"6"

31 4 0
                                    

Didalam mobil Zeni,suasananya begitu suram,tak ada suara kecuali klakson yang zeni bunyikan,pantas saja karin bersifat dingin,bersama abangnya sendiri saja ia malas berbicara,apalagi dengan teman temannya?

Alina yg merasa tidak nyaman langsung membuka obrolan dengan karin

"Rin,gue tadi ketemu cowok ganteng banget tau"
"Oh",alina pun langsung memukul pelan lengan karin karena jawabannya itu yg sangat SINGKAT PADAT DAN JELAS
"Gue cerita serius" desak alina
"Yaa terus gue harus apa?"
"Dengerin kek atau respon apa gitu yg buat gue seneng"
"Yaa gue kan udh jawab tadi"
"Bodo lah rin,kesel gue sama lo" kata alina mengerucutkan bibirnya kesal

Karena alina yg sepertinya bosan,Zeni pun angkat bicara
"Maafin karin lin,dia emang gitu,Ngeselin,tapi kalo lo kenal dia lebih jauh,dia bisa jadi orang yg paling ngertiin lo" kata zeni yg tetap fokus menyetir
"Apaansih bang,sok tau banget lo jadi orang"sentak karin karena tidak terima dirinya di bicarakan,lalu alina pun angguk² tanda mengerti.

Sampai dirumah alina,karin dan zeni pun ditawarkan masuk kedalam rumahnya untuk sekedar minum teh atau mengobrol lebih banyak lagi namun hal itu harus ditunda karena karin ingat ada Rafa dirumahnya

"Yauda gue pergi dulu lin" ujar zeni sambil melambaikan tangannya dan dibalas riang oleh alina,sedangkan karin dengan cepat menyeret abangnya yg sangat memalukan itu

"Sakit woy!"hentak zeni karena dirinya ditarik seperti kambing yg ingin diberi makan
"Lo gk inget punya tamu dirumah?"
"Oh iya gue lupa,ayolahh" balas zeni yg langsung berlari setelah tarikan di bajunya dilepas oleh karin

*Dirumah karin*

Karin mengetok kamar Rafa agar keluar dari kamar dan makan malam bersama

Tok tokk

"Rafa?lo didalem?"

-HENING-

"Raf,rafaa,lo didalem kan?" Teriak karin yg menggedor pintunya lebih keras lagi,tetapi tetap saja tidak ada jawaban dari dalam,karin pun membuka pintunya dan terkejut karena pintu kamarnya tidak terkunci,karin membuka perlahan² dan tidak menemukan seseorang di dalam sana,ia panik dan langsung menemui zeni untuk memberitahukan hal tersebut

"Bang,Rafa gk ada di kamarnya!"
"Jalan jalan kali" ujar Zeni santai
"Kalo emang jalan jalan,dia bakal ngirimi gue pesan atau nelfon gue"
"Berarti dia ilang dong?" kata zeni seolah ia baru saja mengerti
"Lo mah lola,gue keluar dulu buat nyari" pamit karin yg langsung meninggalkan rumah nya untuk mencari Rafa

30 menit sudah,karin dan zeni mencari Rafa kemana mana namun hasilnya nihil,karin sudah menghubungi semua teman Rafa dan tidak ada satupun yg melihat atau dihubungi oleh cowok satu itu

Saat karin sudah putus asa,ia melihat jejak kaki yg sepertinya tanpa memakai alas kaki,karin tanpa ragu langsung mengikuti jejak kaki tersebut yg sepertinya mengarah ke danau rindang,dan benar saja disana karin melihat Rafa yg duduk sendirian di pinggir danau

"Ngapain lo keluar gk bilang gue?" Tanya karin yg sudah duduk disebelah kanan Rafa
"Gue bosen"
"Kan udah gue bilang mending sekolah aja"
"Gue gak mood aja rin"
"Lo kenapa?cerita sama gue,mungkin gue bisa bantu" kata karin karena sudah lelah melihat wajah Rafa yg hampir mirip mayat hidup,tanpa menjawab Rafa langsung menyenderkan kepalanya di bahu karin dan memejamkan matanya,sontak saja karin terkejut tapi tidak menepis perlakuan Rafa tersebut

"Gue capek rin,gue ngerasa gk guna lagi hidup di dunia ini" ujar Rafa tanpa membuka matanya
"Lo gk boleh ngomong gitu,lo masih dibutuhin kok,buktinya aja gue nyariin lo" kata karin yg sama² menghadap ke danau
"Cuma lo yg bisa ngertiin gue rin" kata Rafa tersenyum.

Gaje?iya emang:)

Author slow up yaa
Mau ujian:v



*Syifaa31

The ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang