I do not own the story
Original story by Esile the Raven.
.
Berada di lingkungan yang sama mengasah otak bayi untuk mengingat. Hyunbin sudah hampir berumur satu tahun, dan baru kali ini dia berada di lingkungan yang sama selama hampir satu bulan. Ia sudah bisa mengingat Minhyun—mungkin malah orang pertama yang ia ingat—dan seluk-beluk rumah neneknya. Ia tahu kalau ia berkata 'Apba', Minhyun akan memberinya makanan atau susu. Dan jika ia merasa popoknya tidak nyaman, ia tinggal duduk diam, Minhyun akan menyelesaikan masalahnya.
Tapi ia tidak bisa mengingat satu hal. Yang juga membuatnya repot; Hyunbin tidak tahu harus memanggil Minhyun apa. Minhyun sudah menyerah secara langsung saat pertama mengajarkan namanya, padahal bayi perlu pengulangan berkali-kali.
Suatu hari, ada orang lain yang masuk ke rumah, dan sebagai bayi yang cukup berani, sesuatu yang baru membuatnya sangat penasaran.
"Oooh, ini Hyunbin? Lucuuuu!" seru Soonyoung mengusap-usap kepala merah si bayi yang duduk di lorong. "Diberi makan berapa kali sehari?"
"Soonyoung-ah, ini bukan hewan peliharaan," Minhyun tertawa gugup, menggendong Hyunbin yang terus-terusan memandangi Soonyoung dengan sangat penasaran. "Kadang dia membandel sih, tapi aku harus membuatnya terbiasa makan tiga kali sehari tepat waktu."
"Hmmm..." Soonyoung mengamati Minhyun yang memeluk Hyunbin dan menepuk-nepuk punggung si bayi agar bisa bersendawa. Tiba-tiba gadis itu berkata; "Minhyunnie, aku mau bilang kau bisa jadi suami yang baik, tapi kau malah seperti ibu."
Minhyun menoleh dengan wajah merah. "Eehh!? Ibu!?"
Hyunbin yang baru mengotori punggung Minhyun mengerjap. Sesuatu yang dikatakan gadis itu membuat Minhyun menoleh?
"Kan bukan hal buruk~"
"Tapi...yahh...ugh, terserahlah..." keduanya memasuki ruang tengah, dan Minhyun menyalakan penghangat ruangan. Soonyoung meletakkan tasnya di atas meja, sementara temannya meletakkan Hyunbin di atas tatami.
"Jadi kau mau kubantu memeriksa essay bahasa Inggris-mu? Yang mana?"
"Semuanya," Minhyun berkata sambil meletakkan setumpukkan kertas. Soonyoung tertawa.
"Minhyun," Minhyun menatap temannya lurus. Hyunbin mengamati ini, berhenti merangkak mengitar meja. Soonyoung nyengir. "Satu essay satu makan siang?"
"Soonyoung-ah...aku hanya anak SMP..." Minhyun meminta belas kasihan. "Mohonlah bermurah hati ala kadarnya...bagaimana satu essay satu makan siang tapi satu kali tiap minggu...?"
"Ada dua belas essay...Bagaimana sekali tiap bulan, tapi apapun yang kuminta?"
"Baiklah...tapi beritahu aku paling tidak seminggu sebelumnya agar aku bisa menyiapkan mental—maksudku dompet..." gumam Minhyun lemas, membuat Soonyoung tertawa riang. Keduanya mulai serius mengerjakan tugas sekolah—Soonyoung memeriksa essay Minhyun, sementara si empunya PR mengerjakan pilihan ganda.
Park Soonyoung adalah gadis yang sangat pintar, sekelas dengan Minhyun. Ia juga sangat ramah—malah agak terlalu supel dan suka menggoda Minhyun. Meskipun begitu, karena Soonyoung sangat populer dan memang sangat ramah pada siapa saja, Minhyun merasa mereka bukan teman dekat—atau tidak cukup percaya diri untuk menganggap bahwa mereka teman dekat.
Hyunbin yang melihat keduanya tidak bicara lagi, kembali sibuk di dunianya, merangkak-rangkak ke bawah meja dan memanjat ke pangkuan Minhyun. Soonyoung memperhatikan ini, melihat bagaimana Minhyun segera mengubah duduknya jadi bersila dan membiarkan si kecil bermain dengan selembar kertas kosong. Manis sekali.
"Achas?"
"Pintar, Hyunbin...Kertas!" seru Minhyun, matanya masih fokus di soal.
Hyunbin merengut karena tidak diperhatikan. Akhirnya, dia menarik-narik bahu kaos Minhyun dan berdiri di pangkuan kakaknya itu dan merengek.
"Muuff!" serunya, dan tiba-tiba mencium pipi Minhyun.
Minhyun mengerjap, lalu menghela napas dan tersenyum pada Hyunbin. "Iyaa, iya, apa sih? Mau dicium? Hm?" ia tertawa kecil, mencium pipi bayi agak botak itu, membuat Hyunbin tertawa geli dan memeluk kakaknya erat. Minhyun mendudukkannya lagi dan mencubit hidung Hyunbin.
"Hnn, nakal ya, kuambil hidungmu!" seru Minhyun, mencubit hidung Hyunbin dan pura-pura mencabutnya, membuat suara 'pop!' dengan bibirnya.
Hyunbin gemetar, mata hitamnya melebar dalam horor. "Naaaa! Muuuffiii! Haffbuuu!" rengeknya, tangan kecilnya berusaha meraih tangan Minhyun yang sudah 'mencabut' hidungnya.
"Hmm~ Janji nggak nakal?"
"Jaajaabu," Hyunbin mengangguk, pipinya menggembung. Minhyun membungkuk sedikit.
"Cium dulu?"
Hyunbin menepuk-nepuk pipi Minhyun lalu merangkak maju untuk mencium kakaknya. Setelah itu, Minhyun mencubit lagi hidung Hyunbin dan berpura-pura sudah mengembalikan hidung mungil itu.
"Muufiii!" seru Hyunbin, dan berguling-guling di sebelah Minhyun sementara kakaknya itu kembali mengerjakan PR.
Tiba-tiba Soonyoung menggebrak meja. Wajahnya merah menahan diri.
"Minhyun?" Soonyoung berkata dan beranjak, mengedikkan kepala ke pintu. Hyunbin mengerjap, memperhatikan bagaimana Minhyun langsung mengangkat wajahnya dari kertas di meja. Si manis mengangguk dan tersenyum, sebelum kembali ke pilihan gandanya.
Soonyoung pamit ke kamar mandi dan menyalakan air keras-keras untuk menjerit-jerit tak tahan.
Keimutannya terlalu kuuuaaaat!
.
.
Saat Soonyoung kembali ke ruang tengah, entah kenapa Hyunbin sudah berguling-guling di bantal duduknya. Saat bayi itu melihat Soonyoung, ia berhenti berguling-guling dan sembunyi di bawah meja. Soonyoung menelan ludah dan kembali duduk.
Entah kenapa bayi itu sekarang duduk di sebelahnya, menjambak-jambak rambutnya.
"Hyunbin! Sshh! Jangan!" Minhyun sudah mau beranjak menghentikan Hyunbin.
"Minhyun," Hyunbin berhenti, melihat Minhyun menoleh ke arah Soonyoung lagi. "Sudah, tidak apa-apa, kok~!"
"Tapi—"
"Min...yu." keduanya terdiam dan menoleh ke arah Hyunbin. Hyunbin menoleh pada Soonyoung dengan bingung. Kenapa dia juga menoleh dipanggil 'Minyu'? Apa namanya juga Minyu? Minhyun tiba-tiba berdiri dan duduk di depan Hyunbin.
"Kamu bilang apa tadi, Hyunbin?" Minhyun menunjuk ke arah dirinya sendiri.
Hyunbin mengerjap dan menjulurkan ke dua tangannya. "Minyu?"
"Aah! Iya, benar! Itu namaku!" seru Minhyun kegirangan dan memeluk Hyunbin. "Apa tadi namaku?"
"Heeeheee~! Minyuuu~?"
"Pintaaar, pintarnyaa, anak pintaar!" seru Minhyun, berdiri dan memutar membuat Hyunbin tertawa kegirangan. Ia berhenti dan menempelkan dahinya ke dahi Hyunbin. "Siapa namaku tadi?"
Kedua tangan kecil Hyunbin mencengkeram pipi Minhyun, tertawa. "Mi...nyuu!"
Lalu Soonyoung tiba-tiba pingsan, membuat Minhyun gempar dan momen manis itu berakhir.
.
.
TBC
.
.
Hang minyu nya hyunbin nih 😂
Pada mau triple update nih?
dinodeer.
KAMU SEDANG MEMBACA
baby hyunbin ♕ minhyunbin ♔
FanfictionSuatu hari, Minhyun menemukan seorang bayi di depan teras rumahnya. Kisah kedua anak laki-laki ini tak bisa terlepas dari satu sama lain sejak hari bersejarah itu. Seiring pertumbuhannya apakah Hyunbin tetap ingin menjadi adik bayi Minhyun? Remake...