Wedding Day

222 7 0
                                    

"Hidup yang mulia Kaisar dan Permaisuri." Sorak sorai penduduk menggema di seluruh negri, bersuka cita atas pernikahan pemimpin tertinggi di kerajaan mereka. Perayaan pun diadakan di seluruh pelosok negeri, festival lampion dan perahu hias diadakan di sepanjang  aliran sungai Yan Tse, sungai terbesar yang membelah kerajaan ini.
Di balik kemeriahan itu, Mei Feng sangat gugup menghadapi Li Xiu yang sedang duduk menyesap teh.
Mereka bukanlah orang asing satu sama lain, tapi suasana malam itu benar-benar terasa canggung bagi Mei Feng.
"Kakak Li Xiu....", Mei Feng menautkan jemarinya.
"Mei Feng, aku membencimu."
Gadis itu menatap Li Xiu untuk memohon penjelasan lebih.
"Harusnya aku menikahi Yu Fei, karena janji bodoh ibuku, kita terjebak dalam situasi ini. Ini bukan salahmu, tapi aku tidak tahu kebencian ini harus aku luapkan pada siapa."
Mei Feng mencoba sekuat tenaga menahan air matanya yang hampir lolos jatuh ke pipinya.
"Kakak... Maafkan aku, tolong maafkan kedua ibu kita."
"Hahahaha... Apa kau kira aku akan bahagia? Hanya Yu Fei yang bisa membuatku tersenyum. Kau, cih, aku menghormatimu karna kau putri sahabat ibuku. Tak lebih, aku hanya menganggapmu adik karena kau memang lebih muda dariku, dan bukan berarti aku memberimu perhatian lebih." Mei Feng sungguh tak sanggup menahannya lebih lama, titik bening itu kini telah menjadi aliran yang deras membasahi pipinya. Ia tidak menyangka, kasih sayang yang ditunjukkan Li Xiu yang ia anggap tulus sebagai kakak ternyata hanya sebatas formalitas biasa. Dan janji-janji Li Xiu untuk menjaga, melindungi dan membuatnya tak menangis adalah bohong belaka.
"Adik Feng, jangan menangis, lihat kakak sudah memperbaiki jimat pelindungmu. Kakakmu ini akan selalu melindungimu seperti halnya jimat ini. Ingat, siapapun yang membuatmu menangis di masa depan akan kakak patahkan seluruh tulang belulangnya." Mei Feng tersenyum kecil di antara tangisnya, ia tak menyangka ternyata dia bisa sebodoh itu, atau memang dirinya yang terlalu polos.
"Baik Yang Mulia Kaisar, anda tak perlu menahan diri. Anda bisa melepaskan saya saat ini juga."
"Menceraikanmu di malam pengantin kita? Apa aku cukup gila untuk mempermalukan leluhurku?. Aku tidak akan melepaskanmu, sesuai janjiku pada ibu Suri, kau akan menjadi permaisuri kerajaan ini, tapi tak kan pernah sedetik pun kau menjadi wanitaku."
"Baik yang Mulia, hamba berterima kasih atas anugerah ini. " Mei Feng pun berdiri dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan Kaisar Li Xiu.
"Karena hamba bukan wanita yang mulia, saya kira menghangatkan ranjang anda bukan tugas saya, karenanya saya mohon undur diri kembali ke paviliun hamba." Mei Feng setengah berlari diikuti Xiu Min pelayan pribadi yang ia bawa dari kediaman keluarga Xiao. "Yang Mulia, anda akan kemana?" Xiu Min setengah berlari mengejar Mei Feng yang berlari menyeret gaun merah pernikahannya. Malam ini begitu menyakitkan, dan belum pernah ia merasa begitu kesepian. Ia akan memasuki paviliunnya sebelum tangan kekar Kaisar Liu menangkap lengannya.
"Seluruh pelayan, tinggalkan paviliun ini sekarang!", tanpa berpikir dua kali mereka beranjak meninggalkan tuan mereka.
"Tolong lepaskan tangan anda yang mulia," Ucap Mei Feng dengan suara seraknya. Tapi justru Li Xiu semakin mencengkeramnya dan menariknya memasuki kamar paviliun Teratai milik permaisuri.
"Jaga perilakumu, jangan bertindak bodoh dan membuat orang lain curiga. Kau harus menyembunyikan kesedihanmu, kau adalah permaisuri. Tak bisa kau jatuhkan air matamu di sembarang tempat!" Kaisar Li xiu meninggalkan Mei feng yang menangis sendirian di kamarnya. Ia lepas seluruh gaun dan aksesoris pernikahannya. Make up ia hapus dan kini telah ia ambil seruling bambu miliknya. Memainkan lagu dengan seruling di dekat kolam paviliunnya, ia sangat bersyukur karena tak ada satupun pelayan yang berada di sana, sehingga tangisnya pun dapat ia sembunyikan tanpa harus menahannya keluar.

The Crown Of Great EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang