• C h a p t e r 15

147 10 0
                                    

Kelvin berjalan lambat menaiki tangga sekolah. Ia berpapasan dengan Gio yang sedang menuruni tangga. Langkah mereka sama-sama terhenti. Gio mengulurkan tangannya. Kelvin hanya diam dan mengangkat alisnya.

"Gue rasa semua ini gak perlu lagi kita lanjutkan" Ucap Gio.

"Kelvin, kita sekarang punya ikatan keluarga. Gue rasa Zizi juga emang lebih baik untuk lo. Maaf sebelumnya gue pernah jatuh cinta dengannya".

Rahang Kelvin mengeras, ia menarik kerah baju Gio dan menghempas tubuh Gio ke tembok tangga. Gio tak melawan.
"Sorry, sebelumnya gue udah ngambil foto kalian dan nyebarin itu".

"Gue gak bisa maafin lo Gio! Seenggaknya gue harus ngasih sesuatu untuk lo" Ucap Kelvin dilanda amarah.

"Kelvin, lo gak seperti ini. Lo bukan bad boy yang ingin selalu berantem".

"Gue tau Vin, dia nelpon lo tadi malam. Tolong jangan kembali lagi".

Kelvin melepaskan cengkramannya. Kepalanya terasa berat memikirkan semua ini. Beberapa murid lainnya melihat kejadian Kelvin dan Gio di tangga.
"Mereka mengenal lo yang dingin" Bisik Gio. Kemudian ia kembali menuruni anak tangga.

"Pagi Zi" sapa Gio. Zizi yang kebetulan lewat hanya tersenyum.


"Baru datang?" Tanya Kelvin. Zizi melihat wajah Kelvin yang terlihat kacau.

"Iya, kamu dan Gio.."

"Ayo aku anter ke kelas" Potong Kelvin menarik tangan Zizi.

"Aneh, Kelvin menyembunyikan sesuatu" batinnya.

Kelvin berjalan bersama Zizi dengan bergandengan tangan. Zizi hanya diam tak mengubris tatapan demi tatapan siswa lain. Ia tak peduli gosip apa lagi yang akan menyebar tentang hubungan mereka. Kadang Zizi berpikir, akankah gosip akan menyebar hingga ke sekolah lain?.

"Diana..." Panggil Zizi.

"Kenapa Zi?".

"Baik anak-anak, kerjakan soal di buku seperti contoh didepan" Ujar Pak Hery-guru matematika baru.

"Nanti pas di kantin aja bareng Hagi".

---

"Jadi lo mau cerita apa?" Tanya Diana.

Zizi menengok kearah tempat duduk yang biasanya di tempati KANS.
"Kelvin, ini tentang dia" Bisiknya.

"Bisik-bisik tetangga" Cerocos Hagi membawa gelas berisi es Jeruk.

"Kenapa?" Kini Hagi ikut mendengarkan.

"Ini cuma perasaan gue aja sih, cuman gue ngerasa Kelvin nyembunyiin sesuatu" Selidik Zizi.

"Nyembunyiin sesuatu?".

"Tapi mungkin cuma perasaan gue aja".

"Nanti gue bakal kasih tau lo jika Kelvin ada cerita sama gue ok?".

"Ok Di".

---

Suasana sekolah sudah sepi saat ini, meski masih ada beberapa murid lainnya. Disinilah Kelvin, di lapangan basket sedang mendrible bola sendirian. Suara langkah terdengar di belakangnya namun ia abaikan. Sebuah tangan menutup matanya, Kelvin sudah bisa menebak siapa.

Pangeran Salju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang