0.3

13 2 0
                                    

"Iya, tak masalah" jawab Kei.

Kei sedikit terganggu dengan kejadian tadi, Tom bilang kepadanya kalau dia tak begitu dekat dengan Veera. Tapi tadi, dia nampak tahu segalanya soal Veera. Cukup aneh. Tapi Kei berusaha tak ambil pusing soal itu, mungkin dia sedikit kesal karena gagal pulang bersama Veera, pikirnya. Dia pun bergegas pulang karena hari sudah semakin sore.

ㅡㅇㅁㅇㅡ

Setelah kurang lebih 5 menit perjalanan, Kei akhirnya sampai di rumah barunya. Rumah baru Kei terletak di salah satu komplek perumahan di Jakarta, lokasi nya strategis dan tidak terlalu jauh dari sekolah Kei. Cat tembok Warna cream menjadi sorotan utama rumah baru Kei, ditambah tanaman tanaman hijau yang ada di depan rumahnya membuat rumahnya nampak nyaman untuk dihuni.

Kei memarkirkan motornya di garasi. Lalu langsung bergegas masuk ke rumah untuk bertemu dengan sang ibunda tercinta.

"Assalamualaikum, Bunda!" ucap Kei, tapi tak ada jawaban.

Ruang tamu tak berpenghuni, hanya ada kardus kosong yang tadinya digunakan untuk menaruh barang barang selama pindahan. Keluarga Kei belum lama pindah ke sini, baru 5 hari. Jadi barang barang mereka belum tertata dengan rapih.

Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke dapur, dia tahu betul kalau di jam jam seperti ini Bunda nya pasti sedang sibuk menyiapkan makan malam.

Dan benar saja, bunda nya sibuk memotong motong sayuran yang akan dia masak untuk hidangan makan malam nanti. Diam diam Kei mendekati bundanya dan memeluknya dari belakang. Rose —ibu Kei— sedikit terkejut karena perlakuan dari putra tercintanya itu, tapi dia tak marah, Kei memang sering usil seperti itu.

"Ih kamu ini, bikin Bunda kaget aja"
Kata Rose sambil tertawa kecil. Kei hanya menunjukkan rentetan gigi putihnya tanpa merasa bersalah.

"Kamu mandi dulu gih, abis itu bantu bunda masak" perintah Rose.

Kei melepaskan pelukannya, mencium tubuhnya sendiri dan menyadari bau badan nya tak cukup bersahabat dengan hidung nya.

"hehe, iya yaudah. Aku mandi dulu ya!"

Kei langsung pergi menuju kamar nya yang berada di lantai 2, saat baru hendak menaiki tangga, suara bariton sang ayah menghentikan langkahnya.

"Sudah pulang nak?"

"Loh ayah? Ayah udah pulang?" Kei langsung mendekati ayah nya dan mencium tangannya.

"Yah, sekarang ini pekerjaan belum terlalu banyak, jadi ayah bisa pulang lebih awal"

Doni —ayah Kei— berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu, tak jauh dari tempat ia berdiri tadi.

"duduk sebentar Kei, ayah mau bicara"

Kei menuruti permintaan ayahnya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan ayahnya.

"bagaimana hari pertama mu? Lancar?" tanya Doni setelah menyesap kopinya.

"Yah begitulah, hari pertama seperti tak ada bedanya bagi ku"

"Begitu kah? Apakah siswi disana cantik cantik?" goda Doni.

"Tak ada siswi yang tampan yah" kata Kei lalu diikuti tawa oleh keduanya.

"Kau tak mengacaukan perkenalanmu kan?" Kata Doni yang membuat Kei teringat kepada kenangan memalukannya saat SMP dulu.

"Tidak, jangan yang satu itu, itu terlalu memalukan" Kei tak bisa menutupi rasa malunya. Sedangkan ayah nya puas menergawakan anak nya itu.

Setelah puas tertawa, Doni menyesap kopinya lagi, wajahnya berubah. Kali ini serius.

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang