Selama satu minggu ini bu Wira merasa ada yang berbeda dengan kedua anaknya.
Anas yang jarang sarapan dan selalu pulang larut, namun karena diingatkan suaminya untuk tidak mencampuri urusan mereka, Bu Wira hanya Memperhatikan keduanya.
Seperti biasa Sya menyiapkan pakaian kantor Anas, namun selama satu minggu ini Anas tidak memakai pakaian yang di sediakan istrinya. Ia akan mengambil yang lain.
Tapi, Sya tetap melakukannya.
Seolah ia tidak bosan diabaikan.
Anas juga jarang, bahkan tidak pernah menegurnya.
Sya juga tidak apa-apa, malah dia merasa baik, setidaknya Anas tidak memperhatikannnya lagi.
Ia merasa bebas.
Anas yang pergi pagi buta dan pulang larut membuat Sya leluasa.
Pak Arman masuk ke ruangan Putranya.
"Hari ini Papa ke jogja, ada peresmian gedung baru di sana."
Anas menatap datar Papanya.
Kemudian terlintas ide di benaknya.
"Aku saja yang pergi," usulnya.
Pak Arman langsung menggeleng.
"Tidak, ini memakan waktu yang lama, bisa sampai sepuluh hari karena akan ada seleksi karyawan baru."
"So, apa salahnya? Memang seperti itu kan?
"Iya, tapi kamu tau Rara kan? ia tidak bisa tidak melihatmu lebih dari satu hari."
Anas menghela nafas berat, faktanya memang seperti itu.
"Ada apa, ada masalah?"
Anas menggeleng. "Tidak ada."
Tidak mungkin ia mengatakan pada orang tuanya kalau ia di tolak Sya.
Pak Wira keluar dari ruangan Anas karena sebentar lagi ia akan berangkat.
Sudah dua hari Anas tidak pulang, ia menginap di apartemennya yang kebetulan dekat dengan kantor.
Ia baru saja membaringkan tubuhnya saat sebuah pesan masuk ke ponselnya.
(Sya)
Rara nangis.Anas memijat kepalanya.
Namun saat ia ingin membalas pesan Sya, masuk notice chat dari Silvi.
(BeeVi)
Besok ketemuan yuk
Aku kangen.Anas menghela nafasnya, kali ini terasa berat.
Ia baru sadar, kalau ia belum menyelesaikan semua masalahnya dengan Silvi karena Silvi harus berangkat ke papua menjadi petugas sukarelawan.
Setelah menyetujui ajakan Silvi, Anas mengambil kontak mobilnya.
Anas baru saja masuk ke rumah, tapi ibunya langsung mengomel.
"Kamu kemana saja, tidak pulang-pulang?"
"Lupa sudah punya anak bini?"
"Jadi laki ya harus kudu tanggung jawab toh le."
"Bukan main pergi, kalau pulang suka-suka kamu."
Anas tidak menjawab.
Ia mengambil Rara di gendongan Sya tanpa sedikitpun melihat Sya.
"Kalau kalian ada masalah, selesaikan." setelah mengatakan itu ibu meninggalkan mereka.
Anas pergi ke dapur mengambil minum dengan Rara di gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYATILA ✔
RandomKeindahan itu tercipta karena kita mensykurinya, seperti dia yang kusia-siakan Ternyata indah saat Aku mulai melihat dan memujinya. __Syatila. >>>Plagiat silahkan angkat kaki ya, Lillahi ta'ala saya tidak ridho!!