8

5.3K 580 18
                                    

Anas tidak bersemangat saat sedang di Kantor.

Kejadian satu minggu yang lalu mengusik egonya sebagai lelaki.

Tidak.

Tepatnya sebagai suami.

Setelah kejadian malam itu, ia sering melihat Sya keluar dari kamarnya sekitar jam tiga malam.

Egonya tersentil saat mengetahui Sya yang tidak tidur bersamanya.

Ia yakin, ini sudah berlangsung lama.

Mungkin sejak ia menikah empat bulan yang lalu.

Ia tidak ingin bertanya.

Ia masih ingin menutup mata perihal tingkah laku Sya, istrinya.

Mereka menikah memang bukan karena cinta, tapi ia berharap Sya bisa menjalankan pernikahan ini dengan sewajarnya.

Bukan malah seperti ini.

Bahkan Anas tidak pernah meminta haknya kepada Sya.

Karena ia sendiri belum tau perasaannya Kepada Sya.

Tapi setidaknya Anas tidak bermain seperti Sya.

"Kalau tidak konsen, pulang saja." Kata Pak Arman saat mendapati anaknya sedang melamun.

Anas berdeham.

"Papa sejak kapan di sini?"

Pak Arman menggeleng.

Anas mengusap kepalanya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Tidak ada." Jawabnya cepat.

Pak Arman menyeringai lebar. "Tidak ada?"

Arman tidak menjawab, karena kalau berdebat dengan Papanya ia tidak akan pernah menang

"Syatila?"

Arman tersedak ludahnya saat mendengar nama Sya.

Pak Arman tersenyum meledek.

"Kamu lupa, Kalau gelar Papa?" Pak Arman masih meledek Putranya.

Anas duduk pindah, dan duduk di samping Papanya.

"Kamu sudah jatuh cinta pada Sya?"

Anas tidak menjawab.

Ia malah memikirkan pertanyaan Papanya, benarkah ia sudah jatuh cinta pada Sya?

Sepertinya tidak.

"Kalau kita terluka melihatnya menangis, sakit karena dia sedih, dan kita tahu itu bukan karena kita, Apa itu cinta?"

Pak Arman terkekeh geli.

"Apa Kamu merasakan semua itu?"

Anas berdecak, dia bertanya, kenapa Papanya malah balik menanyainya?

Arman menggeleng.

"Secara tidak sadar kamu sudah membuka hati untuknya," Pak Arman memainkan pena di tangannya. "dan kamu sudah jatuh di dalamnya." Sambung Pak Arman.

Anas menggali hatinya.

"Kamu sudah jatuh dalam pesona Sya, siapapun akan jatuh cinta pada Sya."

Anas tertegun mendengar perkataan Papanya.

Benarkah semua orang mudah jatuh cinta pada Sya?

Termasuk Pria yang bekerja di caffe Sya?

Pikiran Anas semakin terusik saat ia mampir di caffe dan melihat Sya sedang tertawa dengan pria yang bernama Daniel.

SYATILA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang