#13

476 72 8
                                    

Bagaimana kabar Tyo setelah Widiya benar-benar memutuskan kisah mereka. Kini ia sedang dihadapkan dengan situasi yang rumit. Mamanya sudah berada di Yogyakarta sejak mendengar kabar putus dirinya dengan Widiya.

"Jadi, bisa jelaskan apa yang terjadi Sulistyo?" tanya mama.

"Sudah jelas ma, Tyo lebih memilih Febri. Kami sudah menikah sebulan yang lalu." jawab Tyo.

Sang mama yang saat itu sudah siap dengan segala jawaban Tyo hanya bisa diam, berpikir bahwa apa yang dilakukan sang anak memang sangat keterlaluan. Dengan sisa kesabarannya, ia hanya mampu membawa langkah kakinya pergi meninggalkan tempat pertemuan mereka.

***

Selang dua hari dari kembalinya mereka berkunjung ke kota Yogyakarta, Widiya kini membawa kabar bahagia. Kabar ini tentu saja sudah terdengar hingga keluarga Tyo, Tyo sendiri mengetahui kabar ini secara langsung dari sang Mama.

Jujur saja, jauh di lubuk hati Tyo nama Widiya masih bertalu nyaring dan mampu membuat hatinya gundah. Keputusannya menikah secara agama saja dengan Febri itu semua agar cara Tyo meminta restu kepada keluarganya lebih mudah, tetapi ia salah.

"Mas, ini lho dimakan. Kamu dari tadi ngelamun mulu." ujar Febri.

Tyo tersentak kaget, ia langsung menoleh ke Febri tetapi yang ia panggil justru nama Widiya.

"Kamu lagi mikirin mantan kamu itu?" tanya Febri emosi.

Tyo jelas kelabakan dengan kesalahan jawabannya. Bagaimanapun Febri berhak marah karena statusnya kini.

"Enggak kok Feb, mas makan di galery aja ya. Kamu hari ini mau mas jemput?" tanya Tyo mengalihkan.

"Enggak usah, aku pulang sendiri nanti. Kerjanya yang fokus, awas kamu kalau masih ketahuan galauin dia." ancam Febri.

Dengan menghela napas lelah, Tyo menganggukan kepala mengiyakan. Lebih baik begini dari pada Febri mengancam bunuh diri untuk kesekian kalinya.

***

Tyo tiba di galery lebih awal, temannya sampai bingung. Kenapa juga Tyo harus datang padahal ini jadwal liburnya.

"Lho mas, sampean enggak off?" tanya temannya.

Tyo menggeleng, ia lebih baik tidak off dari pada harus mendapatkan pertanyaan dari Febri.

Duduk termenung di cafe yang memang terletak di bagian belakang tempatnya bekerja, Tyo mengecek sosial medianya. Mengingat ia berteman dengan beberapa teman Widiya, otomatis ia juga akan menemukan postingan acara lamaran tersebut.

"Kamu memang pantas bahagia bukan denganku Wid. Semoga selamanya aku bisa lihat senyum itu, walau bukan aku penyebab kamu tersenyum." ujar Tyo getir.

Mematikan daya ponselnya, Tyo beranjak pergi dari galeri dan memilih ke pantai untuk melepas lelahnya.

***

Dentingan suara dari ponselnya membuat Tyo sedikit terusik dari sesi melamunnya di pantai. Pesan singkat dari sang mama membuatnya terheran, ditambah pesan berikutnya yang datang dari Febri yang memberikan kabar mengejutkan.

"Enggak mungkin..."

Dengan segera Tyo membalas pesan daei Febri, memastikan apakah kabar itu benar adanya. Tetapi sepertinya itu hanya tinggal harapan saja.

From : Febri
Congratulation for you and me... Dia hadir disaat yang tepat, my little baby.

***

Udah jangan banyak-banyak.. Kesian Tyo, cukup kupingnya pengang akibat dijulidin klean 🤣🤣

I hope your enjoy with my story..
Maaf kalau banyak kurangnya..

Bersiap untuk episode terakhir yaa..

Sudah siapkan kata perpisahan untuk Widiya?

Akhir kata
Bye 👋

Jakarta, 05 Januari 2019
Bianne205

WIDIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang