• P R O L O G •

762 39 9
                                    

*direvisi

9:00 Pagi

Drrt.. drrt.. drrt..

Handphone Kelvin bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia membalik handphone-nya dengan santai. Meskipun Kelvin tahu siapa yang memanggil, ia tak mengubris panggilan lewat aplikasi Whatsapp itu. Ia memilih membenamkan wajahnya kembali ke bantal dan menutup matanya kembali.

Minggu. Hari yang seharusnya ia libur untuk kegiatan apapun termasuk sekolah. Ia berencana akan bermalas-malasan hari ini. Namun ada suatu janji yang harus ia tepati.

Hari ini ia berjanji akan bertemu dengan Diana, sepupunya. Karena janji itu juga ia harus mengorbankan rencana bermalas-malasan di rumah.

Drrt.. drrt..

Kali ini bukan panggilan, tapi sebuah pesan yang masuk.

Kelvin memang sengaja mengaktifkan mode getar di ponselnya agar tidak ada suara apapun yang mengganggu dirinya selagi ingin tidur.

Diana bawel : El? Lo dirumah? Buruan gue udah nunggu nih😑

Dengan malas ia membalas pesan itu dengan singkat.

OTW

Padahal dirinya belum mandi dan masih setia bersama selimut miliknya.

---

-Cafe Parody, 11:00

Akhirnya, Kelvin telah tiba di tempat yang sudah ia janjikan untuk bertemu dengan Diana.

Kelvin menuju rooftop cafe ini. Ia melihat seorang cewek berambut panjang di urai yang duduk membelakanginya. Dengan cuek kelvin duduk disamping cewek itu yang tak lain adalah Diana.

"Kemana aja sih?"

"Hmm"

"Gue udah nunggu lo dua jam tau, dan lo cuma jawab gue 'hmm' aja?"

"Kenapa gue harus punya sepupu kayak lo si? Ngomong ama lo kayak ngomong sama tembok tau nggak," ucapnya semakin geram.

Kelvin tersenyum.

"Kenapa senyum?" tanya Diana kebingungan.

"Gue laper," sahut Kelvin

"Haishh, anak siapa sih? Lo belum sarapan?"

Kelvin menggeleng.

Kelvin memang dingin dan cuek kepada perempuan, tapi untuk Diana dia berbeda. Kelvin sudah menganggap Diana sebagai adiknya sendiri, karena kelvin merupakan anak tunggal. Akibatnya, banyak yang iri dengan Diana dan banyak yang mengira Diana sebagai kekasih kelvin.


"Mbak," panggil Diana kepada pelayan Caffe.

"Iya pesan apa?" Tanya pelayan itu ramah.

"Moccachino," sahut Kelvin.

"Katanya lo mau ajarin gue kan? Sekarang aja," tukas Diana.

"Ajarin apa?"

"Jawab ini nih," tunjuk Diana kepada sebuah kertas soal.

"Gue pernah iyain gitu?"

"Au ah, buruan!"

Kini pesanan Kelvin datang. Si pelayan tadi memberikan senyum centil miliknya kepada Kelvin. Namun, tidak di respon oleh Kelvin.

"Ini pesanannya, minta WA kamu boleh?" Tanya si mbak dengan centil. Diana hanya memutar matanya malas dan berdecak kesal.

"Di play store gratis kok," balas nya asal dan Diana hanya menahan tawanya.

---

Bersambung

Chapter ini sudah di perbaiki cara penulisan dialognya. Beritahu jika masih ada kesalahan :3 happy reading 💕

Pangeran Salju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang