10. Rindu

4.2K 430 17
                                    

Tidak peduli apapun tanggapan (Namakamu) nantinya. Yang jelas, Iqbaal sangat khawatir dengan keadaan sang istri. Saat ini ia sedang berjalan menuju ke ruangan (Namakamu) yang berada di lantai atas.

Royal Suite

Iqbaal menghentikan langkahnya saat sampai didepan ruangan (Namakamu). Berbarengan dengan itu, seseorang membuka pintu dari dalam.

"Sore tante" salam Iqbaal yang tentu saja mendapat respon baik dari tante Vita.

"Yaampun Iqbaal, akhirnya kamu dateng juga" ujarnya sembari tersenyum. "Masuk aja, ada Dean di dalem. Tante mau pulang ke rumah sebentar. Tante tinggal dulu Baal" pamit tante Vita yang lalu melenggang pergi.

Setelah dipersilahkan Iqbaal melangkah masuk. Tidak lupa untuk menutup pintu ruangan.

"Dean"

Merasa terpanggil, sang pemilik nama menghentikan kegiatannya sebentar lalu menengok. "Eh Iqbaal, sini" panggil Dean dengan suara yang sangat pelan. Mungkin tidak ingin mengganggu (Namakamu) yang masih tertidur.

Iqbaal mendekat ke arah Dean lalu bertanya, "(Namakamu) kaya gini karna apa? Jelasin ke gue"

"Kemaren, (Namakamu) sempet kepikiran sama lo"

Kening Iqbaal mengerut. "Kepikiran? Maksudnya?"

"Dia bilang, perasaannya gaenak. Waktu nanya ke Teteh katanya lo baik-baik aja. Tapi lo tau sendiri kan (Namakamu) gimana? Dia ga bakal percaya gitu aja. Yang awal nya (Namakamu) lagi kurang fit ditambah kepikiran kaya gitu ya pasti drop lah. Ditambah dia lagi hamil sekarang"

Jadi, (Namakamu) begini karna dirinya.

"Tapi bener kan Baal lo ga apa-apa kemaren?"

Iqbaal menghela napas lalu menggeleng pelan. "Gue sempet dirawat"

"Pantesan" Dean bergumam pelan menanggapi jawaban Iqbaal.

Perlahan, Iqbaal berjalan mendekati ranjang (Namakamu). Ditatapnya wajah pucat sang istri lekat-lekat. Huh, semakin kesini Iqbaal semakin merasa bersalah.

"Maafin aku (Nam), maaf" sesal Iqbaal. Tangannya beralih untuk mengelus kepala (Namakamu).

Entah (Namakamu) sudah puas tertidur atau merasa terusik karena perlakuan Iqbaal, ia terbangun. Matanya mengerjap beberapa kali, memastikan apakah benar Iqbaal yang berada di hadapannya saat ini.

"Iqbaal" lirih (Namakamu).

"Kenapa? Hm? Ada yang sakit?" tanya Iqbaal cemas.

(Namakamu) menggeleng. Kemudian tangannya yang terbebas dari jarum infus beralih untuk menggenggam tangan Iqbaal.

"Hey, kok nangis? Kamu kenapa?"

"Aku kangen" ucap (Namakamu) tanpa memandang wajah Iqbaal.

Iqbaal tersenyum simpul. Bahkan dirinya juga sangat rindu kepada sang istri. "Iya, aku juga. Tapi sekarang aku udah disini kan?"

Tidak menjawab, (Namakamu) kembali melontarkan pertanyaan yang mampu membuat Iqbaal berpikir keras untuk menemukan jawaban. "Selama aku tinggal kamu baik-baik aja kan? Atau beberapa hari ini, ada sesuatu yang terjadi sama kamu?"

Sequel Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang