• C h a p t e r 5

273 19 11
                                    

(info: part ini juga membahas tentang Shemy dan Diana.. so enjoy this chapter and happy reading😗)

Zizi berbaring di tempat tidur miliknya. Ia memilih pulang duluan karena kepalanya terasa sangat pusing. Zizi pulang dengan dijemput kak Radit. Ia mengingat kejadian-kejadian antara dirinya dengan Kelvin. Ia tersenyum dan menutup matanya.

Ketika Zizi memejamkan matanya, yang ia lihat hanya seorang Kelvin. Ia membuka matanya kembali.
"Duh apaan sih... Ngapain mikirin si dia mulu" Gumamnya. Ia terus mencoba memejamkan mata tanpa memikirkan Kelvin, tetapi hasilnya tetap nihil, Zizi menyerah.

Terderngar suara langkah mendekat ke arahnya.
"Sayang, Nih minum". Bunda menyodorkan teh hangat kepada Zizi.

"Makasih bun".

"Jadi gimana Kelvin itu sebenarnya?".

"Gimana apanya bun?".

"Orangnya lah".

"Kak Kelvin itu... Dia baik sama aku, kata Diana dia pinter, jago olahraga apa lagi ya? Kayaknya itu aja bun".

"Eh bentar deh.. Zi, kamu bilang Kelvin itu cuek dan dingin kan" tanya bunda menimbang-nimbang.

"Kalau itu sih sama cewek bun, Tapi aku pernah liat Kak Kelvin lagi sedih gitu".

"Oalah, cepet habisin minumnya mau bunda cuci cangkirnya".

"Siap grak".

---

SMA Garuda

Kelvin memilih berada dalam ruang musik. Sedangkan ketiga temannya sedang berada dikantin. Lepas kejadian Zizi pingsan suasana Kelvin kacau.

Ia menutup pintu ruang musik agar tidak ada yang tahu keberadaannya. Diraihnya sebuah gitar. Seperti Kelvin yang dikenal, tiap kali ia merasa kacau ataupun bahagia, gitar akan menemaninya.

Alunan nada keluar dari alat itu. Kelvin menikmati suasana saat ini. Hingga ia lupa semua masalahnya. Ia mendengar seseorang bertepuk tangan saat ia selesai melantunkan nada dari Anji-Dia.
"Apa yang lo harapkan dari ini" Ucap seseorang, Kelvin menoleh ke arah orang itu.

"Kebebasan" jawab Kelvin singkat.

"Dan apa yang lo dapatin dari ini".

"Ketenangan".

"Haha.. dunia lo emang kaku" Kekehnya.

"Dunia lo penuh drama" Balas Kelvin dengan nada menyinggung.

"Gue tau semua tentang lo dan keluarga lo. Terutama masa lalu lo yang pahit itu". Rahang Kelvin seketika mengeras, ia melepaskan gitar di pangkuannya.

"Gio! Lo bukan apa-apa bagi gua!" Teriaknya.

"Gue ketos!" Balasnya tak kalah nyaring.

"Apa dengan jabatan lo berkuasa? gitu?". Gio terdiam. Kelvin berjalan menuju pintu

"Gak lama lagi lo dan gue akan jadi keluarga Vin". Langkah Kelvin terhenti.

"Gak akan ada yang berubah walau kita jadi keluarga" Ucapnya tanpa menoleh.

Kelvin berjalan menuju kelasnya, ia langsung duduk dan membenamkan kepalanya di antara lengannya.

Pangeran Salju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang