Plaakk
"Bagaimana bisa nilai kamu turun drastris seperti ini!apa yang kamu lakukan hah!"bentak pria paruh baya didepan seorang anak berusia sekitar 14 tahun yang terlihat menunduk tak berani mengangkat wajahnya.
Srekk...
"kalau papa ngomong itu jangan nunduk tegakkan kepalamu!"ujarnya lagi dengan menarik dagu anaknya itu.
"maaf pah!"lirihnya dengan suara bergetar menatap lirih mata sang ayah.
"sekarang masuk kamar kamu jangan harap kamu bisa keluar dari kamar dan ingat papa akan menambah jadwal les kamu!dan semua smartphone dan Komputer kamu papa sita sampai nilai kamu membaik lagi!"peringatnya,dan melepas pegangan pada dagu anak itu tanpa membantah lagi dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Semua kejadian tadi hanya bisa menjadi tontonan kedua saudara nya tanpa ada niat mereka membantu sedangkan sang ibu hanya diam menuruti sang suami.
Remaja itu membuka pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam dan meluruhkan badannya di depan pintu dan menemggelamkan keoalanya dilipatan lututnya dan menangis dengan keras.
"hikss...kak Ares!tolong Atha...!"isaknya tertahan hingga tak lama dia berdiri menghapus air matanya dan berjalan menuju nakas disamping tempat tidurnya dan membuka laci paling bawah,dan mengambil sebuah kotak kecil dari sana dan kemudian berjalan menuju kamar mandi dan mengunci kamar mandi tersebut dari dalam.
ia meletakan kotak itu di wastafel dan kemudia
Ia menyalakan shower dan menunggunya hingga penuh,dan setelah penuh dia mematikannya dan masuk kedalam bak mandi diam tanpa bersuara hingga tak lama dia berdiri dan meraih kotak yang dibawanya tadi dan membuka nya yang ternyata berisi sebuah tabung berisi beberapa pil putih.Ia membuka nya dan mengeluarkan semua sekaligus,digenggamnya pil-pil itu dan dia kembali meluruhkan badannya didalam bak mandi kembali,cukup lama ia melihat pil2 yang ada digenggamannya itu hingga akhirnya ia meneguknya.
Satu titik lolos dari matanya membuat aliran sungai dipipinya,entah apa yang dirasakannya,hingga tak lama ia mulai merasakan sesak dan buram pada matanya dan semakin lama matanya pun semakin memberat hingga akhirnya perlahan kegelapan merenggut.
disela kesadaran nya air mata kembali mengusak keluar dari matanya.
"jem..put a..ku kak.."
...........................
Muhammad Athaya Alkatri (14 y.o)
Novarion Devandra Alkatri (17 y.o)Tanaya Aldebaran Alkatri (19y.o)
Aresta Jovandra Alkatri (21 y.o)