18. The wedding

4.2K 370 5
                                    

(Namakamu) terbangun saat jam menunjukkan pukul 5 pagi. Hal yang pertama kali ia lihat yaitu Iqbaal yang masih tertidur dengan posisi memeluknya. Kemudian (Namakamu) menempelkan punggung tangannya dengan kening Iqbaal.

"Astaga, ini sih panasnya belum turun dari kemaren"

Perlahan (Namakamu) menyingkirkan tangan Iqbaal yang melingkar diperutnya.

"Nghh kamu mau kemana?"

"Sebentar. Aku mau ke bawah ambil kompresan" ujar (Namakamu) sambil mengelus rambut Iqbaal.

"Disini aja. Jangan kemana mana"

"Bentar aja. Kalo ngga dikompres panasnya ngga turun turun"

Iqbaal mengangguk pelan, kemudian kembali memejamkan matanya. Sementara itu (Namakamu) turun ke bawah untuk mengambil kompresan sekalian meminta tolong kepada bi Asih untuk membuatkan bubur.

"Nanti tolong anter ke kamar ya bi. Sekalian sama obatnya" pesan (Namakamu) lalu kembali ke kamar.

Setelah meletakkan mangkuk yang berisi air di atas nakas, (Namakamu) duduk di samping Iqbaal.

"Abis ketemu mantan malah sakit" (Namakamu) bergumam pelan membuat Iqbaal membuka matanya.

"Kok jadi ke mantan sih yang?" tanya Iqbaal sambil mengerucutkan bibirnya. Gemas haha.

"Enggak-enggak. Aku cuma bercanda ih"

"Lagian aku aja gatau kenapa aku bisa sakit" ujar Iqbaal membuat (Namakamu) terkekeh pelan.

"Ada-ada aja kamu mah. Gimana rasanya? Udah enakan belum?"

"Ehm, kalo dirawat sama kamu mah langsung sembuh"

"Iqbaal! Aku nanya serius nih"

Iqbaal tertawa pelan. Istrinya benar-benar menggemaskan. "Udah lumayan kok. Cuma ya masih agak pusing gitu"

(Namakamu) mengangguk paham. Kemudian ia mengambil handuk kecil di dahi Iqbaal untuk kembali dicelupkan ke dalam air. Begitu seterusnya diiringi dengan percakapan kecil mereka pagi ini.

Tepat pukul setengah 7, bi Asih datang ke kamar sambil membawakan bubur untuk Iqbaal. Tidak lupa juga sarapan untuk (Namakamu).

"Udah gapapa, aku makan sendiri aja. Jadi kamu bisa makan juga"

"No! Kamu kalo makan sendiri nanti pasti ga abis. Ada aja alesannya" omel (Namakamu).

"Ih tapi kasian si adek, nanti dia kelaperan gara-gara bundanya belum makan"

"Yaudah makannya jangan banyak omong. Nanti kalo kamu ngga selesai-selesai aku juga ga makan-makan"

Akhirnya Iqbaal hanya bisa pasrah. Ia makan disuapi oleh (Namakamu). Memang benar, kalau sedang sakit seperti ini Iqbaal tidak pernah habis jika makan sendiri.

☁☁☁

Saat ini Iqbaal dan (Namakamu) sedang berada di acara peresmian restoran baru milik Aldi dan Bianca. Tentu saja yang lain juga berada di sana. Hitung-hitung sekalian meet up.

"Jadi gimana? Iqbaal atau (Namakamu) junior nih ponakan gue?" tanya Bianca antusias.

"Ehm, ada lah. Rahasia pokoknya" jawab (Namakamu) sembari tersenyum ke arah Iqbaal.

"Kalo misalnya cewe nih ya, berarti lo sama Aldi pemecah rekor nih cowo sendirian" ledek Fauzan.

Aldi terkekeh pelan. "Gapapa lah. Anak gue ntar banyak ceweknya"

"Iya. Kaya bapaknya" ujar Bianca menimpali.

Mereka pun tertawa saat melihat reaksi Aldi. Memang belakangan ini kesibukan masing-masing sangat padat membuat mereka jarang bertemu.

Sequel Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang