Hari ini adalah hari terakhir Iqbaal cuti. Besok, ia sudah mulai kembali bekerja seperti biasa. Karna itulah hari ini ia sibuk menghabiskan waktunya bersama (Namakamu) dan Nayara.
"Bun, cuti ayah nambah lagi ya?" rengek Iqbaal layaknya anak kecil minta dibelikan mainan.
"Heh, enak aja kalo ngomong! Kalo cuti terus bisa-bisa berantakan tuh kerjaan kamu"
"Enggak bun. Kan ada ayah, ada Fabian juga"
(Namakamu) tetap menggelengkan kepalanya. "No! Kamu cuti udah lama, masa iya masih kurang?"
Memang Iqbaal kemarin mengambil cuti hanya dua minggu. Tapi sebelum (Namakamu) lahiran, Iqbaal jarang pergi ke kantor dan memilih untuk menghandle semuanya dari ponsel. Kecuali jika ada problem baru Iqbaal mau pergi ke kantor.
"Lagian kasian ayah sama Fabian. Pasti kewalahan juga handle semuanya selama kamu gak ada" lanjut (Namakamu).
Iqbaal mengerucutkan bibirnya. Melihat istri dan anaknya setiap bangun tidur membuat Iqbaal menjadi sangat betah dirumah.
"Aku kan pengen main sama Naya. Pengen unyel unyel dia"
Mendengar kata unyel-unyel, (Namakamu) terkekeh pelan. "Pulang kerja bisa kan main sama si adek?"
"Iya bisa. Tapi biasanya jam segitu si adek udah kamu boboin. Ntar kalo aku unyel-unyel pas dia bobo kamunya ngomel" jelas Iqbaal masih tidak rela.
"Yaiyalah aku ngomel. Ntar kalo Naya kebangun terus nangis kamu gabisa diemin lagi sih"
"Hmm" balas Iqbaal tak bergairah.
Jika sudah begini, (Namakamu) harus merayu Iqbaal dan mengembalikan mood suaminya itu.
"Yah, kita ajak Naya jalan aja gimana?"
Iqbaal yang tadinya fokus dengan handphone, mendadak mengalihkan pandangannya ke arah sang istri. "Ayo! Eh tapi gapapa Naya diajak jalan?"
"Ngga papa. Kita jalan-jalan aja, cari makanan gitu. Terus ntar makannya dirumah. Jadikan Naya di mobil aja ngga kemana-mana" saran (Namakamu) dan tentu saja Iqbaal setuju.
"Hayuk lah. Aku juga lagi pengen seblak" ujar Iqbaal yang kemudian bangkit dari tidurnya.
(Namakamu) pun melakukan hal yang sama. Ia meletakkan Naya di kasur kemudian berjalan ke arah walk in closet.
"Kamu mau ganti baju gak?" tanya (Namakamu) sedikit berteriak.
"Enggak deh bun. Aku gini aja" jawab Iqbaal karna ia merasa baju kaos dan celana levis pendek selutut sudah cukup.
Begitu juga dengan (Namakamu). Ia hanya mengganti pakaiannya menggunakan baju kaos berlengan, cardigan, dan bawahan legging panjang.
#holangkayahsabeb.
Setelah menyiapkan sedikit perlengkapan Nayara, mereka langsung turun ke bawah dan berpamitan dengan bi Asih.
Mobil dengan merk Toyota Fortuner keluar dari halaman rumah yang cukup megah itu. Disusul oleh satpam rumah yang menutup gerbang karna majikannya sudah keluar.
"Kemana dulu nih?" tanya Iqbaal yang sedang fokus mengemudi.
"Terserah aja, muter-muter dulu juga gak papa. Ntar kalo pas lewat ada yang pengen dibeli aku ngomong ke kamu"
"Tapi jangan mendadak ya bilangnya, ntar aku mendadak juga berhentinya"
(Namakamu) terkekeh pelan. "Iya enggak. Dari jarak 200 meter aku bilang ke kamu"
"Ya nggak segitu juga bun. Emang kamu ngeliat gitu?"
"Hehe. Ya nggak lah, kecuali aku pake teropong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel Love [IDR]
FanfictionBahkan aku sempat berpikir aku akan benar-benar kehilangan kamu. 1st published June 1, 2018.