerita nya.

"Aku masih sangat ingat, bagaimana saat kami bermain dibawah hujan pada hari itu. Lalu saat dia dipanggil oleh eomma nya mau tak mau kami harus menyudahi acara bermain nya. Tapi kami membuat sebuah janji yang akan aku pinta jika bertemu dengan nya lagi." Jinhwan menghadap kearah Hanbin, meraih jari kelingking pria itu untuk dikait kan dengan kelingking nya.

"Sambil mengaitkan jari seperti ini kami berjanji untuk bermain bersama lagi saat hujan selanjutnya turun. Tapi, kenyataan pahit yang harus aku terima. Dia harus pergi bersama orang tua nya."

Hanbin merasakan sesuatu yang aneh saat mendengar cerita milik Jinhwan, seperti ia pun memiliki cerita serupa.

"Cincin yang menjadi satu-satu nya kenangan dari nya hilang." Ucap Jinhwan sedih.

"Apa kau tidak memberi sesuatu untuk nya juga?, mungkin itu bisa kau jadikan sebagai petunjuk." Jinhwan tersenyum penuh arti pada Hanbin.

Jinhwan beralih menatap jalan yang kini sudah basah, sambil terus tersenyum membayang kan kejadian pada saat itu.

"Ada, sebelah tali sepatu bewarna hijau yang terdapat nama ku disana." Hanbin menatap Jinhwan bingung, tali sepatu untuk apa. Itu kan sudah lama bisa saja sudah hilang bukan.

"Mengapa tali sepatu?" Jinhwan kembali memeluk lengan Hanbin.

"Karena saat itu orang tua nya sedang terburu-buru sangat tak mungkin jika aku kembali ke rumah mencari barang." Hanbin mengangguk membenarkan.

"Semoga kau bisa bertemu dengan nya lagi." Jinhwan mendongak menatap Hanbin, rasanya Jinhwan mengatakan bahwa Hanbin lah orang yang selama ini ia ceritakan.

"Ya, semoga saja."

"Tapi ingat! Jika kau bertemu dengan nya lagi jangan lupakan aku!" Jinhwan tertawa kerasa, bagaimana mungkin ia melupakan orang yang ia rindukan dan orang yang ia cintai.

"Tidak, akan. Aku kan hanya mencintai mu." Hanbin mencubit hidung Jinhwan membuat yang lebih kecil meringis.

"Sudah, ayo kita pulang. Hujan nya sudah reda." Hanbin berjalan mendahului Jinhwan, membuka kan pintu untuk kekasih nya itu. Setelahnya baru lah ia masuk kedalam mobil.

Jinhwan menatap keluar membiarkan Hanbin fokus pada jalan.

"Tidak sekarang Hanbin, tapi aku pasti akan memberitahu mu." Batin Jinhwan

.
..
...
....
...
..
.

TBC

Something In The Rain - BinhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang