0.1

30 8 0
                                    


Lelaki berpostur tinggi itu berkali kali mengecek jam tangannya. Sekarang sudah pukul 06.50 dan sebentar lagi dia akan memasuki kelasnya.

Di depan nya nampak wali kelas nya dan guru BK sedang mengurus surat surat pindahannya. Lelaki itu tak menyimak apa yang dibicarakan guru guru itu. Dia sedang sibuk memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan dia alami di hari pertama dia disekolah baru nya ini. Benar, dia adalah murid pindahan dari Ponorogo, kota yang terkenal dengan budaya Reog nya. Pindah ke kota sebesar Jakarta memang membuat dia sedikit nervous.

"Gugup?" tanya Bu Hera —wali kelasnya— setelah menyelesaikan urusannya dengan guru BK. Sepertinya dia benar benar mengerti apa yang dirasakan muridnya itu.

"Entahlah, ini bukan kali pertama aku jadi murid pindahan, tapi saat ini aku sedikit tak percaya diri" jawab nya.

"Tak apa kau akan terbiasa setelah dua atau tiga hari. Manusia memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru nya" tutur Bu Hera yang diakhiri dengan senyuman.

"sekarang mari kita ke kelas baru mu" Bu Hera lalu berjalan menuju kelas diikuti murid pindahan itu.

Suasana koridor sudah nampak sepi. Seluruh murid sudah berada di dalam kelas masing masing dan siap menerima materi. Hanya ada beberapa siswa saja yang masih berada di luar kelas dengan urusan masing masing. Ada yang memang hampir terlambat, ada juga yang sedang hanya sekedar membuang sampah.

"Murid disini sepertinya sangat disiplin" Kekagumannya tampak tak bisa dia sembunyikan, berbeda dengan di sekolahnya yang lama dimana biasanya murid akan berada di dalam kelas jika guru nya masuk ke kelas. Jika tidak? Yah bisa kau bayangkan sendiri bagaimana gaduh nya.

"ya seperti itu lah, ada konsekuensinya jika mereka melakukan semuanya semaunya. Ini sekolah, mereka harus mengikuti peraturan yang ada di sekolah jika mereka mau menimba ilmu disini" jawab Bu Hera.

"Dan kamu juga harus mengikuti peraturan disini jika kamu tidak ingin lulus lebih awal" tambahnya.

Lelaki itu paham betul kalau kata 'lulus lebih awal' disitu bukanlah hal yang positif. Keheningan kembali melanda, Lelaki itu tak tahu harus menjawab apa hanya senyum kecil yang bisa dia tunjukkan saat ini.

"baiklah kita sudah sampai di kelas baru mu"

Mereka berhenti di depan kelas yang bertuliskan "XI - IPS 2" di atas pintu. Sang guru masuk terlebih dahulu diikuti oleh murid baru di belakang nya. Suasana kelas sedikit ramai, tapi langsung hening ketika Bu Hera masuk ke kelas.

"Selamat pagi anak anak, hari ini kalian punya teman baru. Silahkan" Bu Hera mempersilahkan murid baru itu untuk memperkenalkan diri.

"Mm, nama saya Keinanda Alvaro. Kalian bisa memanggil saya Kei. Semoga kita bisa berteman baik. Terima kasih"

Dengan keberanian yang dia kumpulkan, akhirnya Kei mampu untuk memperkenalkan dirinya. Sesuatu yang cukup berat bagi nya untuk berbicara di depan banyak orang. Tapi sepertinya dia sudah mulai mengasah kemampuan public speaking nya sehingga perkenalan kali ini tak seburuk saat dia SMP.

"Baik Kei, sepertinya hanya tersisa satu bangku kosong di kelas ini. Silahkan kamu duduk di samping Veera"

Bu hera menunjuk bangku paling belakang yang diisi seorang perempuan. Memang di kelas ini sudah penuh, hanya tersisa bangku itu yang belum ditempati.

Dengan perasaan sedikit ragu, Kei melangkah menuju tempat duduknya. Pasal nya dia belum pernah duduk bersama perempuan sebelumnya.

Kei meletakkan tas nya, lalu memandang teman sebangku nya, dia cukup cantik dengan kulit putih langsat dan rambut panjang nya yang ia ikat ponytail.

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang