"10"

24 5 0
                                    

"Lo mau ngomong apa?"tanya Rafa menyadarkan karin yg sedari tadi diam memandangi gedung² lainnya
"Maya sama bang Zeni ketemuan,gue sama lo disuruh pisah"
"Maksud lo?"tanya Rafa bingung
"Gue sama lo harus pisah!"teriak karin,sedetik kemudian ia menunduk meratapi perbuatannya barusan
"Gue gk bisa rin"ujar Rafa
"Kenapa?"
"Karena gue sayang sama lo!"bentak Rafa
~HENING~
"Rin,maafin gue"
"Gapapa,ini salah gue juga"
"Salah lo?"tanya Rafa lagi
"Kayaknya kita harus cari tahu kaitan maya sama perusahaan ayah lo"
"Maya?"
"Iya,sepupu gue,gue rasa dia nyembunyiin sesuatu yg penting karena gue sering mergoki dia sedang telponan dengan seseorang yg gue duga ayahnya,mereka selalu bahas dokumen atau perusahaan lo dan gk jarang dia bahas lo juga"jelas karin tanpa menatap Rafa sedikitpun
"Jadi?"
"Gue bakal bantuin lo"ucap karin dan langsung pergi meninggalkan Rafa yg masih diam mematung di tempat itu

                               ~

"Lo udh ke kamar bang zeni?"tanya karin pada alina
"Udah rin"
"Trus gimana?"
"Dia baik baik aja kok,dia udah bangun"
"Syukurlah,lo mau pulang sekarang?"Tawar karin
"Rin,tetep jagain bang Zeni ya"
"Hm"
"Gue rasa selama ini gue suka sama dia"
"Lalu?"
"Dia udah punya cewek?"
"Setahu gue belum"
"Oh okee,makasih rin,gue pulang dulu"
"Bawa mobil?"
"Iya"
"Oke" balas karin yg langsung menuju kamarnya

-Tiittt tiitt-

Ponsel karin berdering dan terpampang nama maya disana,karin ragu untuk mengangkatnya dan saat ia ingin menggeser tombol hijau,Rafa merebut ponselnya dan menjawabnya lalu mengaktifkan _Loundspeaker_     

"Hallo rin"

Rafa menganggukkan kepalanya tanda bahwa karin harus menjawab
"Apa?"
"Tolongin gue rin"ucap maya memohon
"Kenapa?"
"Tolong datang ke alamat ini"
"Ngapain?"
"Datang aja,gue tunggu,jangan sampe telat dan satu lagi,jangan ajak siapapun"
"Oke"

Tutt

Telepon dimatikan secara sepihak oleh maya,Karin terdiam ditempat karena bingung dirinya harus berbuat apa,Rafa memegang kedua bahu karin dan meyakinkan bahwa dirinya akan melindungi karin

"Ikutin aja dulu permainan maya,gue janji gue bakal selalu ada disamping lo rin"ujar Rafa
"Tapi Raf..."
"Shhtt,ayo berangkat"
"Bang zeni?"
"Gue udah hubungi alina buat balik lagi kesini"
"Oke"

Mereka pun pergi menggunakan mobil karin menuju ke alamat yg sudah dikirimkan melalui pesan oleh maya

Gedung konstruksi yg belum jadi.

Disinilah mereka berdua sekarang,Rafa harus melepas karin sendirian karena itu permintaan maya,Rafa dan karin sudah menyusun rencana selama perjalanan tadi dan mereka berharap semuanya berhasil

"Rin,inget,kalo gue ada disebelah kanan atas"
Karin menganggukkan kepalanya dan mulai masuk kedalam gedung tersebut

Gelap dan dingin

Itulah yg karin rasakan saat ia pertama kali menginjakkan kaki ditempat ini

"Akhirnya kamu datang juga"ucap seorang lelaki paruh baya namun karin tidak melihat jelas wajah lelaki itu karena minimnya pencahayaan
"Anda siapa?"tanya karin tanpa rasa takut sedikitpun
"Saya?kamu tidak mengenal saya?wahh kamu keponakan durhaka yaa"
"Pak Arya?apa yg anda lakukan disini dan apa maksud ada mengajak saya kesin....aaah"
-BRUK-
Karin jatuh terperosok ke bawah dan ternyata lantai yg diinjaknya sudah dipasang jebakan,karin pingsan seketika,"Shit!" Umpat Rafa dan ia hampir saja berlari menemui karin jika dirinya tidak ingat bahwa ia harus melindungi gadis itu

-15 menit kemudian-

"Gue dimana?"ucap karin yg melihat dirinya sudah terikat di tangan dan kakinya
"Sudah bangun ternyata"ujar pak Arya yg notabene pamannya sendiri
"Apa yg anda inginkan dari saya?harta?,coba ingat² harta anda bahkan lebih besar dari harta orang tua saya!,tahta?heii orang tua saya udah meninggal!"bentak karin,sedetik kemudian cairan bening terjatuh dari matanya
"Iya saya tahu bahwa orang tua kamu meninggal karena kecelakaan bukan?kecelakaan saat mereka ingin pergi ke Eropa untuk bisnis?kecelakaan yg melibatkan sebuah Truk dan mobil sedan,apakah benar?"ucap pak arya lalu dirinya pun tertawa,karin terkejut mengapa pak arya mengetahui detail tentang orang tuanya dan saat itu juga karin menaruh curiga atas keterlibatan pak arya dalam kecelakaan orang tuanya

"Apa yg anda inginkan?"tanya karin sabar
"Saya hanya ingin kamu mau membantu saya"
"Bantu?"
"Ambil dokumen yg ada di Rafa"
"Dokumen apa yg anda maksud?"
"Dokumen perusahaan saya ada di anak itu,jika kamu berhasil maka saya akan memberi kamu setengah dari saham perusahaan saya"
"Jika saya menolak?"
"Saya akan membunuhmu sekarang juga"
"Silahkan"ucap karin dengan senyum sinisnya
"Ohh benarkah?baiklah saya akan mempertemukan kamu dgn anak saya untuk mengucapkan perpisahan mungkin"ujar pak arya dengan tawa yg meledak ledak

Maya muncul dengan raut wajah ketakutan,ia merasa sangat bersalah atas perbuatan ayahnya sendiri
"Maafin gue rin"ucap maya dengan tangan yg gemetar
"Jadi selama ini lo kayak gini sama gue?"
"Maafin gue rin,gue bener bener bingung harus gimana,dia ayah kandung gue rin"isak maya tetap menunduk dan tidak berani menatap karin walau sebentar
"Lo,jangan pernah muncul di hadapan gue lagi"kata karin dingin
"Rin,gue bener bener bingung"
"Sekarang lo pergi sebelum gue habisin lo detik ini juga"bisik karin
Maya pun pergi meninggalkan karin dengan langkah berat
                               ~
"Bicaranya sudah?"tanya pak arya sambil tersenyum,entah senyum apa yg ia tampilkan

"Anda mau dokumen ini?" Rafa tiba² muncul dengan tangan yg memegang amplop coklat yg masih terikat rapat
"Oh pacar kamu disini rupanya,kalian memang sehati ya,mau mati sama sama"ujar pak arya
"Jangan sentuh karina"tegas Rafa dengan rahang yg mengeras dan tangan yg terkepal kuat
"Baiklah,Nori tembak dia!"ucap pak arya sambil menunjuk Rafa.
Saat pistol tersebut sudah menargetkan Rafa tiba² Zera,Arga dan pak Roy bersama anak buahnya datang lalu memukuli anak buah Arya satu persatu,mereka adu jotos selama 30 menit yg akhirnya dimenangkan oleh kelompok pak Roy dan teman² Rafa.
Rafa langsung mendatangi karin dan melepaskan ikatan yg ada di tubuh karin lalu memeluk karin erat,ia merasakan tubuh karin yg bergetar hebat dan dingin.

"Rafa awas!!"karin spontan menggantikan posisi Rafa agar dirinya yg tertembak,peluru tersebut tepat mengenai bagian perut kanan karin yg membuat semua orang disana terdiam,Pak roy yg tidak terima langsung menghajar orang itu habis²an hingga terkapar tak berdaya di tanah.

"Rin lo harus tahan,ambulans bentar lagi sampe kok"ucap Rafa panik
"Udahlah,gak usah difikirin,gue baik baik aja"balas karin tenang
"Bego ya,udah tau sakit gini masih aja bilang gapapa"
Karin tersenyum dan mengingat bahwa dirinya pernah berkata seperti itu saat pertama kali mereka bertemu
"Lo ma....masih inget aja Raf"kata karin lalu perlahan lahan pandangannya mulai gelap dan--
Karin pingsan di dekapan Rafa.

Haiiii mantemann,budayakan vote setelah membaca yaa:))

*syifaa31

The ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang