1.4

8 2 0
                                    

"Jadi, apa kali ini kau mengizinkanku untuk membantu mu?"

"Baiklah mohon bantuannya"

Kei tersenyum lega. Akhirnya Veera mau membuka hatinya.

"Kumohon padamu agar berhenti mengkhawatirkan aku. Aku mengerti kau ingin membantu ku. Tapi, kau tak tahu kondisiku sekarang. Kau orang baik Kei, aku tak ingin kau mengalaminya. Jadi mulai sekarang jangan terlalu dekat denganku. Itu membuatku sedikit tak nyaman" setelah mengatakan itu, Veera beranjak pergi.

Kei terkejut mendengar jawaban Veera. Dia masih tak mengerti kenapa Veera menolak bantuannya. Padahal Kei tahu betul kalau Veera benar benar membutuhkan bantuan saat ini.

"A-aku tak mengerti. Aku benar benar tak mengerti kenapa kau terus memendam masalahmu sendirian. Kau tak sendiri Vee, kau punya teman yang bisa kau percayai"

"Aku tahu itu Kei. Aku tahu aku punya banyak orang yang bisa diandalkan. Aku tahu itu lebih dari siapapun. Aku memilih tak menerima bantuan orang lain karena aku tak mau kehilangan orang orang itu"

Veera tak mampu menahan emosi yang bergejolak di dalam hatinya. Ia sudah lelah menahan air matanya mendesak keluar.

"apa maksudmu kehilangan?"

"Musuh ada dimana mana Kei. Sadarilah itu"

Veera pergi, dan Kei, tak punya keberanian untuk mengejarnya. Dia membiarkan Veera, temannya menghilang ditelan gelapnya malam.

~~~

Sudah 2 hari berlalu semenjak kejadian malam itu. Dan hubungan Kei dengan Veera semakin renggang. Kei tak berani menegur Veera. walaupun berani, Veera tak mau membalasnya. Tapi tetap saja, melihat Veera setiap hari penuh dengan rahasia membuat Kei semakin tergelitik untuk mencari tahu.

~~~

"Keira, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu"

Langkah Keira terhenti saat Kei memanggilnya. Dia merasa sedikit heran, juga senang karena Kei memanggilnya.

"hmm, katakan saja"

Keira sedikit terkejut saat Kei menarik tangannya secara tiba tiba. Walaupun perlakuan Kei membuat jantung nya bekerja lebih keras dari biasanya, tapi Keira tak keberatan sama sekali. Dia menikmatinya, sangat.

"Tidak disini, kita bicarakan di tempat lain. Yang lebih sepi" Ucap Kei tanpa menghentikan langkahnya.

"Lebih sepi huh? Tak apa, aku sudah siap untuk apapun"

"Jauhkan pikiran anehmu itu. Terkadang itu membuatku takut"

Padahal Keira dan Kei baru kenal kemarin. Tapi anehnya Kei merasa sudah sangat dekat dengan Keira. Seperti adik kandungnya sendiri.

Keira juga merasakan yang sama, yah walaupun status yang dia inginkan berbeda.

~~~

Keira dan Kei berada di belakang sekolah, cukup sepi memang. Murid gila mana yang pergi ke belakang sekolah pada jam istirahat. Hmm, Selain Keira dan Kei.

"Pulang sekolah nanti pergilah ke rumah ku"

Keira sedikit tersentak dengan pernyataan Kei tiba tiba. Jantungnya tak memompa darah pada kecepatan normal pada saat ia bersama Kei. Aneh.

"B-baiklah jika kau memaksa" Keira tak bisa menyembunyikan rasa senang nya.

"Ajak Sarah juga"

Lenyap. Semua ekspetasi bersama Kei dirumahnya, minum teh berdua, menikmati senja bersama, diantar pulang lalu dikecup keningnya oleh Kei. Hilang semua. HILANG!.

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang