• C h a p t e r 11

182 15 3
                                    

Pagi ini Zizi bangun sedikit awal dari biasanya. Zizi sangat bersemangat untuk bertemu sahabatnya dan bercerita tentang semuanya. Ia bahkan mendesak Kak Radit untuk mengantarnya.
"Kak buruan habisin sarapannya, aku udah nggak sabar sekolah nih" Desaknya.

"Iya sabar".

"Ish kakak" Teriaknya diambang pintu depan.

"Ayah, Zizi berangkat, assalamualaikum" Ucapnya menyalimi ayahnya yang juga akan bekerja sebagai dosen.

Zizi sedikit berlari ke arah bunda yang berada di halaman sedang menyiram bunga-bunga kesayangannya. Ia juga melakukan hal yang sama kepada bunda. Kak Radit hanya tertawa melihat tingkah adiknya yang pecicilan dimatanya.
"Dit, adikmu kenapa?" Tanya bunda bingung.

"Tau tuh Bun, pagi-pagi udah pecicilan".

"Kak Radit udah ngobrolnya, cepet anter aku" Teriak Zizi dari dalam mobil.

Zizi menatap Kak Radit yang sedang mengemudi. Seolah paham dengan adik yang memandanginya Radit menoleh.
"Apa?" Tanya Kak Radit To the point.

"Duh, kasih tau gak ya?" Gerutu Zizi dalam hati.

"Kamu ini kenapa sih?".

"Emm Kak, kakak Jangan marah ya".

Akhirnya Zizi mengatakan hal bahwa dia jadian dengan Kelvin, Kak Radit langsung menghentikan mobilnya tepat dilampu merah.
"Ish kakak lebai deh".

"Siapa yang lebai? Kamu kira ini sinetron atau cerita wattpad?".

"Tuhkan kakak lebai".

"Kamu jadian?".

"Udah aku bilangkan".

"Oh gitu berarti tadi malam kamu ditembak?".

"Kakak bawel deh".

"Heleh, cepat turun. Nanti kamu gak bisa ketemu Kelvin" Ledek Radit mengikuti suara manja adiknya.

"Iya iya, assalamualaikum".

---

Baru beberapa langkah Zizi keluar dari mobil, ia sudah dihadapi bisikan-bisikan dari siswa dan siswi. Ia risih diperlakukan begitu. Zizi memilih berjalan cepat.
"Zizi!" Teriak seseorang dari belakang-Diana.

"Hai Di" sapanya.

"Hai.. Jadi bener berita kalian jadian?" Tanya Diana setengah berbisik.

"Well, pasti dia yang ngomong".

"Iya.. Congratulations ya".

"Thanks".

"Apaan tuh dimading" Tanya Diana heran melihat banyak murid yang bergerombol melihat mading. Saat Zizi dan Diana datang mereka membukakan jalan seolah memberi tahu 'apa yang mereka lihat'.

"OMG!" Teriak Diana kaget.

"Jadi semua orang udah tau" Gumamnya.

Yang terpasang di mading adalah sebuah foto dimana Zizi dan Kelvin makan bersama di kafe. Itu merupakan foto candid yang bagus, bahkan hanya seseorang ahli saja yang bisa memotret dengan hasil sebagus itu.

"Misi-misiiii!" Teriak Clara.

"What?!" Teriaknya lagi.

"Jadi lo ngerebut Kelvin dari gue". Clara baru saja melangkah menuju Zizi namun dihalangi Kelvin yang menarik Zizi kesampingnya.

"Diana, Sepupu lo ini minjem pacarnya dari lo sebentar". Dingin namun terkesan menyinggung begitulah nada bicara Kelvin. Kali ini Kelvin mengungkapkan dua fakta. Pertama, Diana adalah sepupunya. Kedua, Zizi pacarnya.

Clara langsung jatuh pingsan saat itu, tapi Kelvin tidak berniat membantu cewek jadi-jadian itu. Diana tidak marah ketika Kelvin berkata demikian ia malah merasa menang bahwa kini mereka tau tentang Diana-Kelvin.

Kelvin menggandeng tangan Zizi dan membawanya berjalan bersama meninggalkan keramaian. Zizi berpapasan dengan cowok yang sempat adu mulut dengan Kelvin di lapangan basket. Wajahnya terlihat lebam akibat tinjuan Kelvin. Anehnya Kelvin membawa Zizi kehadapan 3 cowok itu.
"Kelvin?" Tanya Zizi heran.

"Maaf kami sudah gangguin lo" Sahut cowok itu.

Diana diam, ia malah menatap kearah Kelvin. Kelvin mengangkat dagunya kearah mereka.
"Iya gak papa" Jawab Zizi.

"Makasih" lalu mereka pergi menjauh.

"Apaan tadi?" Tanya Zizi.

"Mereka bilang yang sebenarnya ke aku" no comment dengan kata 'aku'.

"Zi, I Love You" Ungkapnya dengan pede. Zizi cuma bisa mengulum senyum malunya.

"Hei bales apa?".

"To" jawabnya.

"Yaudah sana, ke kelas"

"Baru aja baper udah diusir" pikirnya.

Setelah Zizi berjalan menuju kelasnya kini Nico menghampiri Kelvin yang masih bersandar di tembok dengan tangan dimasukkan ke saku celananya.
"Vin, baru jadian?".

"Yap" jawabnya menepuk bahu Nico seolah mengisyaratkan 'ayo'.

"Shemy, dia suka Diana" Ucap Nico tiba-tiba.

"Oh ya? Astaga Diana bakalan jadian sama cacing kremi dong?" Tanya Kelvin membuat Nico melongo bingung.

"Lo udah kayak Zizi cuy" Sahut Andri yang kini dihadapan Kelvin menahan tawanya.

"Cieee udah jadian" Teriak Andri membuat semua murid kembali gaduh.

"Woy! Kelvin jadian sama Zizi" teriaknya lagi.

"Temen lo?" Tanya Kelvin kepada Nico.

"Enggak, bukan". Andri hanya berdecak kesal dengan kedua temannya ini.

"Heyyy!!" Teriak Shemy mengagetkan mereka.

"Nah biawak yang atu dateng nih".

"Paan dah" Prostes Shemy tak terima.

"Ecieee yang baru jadian" Kini Shemy meledek Kelvin.

"Ya iyalah Kelvin namanya, gak kayak lo Shem bisanya cuma PDKT-in adek sepuph gue doang".

"Idih centil bat gaya lu, udah kayak clara aja".

"Panggil aku ya?" Tanya Clara centil.

Mereka bereempat pergi dari tempat Clara berdiri. Lama-lama bersama Clara mereka bisa-bisa jadi almarhum.

---

"Jadi dia nonjokin tuh cowok?" Tanya Hagi setelah Zizi selesai bercerita.

"Bentar-bentar, perasaan dia terus deh yang nolongin lo kalau digodain cowok?" Sahut Diana sambil mengunyah roti bakar.

"Gue juga gak tau" Sahut Zizi.

"Eh iya, bonyok gue besok aniverseri. Mereka ngadain party gitu. Kalian datang ya, kalau bisa sama keluarga" Cerocos Hagi.

"Bonyok paan?" Tanya Zizi kepada Diana.

"Bokap nyokap".

"Ohhh".

"Siap Gi! Pasti gue datang" Jawabnya semangat membuat seisi kantin menatap Zizi aneh.

---

Bersambung...
Part ini sedikit ya😣😁

Pangeran Salju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang