17. Kecewa

3.8K 394 6
                                    

Sejak 3 bulan yang lalu, kini semuanya kembali seperti semula. Karna pengobatan yang dijalaninya Iqbaal berhasil melawan penyakit itu. Dokter sudah menyatakan bahwa Iqbaal sembuh total walaupun masih dalam masa pemulihan.

Kandungan (Namakamu) sudah memasuki usia 6 jalan 7 bulan. Untuk masalah ngidam, (Namakamu) hampir tidak pernah meminta sesuatu yang aneh. Dan sepertinya Iqbaal cukup bersyukur akan hal tersebut.

"Yang, serius ini tuh Dana sama Shila mau kawin?" tanya Iqbaal tidak percaya. Bahkan siapapun yang mengetahui hal ini pasti tidak akan percaya.

"Ih yaiyalah. Dibaca deh itu kan ada undangannya"

"Percaya ngga percaya ini mah" ujar Iqbaal yang masih takjub membuat (Namakamu) terkekeh pelan.

"Eh iya, kata mama kan hari ini kita harus ke butik" peringat (Namakamu).

Iqbaal mengerutkan keningnya. "Ngapain?"

"Loh aku kan sepupu Dana sayang. Ya otomatis kita pake baju khusus keluarga dong"

"Iya ya? Kok aku lupa sih?"

"Yee dasar kamunya aja emang pelupa!" cibir (Namakamu).

"Eh tapi kok cepet banget buat bajunya? Kan acaranya masih bulan depan"

(Namakamu) berdecak pelan. "Ck, kan bikin baju itu ga sebentar Iqbaal. Apalagi kita bikinnya banyak"

"Terus kamu mau bikin bajunya gimana? Samain sama yang lain apa beda?"

(Namakamu) terdiam sejenak. "Kayaknya aku dibikin dress aja deh. Kalo sama sama yang lain susah. Bawahannya kan rok kain gitu" putusnya kemudian.

Tentu saja Iqbaal setuju dengan pemikiran sang istri. "Lagian kasian si adek kalo kamu mau pake bawahan rok. Gak nyaman juga kan dikamunya?"

"Heeh. Sekarang juga aku lebih enak pake dress daripada celana"

"Yaudah mau berangkat sekarang apa nanti?"

"Sekarang aja Baal. Aku siap-siap bentar ya"

Kemudian (Namakamu) berjalan ke kamar diikuti oleh Iqbaal di belakangnya. Setelah siap mereka segera menuju ke butik yang sudah dijanjikan.

☁☁☁

Setelah selesai dengan urusan di butik, Iqbaal dan (Namakamu) pamit untuk pulang. Saat ini mereka masih berada di tengah kemacetan ibukota.

"Ini mau langsung pulang atau kemana?" tanya Iqbaal pada (Namakamu) yang sedang sibuk memainkan handphone nya.

(Namakamu) menoleh, lalu balik bertanya. "Emang mau kemana lagi?"

"Kali aja kamu mau beli sesuatu gitu. Ada ngga?"

"Aku lagi pengen kebab sih"

Iqbaal terkekeh pelan. "Serius? Kok aku juga mikir gitu ya daritadi?"

"Ini berarti si adek ngikutin ayahnya" (Namakamu) berujar sambil tertawa pelan.

Lengan kiri Iqbaal terangkat untuk mengelus perut (Namakamu). "Duh pintarnya anak ayah"

"Iya dong. Siapa dulu bundanya" balas (Namakamu) menirukan suara anak kecil.

"Jadi beli kebab dimana nih? Yang di tempat biasa aja mau?" tawar Iqbaal mengingat lokasi mereka saat ini tidak terlalu jauh dengan tempat yang dimaksud.

"Iya disitu aja. Aku suka kalo yang itu"

Tak lama kemudian jalanan kembali normal. Setelah sampai di tempat tujuan Iqbaal memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Sequel Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang