Naruto/Terasu, Mamoru, Haku, dan Suigetsu sekarang berada di area yang sangat menyeramkan.
"Area 44, Hutan ini bisa dibilang hutam kematian." Ucap pengawas tes Ujian Chuunin kedua, Anko Mitarashi dengan penuh seringaian. "Kalian bisa melihatnya nanti di dalam kenapa hutan ini dipanggil hutam kematian." Lanjutnya masih dengan seringaian yang terpampang di wajahnya.
"Baiklah, akan kujelaskan testnya," Ucap Anko, setelah itu ia mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. "Tapi sebelumnya, kalian harus menandatangi kesepakatan ini. Karena akan ada kematian nanti. Hehehe..." Lanjut Anko dengan cengirannya. Para pesertapun hanya sweatdrop dan menandatangi kesepakatan itu.
"Baiklah," Anko menarik nafasnya. "Jumlah kalian ada 78 jadi pasti ada 26 tim. Kalian akan bekerja dengan kelompok kalian." Ucapnya. "Sebelumnya, aku akan jelaskan tentang Area 44 atau bisa dibilang Hutan Kematian ini." Anko menjelaskan. "Ada 44 pintu gerbang disini. Lalu, di tengah hutan sana ada sungai dan sebuah menara. Dari menara ke gerbang kira-kira 10 kilometer." Jelas Anko setelah itu ia mengeluarkan dua buah gulungan. "Satu tim akan mendapatkan salah satu gulungan ini. Gulungan Surga dan gulungan Bumi. Jadi, 13 Tim akan mendapatkan gulungan Surga dan 13 lainnya akan mendapatkan gulungan bumi. Tugas kalian adalah mendapatkan kedua gulungan dengan cara mengambilnya dari tim lain dalam cara apapun, termasuk bertarung. Dan," Anko memberi jeda sedikit, "Tidak ada peraturan. Kalian dipersilahkan saling membunuh." Ucapnya dengan seringaian di wajahnya. Dan sekali lagi, para murid dibuat bergidik ngeri. "Setelah mendapatkan kedua gulungan, kalian harus ke menara itu dan menunggu tim lain. Waktu kalian 5 hari."
"Jadi hanya akan menyisakan 13 tim saja", batin Naruto/Terasu.
"Entah kenapa pengawas ini menyeramkan", batin Haku.Dan, para peserta dan timnya pun berjalan ke salah satu dari dua pondok untuk menerima gulungan itu. Naruto, atau bisa kita sebut Terasu, mendapat gulungan Surga. Dan merekapun kini berjalan ke gerbang nomor 22 dan menunggu disitu sampai gerbang itu dibuka oleh pengawasnya.
TENG! TENG!
Dan bunyi belpun berdering, penjaga gerbang itu membuka pintunya. Terasu, Mamoru, Haku, dan Suigetsu langsung melesat ke dalam.
"Membunuh tidak apa - apa kan?", tanya Naruto.
"Kita ke sungai dulu", saran Suigetsu.
"Kenapa?"
"Agar lebih mudah ke menara. Sungai dan menara letaknya berdekatan".Beberapa jam kemudian....
Tim 7 dihadang oleh tim yang jika dilihat dari hitai-atenya berasal dari Otogakure.
"Hm... Umi no Oji. Aku penasaran denganmu", ucap seorang laki - laki yang memakai perban di sekujur tubuhnya.
"Kalian punya gulungan surga. Kebetulan sekali", ucap laki - laki lainnya dengan nada meremehkan.
"Cepat selesaikan ini, Zaku, Dosu. Aku tak ingin berlama - lama", ucap satu - satunya perempuan di tim itu.Zaku merentangkan kedua tangannya. "Zankuuha!", ucapnya dan mengeluarkan gelombang angin yang menghantam mereka bertiga.
SPLASH!
Mereka bertiga berubah menjadi air.
"M-Mizu bunshin?", batin Zaku.
"Hijutsu: Makyo Hyosho!", teriak Haku menciptakan banyak cermin es yang menjebak tim dari Oto tersebut."Hyoton: A Thousand Spears of Ice".
Kemudian muncul tombak - tombak es yang menghantam mereka. Haku yang melihat mereka langsung mengambil kesempatan untuk mengambil gulungan itu."Terasu, Suigetsu, kita pergi".
Kemudian tim dari Kiri itu pergi melesat ke dalam hutan.
3 hari kemudian, Tim 7 sampai ke menara.
POOOFF!!
Ameyuri muncul dari dalam kepulan asap.
"Selamat! kalian lolos Ujian Chuunin kedua. Sebaiknya kita segera ke Arena Pertandingan karena ujian ketiga dimulai 1 jam lagi".TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirigakure no Naruto
Fiksi PenggemarSandaime Hokage terpaksa menghanyutkan bayi Naruto di sungai dekat Lembah Akhir agar penduduk Konoha tidak membunuhnya. Keranjang bayi Naruto hanyut hingga ke lautan dekat Mizu no Kuni. Bayi Naruto sendiri ditemukan oleh Mei Terumi. Atas izin dari...