[Sepuluh]

910 104 26
                                    

...

...

...

Sekarang sudah pukul dua dini hari. Kyungsoo tidak bisa tidur sepanjang malam. Bukan. Bukan karena memikirkan mengapa kedua adik laki-laki manisnya tidak kunjung pulang ke rumah. Tetapi karena memori malam kemarin terus mengganggu pikirannya.

Pikirnya, malam kemarin akan menjadi malam yang indah karena ia menghabiskan waktu dengan Jongin. Tapi semuanya jadi berantakan karena kehadiran laki-laki itu. Angan indahnya langsung hancur berantakan.

Kyungsoo membalikkan tubuhnya, lalu menyetuh bibirnya yang terasa hangat dan perih akibat ia gosok terus-terusan. "Oh Sehun sialan!" teriaknya frustasi. Ia merengek kesal. Mencoba melampiaskan rasa itu pada guling dan selimutnya. Ia mencengkram kuat selimutnya, mencekik gulingnya seolah itu adalah raga dari nama yang ia teriakan tadi.

"Kenapa malah kau yang mengambilnya?" teriaknya tiada habis.

Tapi bagaimanapun Kyungsoo berusaha mengenyahkan memori itu, ingatannya malah memutar ulang lagi.

Kyungsoo tersenyum mendapati dirinya duduk di sisi Jongin. Layar besar yang memutarkan film di hadapannya tampak tidak lebih menyenangkan dari pada menatapi wajah bosan Jongin. Kyungsoo tahu pemuda itu mati-matian menahan kantuk karena film yang dipilihnya. Tapi alih-alih merasa kecewa mendapati fakta itu, Kyungsoo justru menyukainya. Jarang-jarang dia bisa melihat Jongin yang seperti itu.

Jongin nampak menguap kecil. Ia menoleh pada Kyungsoo, "aku akan ke toilet sebentar," ucapnya.

Kyungsoo mengangguk. Lalu melihat pergerakan Jongin menuruni tangga hingga menghilang di balik pintu. Senyumnya masih merekah karena memikirkan apa lagi yang akan ia lakukan dengan Jongin setelah ini. Ia pikir, kalau ia cukup beruntung, mereka mungkin akan berpegangan tangan karena terbawa suasana film. Atau... Mungkin juga, Jongin akan menciumnya? Wajah Kyungsoo langsung memanas hanya karena pemikirannya itu. Kontras sekali dengan suasana theater yang dingin.

"Hentikan pemikiran menjijikkanmu itu." Kyungsoo terlonjak karena suara yang datang dari samping kirinya. Matanya melotot horor. Ia menunjuk wajah itu dengan tatapan terkejut. "B-bagaimana bisa kau ada disini?" tanyanya.

I am a FujoshiWhere stories live. Discover now