-Desember, 2011-
Tujuh Tahun LaluWaktu berlalu, hubungan Galih dan Tara semakin dekat semenjak malam inagurasi itu. Meski tak ada kata cinta dan sayang. Entahlah jenis hubungan macam apa itu? Mau bilang pacaran, tidak. Sekedar teman? lebih. Sahabat? Tidak! Tapi mereka tampak enjoy-enjoy saja dengan hubungan mereka. Orang-orang disekitar mereka lah yang geretan melihatnya.
"Nanti kabari kalau kelasnya udah selesai" Galih mengacak rambut Tara. Dia mengantar Tara ke kelasnya. Mereka memang datang bersama ke kampus.
Tara memberengut kesal menangkis tangan Galih. "Ck! kusut, Kak! Kebiasaan!"
Galih terkekeh melihat reaksi Tara. Gemas! Ini lah yang Galih suka, menggoda Tara. Ekspresi Tara saat kesal sangat imut menurutnya. Dia tersenyum lembut. "Masih cantik kok"
Reni yang ada di sana, memutar bola matanya malas melihat dua orang di depannya ini. Dia sudah seperti penjual kacang rebus. Dua orang yang asik dengan kemesraannya dan dia, si penjual kacang sebagai cameo nya. Kacang! Kacang! Kacang!
Tara mengibaskan rambutnya ala-ala iklan shampo. "Iyalah, Tara gitu loh"
Galih yang melihat itu mencubit pipi Tara gemas. "Iya deh iya yang cantik. Ya udah, aku cabut dulu. Bentar lagi kelas mulai. Jangan lupa kabari aku kalau udah selesai"
Tara memasang sikap hormat siaga. "Siap, Boss!"
"Buruan pergi deh, Kak! Jangan bikin jomblo kretek-kretek," usir Reni ketus, si 'penjual kacang' sudah tidak tahan dengan interaksi dua orang di depannya. Man! Sungguh tidak ber-keprijomlo-an.
Galih tertawa mendengar protes Reni. "Ok. Nitip Tara ya"
Reni mendengus "Aku bukan babysiter kali, Kak!"Tara dan Galih tertawa mendengar protes Reni. Setelah nya Galih pergi ke kelasnya. Mereka beda jurusan, tapi masih di satu payung Fakultas Ekonomi.
*
Kelas usai. Tampak wajah-wajah kusut mereka yg baru saja keluar kelas. Jangan dikira setelah lulus SMA, bisa sedikit bebas di bangku perkuliahan. Nyatanya tidak! Sebelum keluar kelas tadi, dosen memberikan banyak tugas. Apalagi saat ini memasuki akhir-akhir semester, bukan hanya satu dosen yg memberikan banyak tugas."Pusing gue! Beneran rontok rambut gue habis ini!" Reni memijit kepalanya yang pening mengingat tugas dari dosen tadi.
Tara hanya tertawa menanggapinya. Dia pun sama pusingnya.
Mereka berjalan ke arah taman sambil berbincang. Bukan berbincang tepatnya, sibuk mengeluh meratapi nasib tugas yang menumpuk. Padahal baru semester pertama. Kasihan! Kasihan! Kasihan!
Sedang asik mengeluh, mata Reni menangkap pemandangan tidak enak. Galih dan seorang wanita berjalan berdua terlihat sangat akrab. Sesekali terlihat Galih tersenyum dan tertawa-tawa.
"Tara, sebenernya hubungan lo sama Galih gimana sih?" Reni ingin memastikan sesuatu dulu. Dia takut memberitahu Tara kalau Galih sedang berdua dengan seorang wanita.
"Ya nggak gimana-gimana. Biasa aja" Tara yang tidak melihat Galih menjawab seadanya.
"Biasa gimana? Lo Suka? Perasaan lo gimana?" Reni geregetan mendengar jawaban Tara. Selama ini memang dia tau, Tara tidak ada hubungan apa-apa dengan Galih. Tapi, dilihat tingkahnya mereka seperti duo sejoli yang di mabuk asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primrose
RandomBagi Gilang tak pernah terbayangkan harus menggantikan saudara kembarnya sebagai mempelai pria. Menikah dengan wanita yang tidak pernah dikenalnya, wanita yang begitu terpuruk karena kepergian kekasihnya. Berawal dari rasa iba, perlahan cinta itu mu...