5

5.2K 560 11
                                    

Seperti biasa, pagi-pagi sekali Sya membantu Bi Ina menyiapkan sarapan keluarganya.

Setelah itu ia akan mandi dan mengurus Rara seperti biasanya baru ke caffe.

Namun kali ini berbeda, setelah Sya mandi ia ke kamar Anas untuk membangunkannya.

Seharusnya melihat Rara tidur di peluk oleh Anas yang sudah menjadi suaminya menjadi pemandangan indah di pagi pertama ia menyandang status barunya.

Tapi, Sya tidak merasakan itu.

"Mas, sudah pagi." Sya berseru pelan melihat Anas tidur nyenyak.

"Mas," Panggil Sya lagi tanpa menyentuh suaminya itu.

Anas tidak bergeming, ia masih terlelap.

Sya membangunkan Rara.

Mungkin dengan gerakan Rara nanti, Anas akan bangun pikirnya.

Sya menggaruk pelan kaki Rara, Rara menggeliat.

Karena merasa kakinya di gelitiki terus Rara menendang-nendang tangan yang usil itu.

Tapi akhirnya terbangun juga.

Rara memukul wajah Anas berkali-kali seakan tidak ingin di abaikan.

Sya tersenyum geli melihat tingkah Rara.

Anas melenguh saat merasakan tangan mungil yang bergerak di wajahnya.

Ia membuka mata dan melihat Rara sedang tertawa melihatnya dan Sya yang tersenyum memperhatikan putrinya.

Tidak sadar, garis bibir Anas melengkung ke atas.

Beginikah rasanya jadi suami?

Bangun tidur disuguhi senyum dan tawa dua orang wanita cantik?

"Mas, sudah siang. Nggak ke kantor?"

Hah.

Anas melongo.

Sya sukses bikin angannya hancur berkeping.

Anas mengecup pipi Rara dan masuk ke kamar mandi.

Melihat Anas sudah ke kamar mandi, Sya menyiapkan pakaian Anas dan meletakkan di ranjang.

Kemudian menggendong Rara keluar.

Sarapan pertama dengan status baru bagu seorang Anas setyaputra ternyata ada sensasi tersendiri.

Dulu memang Sya yang menyiapkan sarapan, makan siang bahkan makan malamnya.

Namun pagi ini berbeda.

Sya dengan telaten mengisi piringnya dan segelas susu hangat di depannya.

Sedangkan ia memangku Rara.

Saat sudah selesai, Sya mengambi Rara dan duduk di samping Anas.

Mereka menikmati sarapan pagi pertama dengan pengantin baru.

Pak Arman dan Bu Wira memperhatikan kedua pengantin baru itu dengan senyum yang tak pudar di bibirnya.

Saat Anas sudah berangkat ke kantor, Sya juga ke cafe.

Sudah seminggu ia tidak ke caffe, dan ia kangen suasana di sana.

Benar saja, sampai di caffe para karyawan sudah heboh karena bos nya yang liburan tiba-tiba.

"Rara, kemarin liburan ke mana?" Desi karyawan yang paling dekat dengan Sya menggodanya.

Rara menjawab pertanyaan Desi dengan celotehannya.

"Beneran kan Ra? Kamu nggak bohongin tante?" Tanya Desi lagi seakan paham bahasa Rara.

Rara kembali berceloteh dengan semburan tawanya.

SYATILA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang