Hari-hari yang dilalui permaisuri Mei Feng kini tak terasa sepi lagi, karena kini ia memiliki teman berbagi selain ibu suri. "Katakan adik, berapa kali kau bertempur? Bagaimana kau bisa menyembunyikan identitasmu selama ini terutama dari prajuritmu?, tidak kah kau takut identitasmu ketahuan?"
"Jangan lupa bernapas yang mulia," Jin Er geleng-geleng tak habis pikir, permaisuri kerajaan ini ternyata sangat cerewet.
Ketika mengobrol bersama terutama di paviliun teratai, mereka selalu bersikap santai, bahkan mereka menggerai rambut mereka dan mengenakan pakaian santai. Mereka lebih sering bercengkrama di gazebo taman belakang paviliun dekat dengan kolam yang ditumbuhi banyak teratai.
"Kakak... Setelah kuperhatikan paviliunmu ini tak terlalu besar dibanding paviliun yang lain, tapi suasananya sangat nyaman dan sejuk."
"Seharusnya aku ditempatkan di paviliun Persik yang agak dekat dengan paviliun naga, tapi aku lebih memilih di sini. Di sini tempat kenangan-kenangan baikku di masa lalu tumbuh."
"Kenangan masa lalu? Bukankah paviliun persik kini ditempati selir Fei?"
"Ya, kau benar adik Jin. Karena aku menolak, kini paviliun itu milik selir Fei. Bisa dikatakan dari kecil aku akrab dengan suasana istana. Mendiang ibuku bersahabat baik dengan ibu suri. Setelah ibuku meninggal ibu suri sangat kehilangan dan sering memanggilku untuk bermain dan menginap di istana, dan tentu saja kawan mainku hanya kaisar Li Xiu. Dia sudah seperti kakakku sendiri, dan akhirnya kami menikah yang merubah total hubungan kami."
"Romantis sekali yang mulia, sahabat kecil kini disatukan dalam pernikahan."
"kelihatannya seperti itu, yang mulia adalah cinta pertamaku dan satu-satunya pria yang kucintai. Tapi hanya aku yang merasakan demikian, ketika yang mulia mulai beranjak remaja ia jatuh cinta dengan selir Fei. Namun karena perjodohan, ia harus terikat pernikahan denganku. Semenjak itu, kaisar marah padaku dan tak pernah mengajakku berbicara kecuali hanya pada saat-saat yang penting saja. Dia menepati janjinya pada ibu suri, aku adalah permaisuri tapi tak akan pernah menjadi wanitanya. Seperti yang kau lihat, aku adalah pendamping kaisar, bukan dalam hidupnya. Tapi sebatas jabatan dan pekerjaan saja, oleh karenanya akhir-akhir ini aku memikirkan untuk pensiun, dan kembali ke kediaman keluarga Xiao untuk menemani ayahku. Apakah kau mau menggantikanku adik?"
"Yang mulia, anda adalah ibu kerajaan ini. Banyak rakyat yang mendukung dan mendoakan anda. Dan cinta anda pada yang mulia merupakan alasan yang amat cukup untuk bertahan di istana dalam."
"Kau benar adik, aku sering merasa cukup bahagia bisa melihat dan berada di dekat orang yang kucintai, tapi di sisi lain aku sering menyalahkan diri sendiri karena akulah penyebab terbesar kesedihan dan kemarahan kaisar. Aku tak ingin memiliki kaisar dengan kondisi seperti ini." Mei Feng kembali menangis, kini berganti jin er yang berusaha menghibur kakaknya. " Kakak... Aku ingin menari di depanmu, bolehkah?" Mei Feng mengangguk dan menyaksikan gerakan gemulai jin er yang menari dengan menggunakan tongkat yang ia bayangkan sebagai pedang. "Ini adalah tarian pedang negri Fang, dalam tarian ini bukan hanya mengandung hiburan tetapi jurus asli turun-temurun dari leluhur kami. Jika orang yang memiliki kemampuan bela diri yang baik, maka ia akan menemukan kekuatan besar di dalamnya". Mei Feng pun bangkit mengikuti gerakan Jin er dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Of Great Empress
Historical Fiction"Kau adalah permaisuriku, bukan wanitaku!" ~Huang Li Xiu~ "Aku hanya ingin jadi wanitamu." ~Xiao Mei Feng~ Maaf kalau urutan part tidak runtut dan mohon perhatikan nomor urutnya 😄😄😄😄😄