Sudah hampir 5 bulan Atha menutup matanya,tak ada yang tau kapan ia terbangun.
Keadaan keluarganya pun bisa dibilang tak ada yang baik sama sekali.
Mereka masih beraktivitas seperti biasa hanya ada yang berubah,hampir tujuh puluh persen bisa dikatakan mereka pindah ke rumah sakit.
Sedangkan Ares memutuskan untuk pindah dan tidak kembali ke London lagi,ia memutuskan agar bisa terus bersama adik-adiknya.
Sean hampir sama,penyesalan di hatinya tak kunjung berhenti,ia memutuskan untuk terus bekerja agar bisa melupakan sedikit rasa bersalahnya,tetapi disaat malam hari ia akan diam2 memasuki kamar rawat Atha menggenggam tangan anak nya dan menangisi kesalahannya.
Hari ini giliran Rion yang menjaga Atha karna hari itu ia sedang ada pada masa tenang sebelum melakukan ujian akhir.
Ia duduk di kursi dengan memegang kain basah,dan menyeka badan adiknya dengan hati-hati.
Rion meraih tangan Atha yang terbebas dari kabel dan memgelap nya dengan air hangat "lo tau gak?kemaren gue di tembak cewek lo?tapi gue tolak!"ujar Rion dengan menyeka badan Atha,sesekali ia tersenyum ketika kata2 nya lucu,memang semenjak itu Rion berubah hampir 180° dari Rion seorang bad boy menjadi anak rajin tingkat akhir,ia lebih sering menghabiskan waktu dirumah sakit bersama adiknya seolah menebus semua kesalahannya selama ini.
"tha!bang Ares kayak nya marah deh sama gue!semenjak itu dia belum ngomong sama gue,kalaupun papasan pasti seolah gak lihat gue!gue sedih liat nya,gue pengen minta maaf tapi hue takut!"Rion meletakan tangan Atha dengan hati2 kemudian ia menunduk.
"makanya bangun dong tha!bantuin gue,gue janji gue bakal jadi kakak yang baik dan selalu ngejaga lo mulai sekrang dan gak akan ninggalin elo!"ujar Rion tulus,ia mengangkat wajahnya dan menatap wajah adiknya yang semakin tirus.
Rion bangkit dari duduk nya dan mengangkat baskom berisi air untuk membersihkan badan Atha.
"hhhh...gue buang ini dulu ya!"Rion berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam ruangan itu dan membuang air nya ke wastafel kemudina mencuci tangannya.
Rion berjalan keluar dari kamar mandi matanya membulat ketika melihat Atha berada diatas ranjang dengan badan mengejang,Rion nerlari menghampiri Atha.
"tha...lo kenapa..t..tha!"Rion segera menekan tombol emergency di sebelah ranjang dengan cepat "t...tha gue mohon lo jangan tinggalin gue!"ucap Rion yang entah sejak kapan sudah menangis,ia semakin panik ketika suara dari EKG yang semakin kencang.
Tak lama beberapa orang dokter dan suster pun memasuki ruangan "dok adik saya dok!"ujar Rion,Reka dokter pribadi Atha sejak saat itu pun hanya mengangguk "kamu tunggu diluar biar saya periksa Atha dulu!"ujar Dokter Reka.
"t..tapi.."
"mari mas,serahkan semua pada Dokter Reka!"potong suster yang membantu dokter Reka dan menggiring Rion keluar dari ruangan itu.
"Atha baik2 aja kan sus?"tanya Rion ketika mereka berada diluar ruangan.
"Doakan yang terbaik untuk Atha!"setelahnya suter itu masuk kembali keruangan Atha untuk membantu Dokter Reka.
Rion mendudukan dirinya di kursi panjang didepan ruangan dan menundukna kepalanya.
"aku mohon tuhan jangan ambil adik ku!"lirih Rion.
Rion masih diam di depan ruangan itu sudah hampir 45 menit tapi tak ada tanda dokter atau yang lain keluar sama sekali bahkan ia belum memberi keluarga nya yang lain.
Ceklekkk
Rion segera berdiri dari duduknya ketika mendengar pintu terbuka.
"Atha gimana dok?"tanya Rion ketika melihat Dokter Reka keluar.