Setelah meninggalkan papa nya di kafetaria ia berjalan menuju taman rumah sakit,ia berjalan dengan lesu,hingga dia mendudukan badannya disalah satu bangju taman dan merenung.
"aku gak nyalahin papa sama sekali karna ini semua udah takdir,tapi aku minta papa renungin semua perbuatan papa sama kami terutama Atha!"
Tana tersenyum miring memikirkan kata2 nya tadi kepada papa nya.
Ia berkata seolah ia selama ini adalah kakak yang selalu mengerti adik2 nya,bagaimana orang sepertinya menasehati dan mengatakan kecewa dengan papanya padahal ia juga tak jauh berbeda dengan papanya.
Jangankan mengerti Atha,ia yang selama ini cukup dekat dengan Rion pun sangsi mengetahui adik oertama nya itu.
Sungguh sekarang rasanya Tana ingin menghilang saja,ia tak berani mempertanggung jawabkan keadaan ini pada kakaknya yang bahkan belum mengetahui nya sama sekali.
Disaat pikirannya yang mengelana entah kemana ponselnya bergetar.
Kak Ares calling
Tana kelabakan melihat kakaknya menelpon tiba2,ia mengangkatnya dan meletakkan nya di telinganya.
"hallo kak!"sapanya.
"kamu dimana?"sahut Ares membuat Yana mengerutkan keningnya.
"aku dikampus kak,kenapa?"dusta nya.
"bagus sekali!yasudah!"dan sambungan langsung terputus sepihak oleh Ares,Tana bingung dengan kakaknya "ada apa dengan kak Ares?"pikirnya bingung.
"katanya di kampus Tan!"ucap seseorang dibelakang Tana.
Deg
Tana mendengar suara familiar dibelakangnya,perlahan ia membalikan badannya.
"sejak kapan kampus mu pindah kesini!"lanjut suara itu.
"kak...!"lirih Tana.
Disana berdiri Ares dengan tatapan berbeda dari biasanya ia lihat.
"apa yang harus ia katakan!"
***0***
"makan dulu deh yon!nih gue beliin lo gado2 mbak Tia!"ujar Rafka pada Rion yang sedari tadi hanya diam berbaring di sofa menutup mukanya dengan lengannya.
Setelah meninggalkan Papa nya dikafetaria ia langsung menghubungi Rafka untuk menjempitnya dan berakhir lah mereka di apartemen Rafka.
"ayolah yon,gue rau lo belum makan kan?"lanjut Rafka,Rion langsung bangkit dari posisinya.
"gue kok sok bener banget ya ka!gue bilang kecewa sama papa padahal gue juga salah!"ucao Rion tiba2,Rafka mebgerutkan keningnya tak paham.
"maksud lo?"tanya Rafka.
flashback on*
Plaak
"papa tak terima kekalahan seperti ini Atha!"bentak Sean oada bungsunya,sedangkan Atha hanya diam menundukan kepalanya dan memegang pipinya yang mulai memerah.
"maaf pah!"lirih Atha.
"apa maaf mu bisa mengembalikan waktu dan membuat kamu menang olimpiade itu hah!"sentak Sean lagi,Sara hanya diam duduk di sofa mendengarkan dan memperhatikan.
"mulai besok,jadwal les matematika kamu akan mama tambah biar kamu bisa meningkatkannya lagi,dan juga les piano kamu mama ganti jadi les bahasa jepang mulai besok!"ucap Sara tenang.
"dan ingat kamu harus lebih dati bekerja keras Atha,papa gak mau kejadian memalukan seperti itu terulang!"lanjut Sean.
Atha hanya diam,hingga Rion masuk kedalam rumah dengan lusuh,Atha menatap kakaknya itu demgan mata lirih,Rion hanya melihatnya sekilas dan melesat memasuki kamarnya.
flashback of*
"gue bego kan,gue denger semua dari luar dan gak ada niat gue nolong dia,gue bahkan gak hirauin dia selama ini!"lirih Rion,Rafka hanya diam duduk disamping sahabatnya.
"tapi menurut gue,sekarang waktunya lo buat diri lo berguna buat Atha,buktiin lo mau berubah,kita buat dia melewati ini semua sama2,gue yakin lo pasti bisa lewatin ini semua!"ujar Rafka,Rion masih diam duduk ditempatnya.
"tapi raf...gue takut..!"lirihnya dan Rafka hanya bisa menenangkan Rion dan menguatkannya sebagai sahabat.
***0***
Suasana cukup tegang diantara keluarga itu hanya diam seribu bahasa yang bisa mereka lakukan,bahkan Sean pun hanya diam tak bersuara sama sekali.
Kedatangan Ares yang secara mendadak mengejutkan mereka karna jauh dari jadwalnya pulang.
"aku gak tau mau ngomong apa tapi,apa yang aku bicarakan terjadikan pah,aku sudah meminta dengan sangat waktu itu tapi..!"ucap Ares memecah keheningan Sean hanya diam,dengan Tana disampingnya.
Sara sedang menemani Atha diruangannya,bahkan Sara belum mengetahui kalau Ares sudah pulang dan berada dirumah sakit.
"sejak awal aku sudah meminta agar menghentikan nya sebelum terlambat aku sudah peringatkan papa,kalau papa ingat lagi!"lanjut Ares dengan air mata yang entah sejak kapan sudah mengalir di pipinya.
"please pah!"
"hentikan!"
TBC....
OK Begin nya dimulai didepan karna sebenarnya ini semua masih prolog belum masuk cerita jadi ikutin terus...