***
***
Sejak kejadian menggemparkan yang di lakukan Kyungsoo pada adik tercintanya a.k.a Kim Doyoung itu, adik manis bermata kelincinya itu menjadi uring-uringan. Kyungsoo mengerti alasan di balik sikap adiknya yang berubah total itu. Taeyong, teman adiknya yang tidak pernah gagal membuat Doyoung naik darah karena kelakuannya itu, malah mengeluh pada Kyungsoo tentang perubahan sikap Doyoung.
"Noona, kau harus bertanggung jawab," protesnya pada Kyungsoo siang itu.
Kyungsoo berdecak. "Ya ampun, Taeyong, adikku itu hanya sedang patah hati. Dan, aku menyukai itu. Jadi, biarkan saja dia."
"Patah hati?" alis Taeyong berkerut. "Memangnya dia patah hati pada siapa? Aku?" tunjuk Taeyong pada diri sendiri. "Astaga, padahal aku akan selalu membalas cintanya."
Satu jitakan mendarat di kepala bersurai merah milik Taeyong. "Meskipun aku suka adikku itu pacaran dengan laki-laki, tapi aku tidak sudi kalau dia bersama dirimu."
"Kenapa?" Taeyong langsung melayangkan protes lagi. "Aku kan tampan. Dan, dulu kau juga sering memotret aku dan Doyoung yang sedang bermesraan untuk kau jadikan koleksimu."
Kyungsoo merotasikan kedua bola mata. "Bermesraan, katamu? Foto yang aku dapat dari kalian berdua itu hanya seperti kucing dan tikus yang tidak pernah harmonis sama sekali. Itu tidak menyenangkan."
"Jadi, noona mau konten yang bagaimana? Noona mau aku mencium Doyoung?"
Mendengar pertanyaan Taeyong itu, sebuah ide muncul di kepala Kyungsoo.
"Taeyong-ah," serunya. "Aku pikir cara itu akan berguna." Kyungsoo menyeringai seram.
Taeyong bergidik melihat seringaian itu. Demi apa pun, dia yakin bahwa itu bukanlah sesuatu yang baik.
...
...
...
Renjun sedang berjalan sambil membawa tumpukan buku menuju perpustakaan, saat langkahnya terhenti karena di hadang oleh Jeno.
"Oh, hai, Jeno. Ada perlu denganku?" tanya Renjun pada si pintar satu angkatan.
Jeno tersenyum kikuk. "Ehm, aku.. boleh aku membantumu?" Jeno menunjuk tumpukan buku di tangan Renjun.
Renjun mengikuti arah yang di tunjuk oleh Jeno, lalu tersenyum. "Ya. Aku memang butuh bantuan."
Jeno tersenyum sampai matanya menyipit. Dia senang sekali karena bisa membantu Renjun. Segera di ambilnya semua buku dari tangan Renjun.
"Eh?" Renjun terkejut karena ulah Jeno. "Kau tidak perlu membawa semuanya, Jeno. Kita bisa berbagi."
Jeno menggeleng keras. "Tidak usah. Biar aku saja yang bawa semuanya."
Baru Renjun ingin melayangkan protes, sebuah suara lain menginterupsi percakapannya dan Jeno.
"Tidak apa, Renjun. Aku yang akan membawa setengahnya." itu suara Mark.
"Loh? Mark hyung? Kenapa di sini?" karena setahu Renjun, Mark seharusnya berada di ruang musik seperti biasa.
"Aku mencarimu," jawab Mark. "Kau tau kan, aku tidak bisa menulis lirik, kalau tidak ada dirimu."
Renjun terkekeh, sementara Jeno merasa mual mendengar ucapan Mark.

YOU ARE READING
I am a Fujoshi
Fanfic[WARNING! 18+] Kyungsoo adalah seorang fujoshi akut. .. EXO - NCT 127 - NCT Dream .. .. Genderswitch & BoyxBoy!