Changbin benar-benar sendirian sejak beberapa jam setelah sarapan. Ia hanya mengabiskan waktunya di kamarnya dengan tidur, bangun, kembali tidur lalu bangun kembali. Kepalanya terlalu pusing jika dia harus melakukan kegiatan yang lain.
Ia yang telah bangun itu melirik bubur yang tadi Woojin buatkan di atas nakas. Changbin menggeleng saat kepalanya membayangkan rasa yang sangat tidak enak pada bubur itu.
"Ini semuanya kok pada belum balik sih, tega ninggalin gue sendirian", keluhnya sambil mendudukkan tubuhnya di atas ranjangnya. Ia mengambil ponselnya, lalu menghubungi sahabat nya.
Hyunjin.
Changbin menggerutu kala ponsel Hyunjin tidak aktif, mungkin masih ada kelas batinnya. Tapi ia tak kehabisan akal, ia memilih untuk mengirim Hyunjin sebuah pesan.
My Hwang🐒
Bawain makanaannnn
Gue laperr,, bubur nya gak enak
Cepet balik!
Ia tersenyum melihat isi pesan yang ia kirimkan, lalu kembali ponsel tersebut dia letakkan disampingnya.
Tak lama, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa??", Tanyanya dengan lemah, ia masih belum mempunyai kekuatan untuk berteriak mengingat ia belum makan apapun sejak pagi.
"Gue, Minho", jawab orang tersebut, yang ternyata adalah Minho.
"Masuk aja kak, nggak dikunci", ujarnya, lalu secara perlahan pintu tersebut terbuka, menampakkan sesosok pemuda tampan dengan senyum manisnya.
"Udah baikkan?", Tanya Minho selagi berjalan menuju ranjang Changbin, lalu ia duduk di pinggir ranjang tersebut, menghadap pada Changbin.
"Masih pusing", jawab Changbin lemah, Minho dengan cepat meletakkan sebelah tangannya pada dahi Changbin.
"Makanya kalo ada tugas itu cepet dikerjain, jangan ditunda-tunda, masa baru ngerjain malam pas besoknya di kumpulin tugasnya. Kan jadi keteteran terus lo harus begadang. Terus akibatnya kayak sekarang, jadi sakit kan", tutur Minho saat merasakan kalau panas Changbin belum turun. Channing hanya merotasi bola matanya malas karena ocehan Minho.
"Orang lagi sakit juga, masih aja diomelin", gerutunya kesal. Minho tersenyum.
"Udah makan?", Tanya Minho tak peduli dengan Changbin yang kesal.
"Belom!", Jawab pemuda yang lebih muda itu ketus.
"Kenapa nggak dimakan sih? Kalo makin sakit gimana? Bisa nggak sih nggak bikin orang khawatir sama lo, dasar bocah!", Kali ini ganti Minho yang merasa kesal, ia mengambil bubur yang masih utuh dan juga sudah dingin itu diatas nakas. Changbin makin kesal dengan Minho.
"Gak enak!! Ya kalo misalnya gak mau khawatir nggak usah peduli sama gue! Ga jelas", Changbin memilih untuk tidur kembali dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Ya lo nya bikin orang nggak bisa nggak peduli sama lo! Mana bisa gue ngebiarin lo gitu aja!", Ucap Minho tanpa sadar karena cukup merasa jengkel, Changbin yang mendengar itu perlahan membuka selimut yang menutupi wajahnya.
"Apaan?", Changbin meragukan pendengarannya, dan sebenarnya ia tak paham apa maksud dari perkataan Minho itu.
"Ini gue angetin dulu, abis itu harus dimakan sampe habis. Awas lo", Minho sadar apa yang ia ucapkan, dan segera mengganti topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]I Am You (Changjin) [✔]
FanfictionHidup Hyunjin itu cuma 3 Changbin Changbin Changbin Sesederhana itu, tapi keduanya saling terhubung satu sama lain. Ikatan sebatas sahabat hanya sebagai kedok yang menutupi bagaimana sebenarnya mereka bahkan terlihat lebih dari hubungan persahabata...