(3) Aku Akan Selalu Hidup

222 11 0
                                    

" Yang Mulia Selir Utama Mu Yu Fei memasuki ruang..." teriak salah satu kasim yang mengabdi di kediaman Mei Feng.
Semua pelayan memberi hormat dan memberi jalan pada istri kedua kaisar mereka.
"Hormat hamba pada yang mulia ibu suri dan permaisuri." Dengan senyum dinginnya Yu Fei melirik ke arah Mei Feng.
"Tidak perlu formalitas, silahkan duduk selir Fei," ucap ibu suri.
"Hamba dengar, yang mulia permaisur telah siuman dari pingsannya. Hamba turut bersedih mendengar kondisi anda yang mulia."
Mei Feng menjawab santai,
" anda tak perlu khawatir selir Fei, anda tahu kejadian ini bukan pertama kalinya bagi saya. Bahkan jemari di kedua tanganku sudah tak cukup menghitung berapa kali aku diracuni."
"Kau benar nak, ibu pastikan pelaku saat ini akan dihukum mati."
Mei feng tersenyum miris, bagaimana tidak. Sebenarnya ia tahu pasti siapa dalang di balik semua ini. Namun ia tak memiliki bukti yang cukup untuk menyeretnya ke pengadilan. Hasil akhirnya selalu saja eksekusi oleh sang pelayan yang menyajikan masakan dengan motif membunuh yang tak masuk akal.
"Selir Fei... Sebaiknya anda menjaga kesehatan anda dan tidak usah terbebani dengan kondisi kesehatan saya, saya akan berusaha untuk tetap hidup selama Yang Mulia Kaisar hidup."
Dengan geraman Selir Fei menahan amarahnya karena selalu gagal meracuni saingan utamanya itu. "Sial...." kemarahan itu hanya bisa ia tahan di ulu hatinya.
"Kalau begitu, hamba undur diri yang mulia. Maaf, kehamilan hamba membuatku akhir akhir ini sering merasa lelah, " ucapnya dengan senyum kemenangannya.
"Kalau begitu silahkan untuk beristirahat selir Fei, aku tak ingin putera naga ikut kelelahan, apalagi kelak ia akan memimpin negri sebrang juga. Anda bisa bayangkan betapa melelahkan itu."
Selir Fei tetap merasa kesal dengan permaisuri Mei Feng meski ia hanya menjawab secara santai, namun ia bisa menghirup aroma sarkasme dalam kalimatnya.

The Crown Of Great EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang