Prolog

77 13 0
                                    

Pemakaman itu nampak sepi,seorang gadis menatap kosong sebuah nisan. Bahkan tidak ada tangisan maupun isakan darinya.

Dia masih tidak percaya bagaimana takdir mempermaikan perasaanya. Masih berharap jika itu hanya sekedar mimpi buruk.

Tes...tes...tes...

Hujan mulai turun. Namun tidak ada niatan darinya untuk beranjak pergi. Seakan tak memperdulikan hujan yang mulai turun dengan deras.

sesak....

itu yang dia rasakan kini

marah....

itu yang ingin ia lakukan pada takdir. Bagaimana bisa takdir bertindak semaunya. Namun ia tau, sebagaimana dia memberontak takdir akan terus bersikap egois.

Dari kejauhan seorang pria menatap gadis itu dengan perasaan sedih. Ia paham bagaimana perasaan gadis itu.

Karena hujan semakin deras akhirnnya pria itu menghampiri gadis itu.

"Venya, kita harus pulang." ajak pria itu

"...." gadis itu masih diam. Masih bergelut dengan pikiranya.

Karena tidak mendapat respon sedikitpun, akhirnya pria itupun merengkuh gadis itu dalam pelukanya.
Sedangkan Venya, dia mulai terisak didalam pelukan pria itu. Menangis, meluapkan emosinya di dada pria itu.

"Ini mimpi kan kak ? iya kan ?"tanya Venya lirih

Pria itu tidak menjawab, dia hanya diam menunggu gadis itu tenang. Setelah sedikit tenang, pria itu  membawa gadis itu ke mobil dan membawanya pulang

Di dalam mobil, mereka hanya diam. Tak ada yang berniat membuka pembicaraan. Mereka saling bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

Setelah sampai rumahnya, Venya turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia segera memasuki rumah dan menuju kamarnya lalu menguncinya.

Setelah Venya memasuki rumah, pria itu beranjak pergi dari rumah itu. Ia tidak ingin mengganggu gadis itu untuk sementara waktu. Ia yakin gadis itu butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan dirinya

Di dalam kamar, Venya menatap sebuah foto dirinya dan seseorang yang amat dia sayang. Bahkan saat orang itu sudah pergi sekalipun bayangan tentangnya masih terekam jelas di memori nya.

Sikapnya yang hangat, selalu tersenyum walau dirinya sedang tidak baik-baik saja, cara biaranya yang selalu membuat orang di sekitarnya tertawa.

Kini hanya kenangan yang tersisa di memori semua orang yang mengenal nya.

Entah sudah berapa lama dia memikirkan orang itu, hingga dirinya tertidur.

Segitu dulu ya buat prolognya

Maafkan author yang gaje inih:v

Jangan lupa vote sama komen ya

Beri tau kalo ada typo

TBC

My memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang