Dwiki 20 : "why? "

61 7 7
                                    

Pasti Lo penasaran sama gue yang nagasih bunga sama Lo,  heheh...  Maaf yaa

Tapi rasa penasaran Lo bakal hilang pas nanti pulang sekolah,  karena kita bakal Ketemuan nanti pas pulang sekolah .

Hehehe...

Yuadah terima kasih atas perhatianya...
Assalamualaikum...  D.R

Isi surat kecil yang tadi dirinya baca menghantui Dirinya,  Bingung dan penasaran rasa itu yang Menghantui Liana sekarang.

Dia takut kalau surat ini berujung teror yang membuat dirinya celaka,  bukanya dirinya berburuk sangka tapi memang tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi saat beberapa jam kemudian.

"ketemuan Di koridor " gumam Liana lalu menutup wajahnya dengan Tanganya tiba-tiba , membuat  Key selaku teman sebangku Liana pun bergidik ngeri melihat apa yang terjadi pada temanya.

'ampun ini Liana kenapa dah,serem banget' batin key saat melihat Liana

Liana berhenti menutupi wajahnya dengan tangannya,  tanganya merogoh kolong mejanya dan tepat tanganya menyentuh kertas Lipat yang merupakan kertas yang tadi dirinya baca dan berhasil membuat dia penasaran sekaligus membuatnya deg-degan.

Berhasil menyentuh kertas tersebut Liana langsung membuka kembali Lipatan kertas itu dan membacanya Ulang.

"D R " gumam Liana , sesaat dirinya berpikir apakah itu inisial nama dari seseorang yang memberinya sebuket bunga tadi.

'D R??  Tapi siapa?' batin Liana,  sambil berushaa mengingat nama seseorang yang berinisial DR.

Plak...

Sebuah spidol papan tulis mendarat dikening Liana.  Membuat Liana meringis kesakitan.

"Aww....  " ringis Liana lalu memegangi kepalanya.

"kamu ngapain nunduk-nunduk bukanya merhatiin pelajaran, gak ngehargain saya kamu? " amarah Bu Syaro sang guru IPA kiler melayang kearah Liana,  membuat Liana bergidik ngeri.

"eh ga.. Gak buu saya hak ngapa-ngapain kok,  maaf bu... " Kata Liana memohon,  Bu Syaro pun mendesis kesal.

"Lain kali kalau Guru lagi menjelaskan itu dengarkan, sopan santun dijaga Hargain guru.  Jangan jadi anak gak sopan, Guru gak minta apa-apaa cuman minta dihargain nak" jelas Bu Syaro menasihati,  membuat hampir seisi kelas tegang dan sisanya menatap tajam kepada Liana. 

"Jangan mikirin pacaran mulu Masih belum waktunya , Kamu kenapa tadi dapet surat dari pacar?" kata Bu Syaro sukses mumbuat Liana membulatkan mata dan membuat seisi kelas menyuraki Liana. 

"gak kok bu Gak " kata Liana dengan suara pasrah dan tubuh gemetar karena merasa horor bila di tegur Bu Syaro Si guru IPA yang Legend Kilernya, karena bukan hanya murid yg takut padanya guru pun semuanya hampir tak berani kepadanya. 

"kamu ngantuk? Cuci muka sana !" kata Bu syaro,  Liana dengan terpaksa mengguk dan keluar dari kelasnya untuk mencuci mukanya. Karena kalau dirinya terus di kelas Bu Syaro tidak akan begitu aja membiarkanya dan akan terus menanyakan alasan. 

Kenapa tidak jujur? 

Yak...  Gila saja kalau dirinya jujur baru saja mendapatkan sebuket Bunga lengkap dengan surat dari penggemar Rahasianya,  bisa-bisa Bu Syaro akan menintrograsi lebib lanjut dan tentunya akan panjang. 

"Aduh makin jelek aja nih sifat gua " keluh Liana dengan jalan yang sempoyongan. Entah kenapa dirinya merasa lemas bila mendapatkan teguran jelek dari para Guru.

Liana pun berjongkok lalu melipat lengannya diatas lututnya dan menundukan kepalanya diatas lengannga .

"semua gara-gara gue berurusan sama Dwiki, coba gue gak pernah ketemu sama dia. Hah...  Sialan emang " keluh kesal Liana keluar dengan nada yang amat kesal.

"aduh gue merasa terpanggil sepertinya " ujar seseorang bersuara Lelaki.  Liana yang merasa familiar akan suara itu langsung membulatkan matanya dan mendonggakan kepalanya guna melihat siapa seseorang itu.

Dannn... Liana sukses di buat terkejut dengan penampakan dihadapannya. Sese sosok laki-laki yang berjongkok pas sejajar dengannya sambil tersenyum manis kepadanya . Liana pun menganga.

"Dw.. Dwikiiii..." kaget Liana dengan auara yang tidak bisa dikatakan kecil.

"kaget ya?  Sama gue juga kaget " kata Dwiki,  Liana menaikan alisnya selah. Membuat Dwiki gemas dan langsung mencubit kedua belah pipi Liana .

"Gue kaget Liat sosok yang gue kagenin ternyata Manggil-Manggil nama gue " kaga Dwikk dengan Pedenya,  seakan membuat Liana serius ingin menampar Dwiki.

Plakkk.

Liana menampar Dwikk sungguhan membuat sang empunya kaget bukan main.

"kenapa gua di tampar? " Kata Dwiki,  memegangi pipinya yang baru saja di tampar Liana.

"ternyata Lo nyata " kata Liana dengan polosnya.

Dwiki pun mencubit Pipi Liana kembali , refex Liana meringis sakit . Lalu berdiri dari hadapan Liana.

"Bego,  emang Lo kira gue lagi muncul di mimpi Lo " kata Dwiki sedikit geram lalu meninggalkan Liana.

Liana bengong tampa menoleh ke Dwiki,  Lalu memegangi Dadanya yang rasanya berdetak 10x lebih cepat.

'kok tiba - tiba begini sih' batin Liana

Dira tersenyum Sinis, air matanya Lolos jatuh dari matanya dadanya begitu sesaak. Saat tadi diam-diam menyaksikan adegan Dwiki dengan Liana yang bagaikan sepasang kekasih.

"kenapa harus Liana? Kenapa Harus Liana yang nikung gue.  Kenapa harus Liana yang jelas-jelas sahabat gue hiks...." Tangis Dira sambil tersenyum sinis.

Dira sungguh merasa tidak terima kenapa harus Liana yang di dekati Dwiki kenapa bukan Dirinya saja,  yang sudah jelas menyukai Dwiki ,walaupun Dwiki sendiri belum tahu akan perasaannnya.

Tangis Dira Semakin tak tertahan kan.  Dirinya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tanganya.

"Nihh jangan nangis gitu lah,  kalau Lo suka berusaha rebut dia bukan nangis di pojokan sendiri begini " suara anak lelaki terdengar begitu jelas. Membuat Dira melepaskan tautan tanganya pada wajahnya.

"siapa Lo? " tanya Dira dengan suara khas orang menangis.

" Lo gak tau gue,  hah parah sih.  Padahal gue itu lumayan famous Loh di sekolah" kata anak lelaki itu. Dira pun seakan dengar tidak mendengar saat Anak lelaki itu berbicara.

"gue gak peduli lu famous apa gak " savage Dira

"hehehe...  Yaudah kenalin gue Adam anak kelas 10 yang paling gans " kata adam sambil bepose sok keren membuat Dira seakan ingin muntah.

"oh " respon Dira singkat, lalu berjalan meninggalkan Adam.

"Kak Dira " panggil Adam. Dira menengok.

Adam tersenyum tipis lalu melempar 1 bungkus kecil Tisue kepada Dira,  hingga Dira dengan reflex menangkap Tisue itu.

"itu hadiah perkenalan gue,  berguna buat Lo kalau nangis diam-diam lagi " kata Adam dengan suara Yang lantang. 

Dira pun dengan cuek mengangguk terima kasih kepada Adam dan berlalu pergi dari hadapan Adam, walau dalam hatinya merasa adam Sangat sok dekat dengannya.

'adek kelas sekarang banyak yang sok akrab Dih geli gue ' kata Dira dalam hati,  lalu mengeluarkan Tisue yang masih baru dari bungkus yang masih baru yang tadi di berikan Adam.

"berguna juga " kata Dira , sambil menggunakan Tisue tersebut untuk mengusap area Mata dan wajahnya yang basah akibat air matanya.

-

-

-

Makasih yang sudah mampir baca vote and coment

Janngan lupa saran kalau ada

Next Chapter >>> 21

Dwiki : HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang