Changjin - M.I.A

5.8K 574 219
                                    

Changbin turun ke lantai bawah dan dapat ia lihat semua telah berkumpul di meja makan. Mereka telah memulai sarapan pagi. Dengan lesu ia berjalan menuju meja makan dan duduk tepat di samping Hyunjin, sebenarnya Hyunjin yang menetapkan kalau Changbin harus selalu duduk disampingnya, dimanapun.

"Nah, udah lengkap semua kan? Ayo makan~", Chan, yang entah mulai sejak kapan berperan sebagai 'ayah' itu melakukan rutinitas sehari-hari nya.

Mereka semua berteriak girang, yah semua. Total penghuni rumah Chan dan Woojin adalah 9 orang. Hyunjin, Changbin, Jisung, Felix, Seungmin, Jeongin, Minho dan Chan juga Woojin.

Namun Seungmin dan Jeongin sudah berangkat kuliah terlebih dahulu.

Awal bertemunya mereka begitu dramatis sungguh, setiap orang mempunyai latar belakang sendiri-sendiri. Dan semua latar belakang keluarga mereka begitu mengenaskan mungkin, dari yang menjadi seorang anak yang tidak diinginkan sampai korban perceraian. Chan dan Woojin yang membawa mereka ke rumah hangat ini, memberikan mereka kebahagiaan yang bahkan tidak pernah mereka dapatkan dari orang tua masing-masing.

Oke, back to story...

"Pa, kapan sih mau ngelamar Mama? Keburu capek tuh nungguin", si wajah tupai berceloteh dengan mulut penuh, membuat pemuda Aussie disampingnya menggeleng sambil terus mengunyah makanannya nikmat.

"Ha..? Uhukk!!", Tentu saja pertanyaan Jisung itu membuat Chan tersedak. Woojin yang ada disampingnya terkekeh pelan sambil menyodorkan segelas air putih pada Chan sambil menepuk pundak pria itu pelan.

"Iya Pa, jangan samain Mama sama jemuran dong. Digantungin terus", kali ini Minho ikut andil, perkataan nya itu sukses membuat Chan menggaruk tengkuknya malu.

"Ih, Papa macam apa anda. Jahat", Jisung lagi-lagi berceloteh dengan wajah sok kecewanya. Jangan lupakan pipinya yang penuh.

"Hushh!! Telen dulu napa sih", Felix mengelap sisi bibir Jisung yang kotor.

Jisung hanya menyengir bodoh, sedangkan Woojin yang jadi objek pembicaraan mereka tersenyum malu.

"Kalian pagi-pagi udah ngomong aneh-aneh aja. Cepetan abisin makanannya. Terus pada mandi",  'anak-anak' nya hanya tertawa melihat wajah Woojin yang memerah. Chan pun tak kalah canggung nya.

Hyunjin yang tadinya tidak memperhatikan Changbin kini mengalihkan atensinya kala tak mendengar suara apapun dari sisinya. Benar saja, Changbin dari tadi diam dengan wajah lesunya. Wajahnya memucat dan sejak kapan bibir berwarna merah muda itu berubah pucat dan kering.

"Lo kenapa? Sakit?", Tanya Hyunjin saat Changbin tengah memainkan makanannya dengan sendok. Sejak tadi pemuda itu belum memakan sesendok pun.

"Nggak tau, nggak enak badan aja rasanya", suara serak dan parau Changbin membuat atensi mereka yang ada dimeja makan teralihkan padanya.

Hyunjin meletakkan satu tangannya pada dahi Changbin, lalu tangan lainnya ia letakkan pada dahinya sendiri.

Panas, Hyunjin menghela nafasnya.

"Tidur jam berapa semalem?", Tanya Hyunjin lagi.

"Dua jam sebelum lo bangunin gue", jawab Changbin mendadak kesal, lalu pemuda itu menatap tajam pada pemuda tupai yang sedang mengunyah makanannya seakan tak tahu apa-apa.

"Pamitnya ke kamar mandi, taunya nggak balik-balik. Awas aja lo, jangan ngemis nilai ke gue. Nama lo gue hapus dari kelompok, mampus", ucapnya sinis pada Jisung, membuat pemuda itu melotot.

"Lah, jangan dong Kak. Kemaren tuh gue niatnya mau baring sebentar eh malah bablas. Kan gue juga ikut bantuin", Changbin memutar bola matanya malas, alasan klasik.

[1]I Am You (Changjin) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang