Nggak Apa-Apa

2K 373 27
                                    

I do not own the story
Original story by Esile the Raven

.

.

Saat mereka mencapai lorong berisi bahan makanan mentah, dari kejauhan terdengar suara tangis yang keras. Ada seorang bayi perempuan sedang merengek, menunjuk-nunjuk ke arah buah-buahan. Wanita yang menggendongnya tampak kewalahan.

Hyunbin memperhatikan hal ini, lalu menatap Minhyun, yang membalas tatapannya dengan senyum. Si bayi bersorak bangga, seakan merasa dia adalah bayi yang lebih baik. Dia terus berdiri bertumpu ujung troli, sementara Minhyun berhenti dan mengambil plastik untuk memasukkan buah jeruk mandarin. Troli mereka berseberangan dengan wanita yang membawa bayi cengeng itu.

"Lihat, Hyunbin," Minhyun menunjukkan buah jeruk mandarin pada Hyunbin, lalu memasukkannya ke kantong plastik. Hyunbin mengerjap, menelengkan kepalanya. Minhyun melakukan hal yang sama lagi.

Lalu, Hyunbin berusaha meraih satu buah jeruk terdekat dan memasukkannya ke plastik. Ia menengadah menatap Minhyun, seakan bertanya-tanya apakah yang ia lakukan sudah benar.

"Pintar!" puji Minhyun, tampak sangat kagum. "Ayo, lagi?" ajaknya, dan Hyunbin begitu senang hati memasukkan jeruk-jeruk ke dalam kantong plastik.

Melihat ini, bayi yang masih menangis di seberang mereka juga meraih buah apel di depannya, dan melempar buah itu.

JDUKK!

"Aduh! Maaf! Maaf ya...Aduh, Arin, kamu nakal!" seru wanita itu, lalu kembali minta maaf pada Minhyun yang mengusap keningnya. Baru keduanya sadar bahwa mereka saling kenal.

"Taeyeon Seongsaenim?"

"Minhyun-goon!" seru wanita itu, tampak riang. Ia menatap Hyunbin di troli yang masih seru memasukkan jeruk ke kantong plastik. "Oooh! Itu Hyunbin, ya? Saem dengar dari Soonyoungie. Waah, pintarnya...Kalian seperti adik kakak sungguhan!"

"Ehehe," Minhyun tertawa malu, lalu menyadari bahwa kantong plastiknya sudah terlalu berat. "Oke, sudah penuh, Hyunbin! Sebentar ya, Saem?" serunya dan sekarang harus mencari ide baru untuk menghibur Hyunbin sebelum ia berkeras untuk memenuhi plastik itu. Ia mengikat plastiknya dan bertepuk tangan. "Hebat! Hebat sekali!"

Hyunbin mengerjap, lalu bersorak dan bertepuk tangan juga. Dalam hati Minhyun sungguh bersyukur Hyunbin mudah diambil hatinya dengan pujian (hal ini sebenarnya hanya berlaku untuk Minhyun). Taeyeon memperhatikan keduanya pergi untuk menimbang jeruk. Setelah itu, mereka menghampiri Taeyeon.

"Saem, itu adiknya ya? Arin, bukan?"

"Iya, ini Arin. Hayo, Arin, mukanya jelek tuh, soalnya nangis..." ujar Taeyeon bercanda, membuat Arin cepat-cepat mengusap air matanya. Ia menatap Hyunbin, lalu menatap Minhyun lama.

"Mau." ujar Arin menunjuk Minhyun, yang kaget. "Mau, mau, mauu,"

"Eeeh, apa? Kamu mau rambutnya Minhyun?" Taeyeon tampak bingung. Ia tertawa gugup. "Arin ini sudah bisa bicara satu kata, 'mau'...Tapi yah, banyak maunya...hahaha..."

JDUKK!

"Hyunbin!?" Minhyun ternganga, tahu-tahu Hyunbin sudah melempar apel dan tepat memukul pipi Arin.

"Aduh, aduh, Arin? J-Jangan nangis—"

"Maaf Sonsaengnim, maaf, biasanya Hyunbin tidak begini—"

Taeyeon sudah harap-harap cemas adiknya akan menjerit dengan tangis, tapi saat ini kota hanya diisi oleh Arin dan Hyunbin. Kedua bayi itu bertatapan sengit, jelas tidak mau berbagi. Hyunbin berpindah dari trolinya untuk mencengkeram bagian depan jaket Minhyun.

baby hyunbin ♕ minhyunbin ♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang