"Jangan di sini. Ikut aku" Kei menyeret tangan Keira untuk ikut bersamanya. Keira pasrah, mau ditarik kemana pun dia akan dengan senang hati mengikuti Kei.Kei membawa Keira ke atap rumahnya. Tempat biasa Kei menghabiskan waktunya di sore hari. Pemandangan indah, angin sepoi sepoi yang menabrak wajah. Sangat nyaman.
"Disini lebih baik" Kei duduk di bangku yang ada disitu.
"Setuju" Keira juga duduk "apalagi jika kau tetap menggandeng tanganku" gumam Keira sambil senyum senyum sendiri.
"Kau bilang apa?"
"Tak ada. Mari kita mulai"
"Baiklah"
"Untuk menghilangkan kegugupan saat berbicara di depan orang banyak. Kau bisa membayangkan kepala orang orang di depan mu berubah menjadi kentang"
"Aku alergi kentang"
"baiklah paha ayam goreng"
"itu membuat ku lapar"
"APA SAJA YANG MEMBUAT MU NYAMAN" Ucap Keira Kesal.
"kamu" jawab Kei cepat. Dan sukses membuat Keira membeku.
"Dasar bodoh" Keira memalingkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah di pipinya.
"Kau menggemaskan" Kei tertawa melihat tingkah laku Keira.
"Jadi kau mau kuajari atau tidak"
"iya iya mau, Ibu guru" Kei langsung duduk tegap ala murid murid SD jaman dulu saat akan pulang. "Yang menggemaskan" tambahnya.
"KEI BERHENTI MENGGODA KU!"
ㅡㅁㅇㅁㅡ
Sejak sampai di kamarnya tadi, Veera tak henti henti nya memandangi selembar kertas yang dia dapatkan dari Kei.
Dia tak henti henti nya berfikir. Apa Kei tahu tentang hubungannya dengan Tom? Apakah tak apa jika menceritakan hubungannya kepada Kei? Ah tidak. Sepertinya hal itu akan membahayakan Kei.
Tapi sudah sangat jelas. Kei orang yang baik. Tapi dia belum terlalu mengenalnya, bagaimana jika ia hanya memanfaatkan dia? Bagaimana jika Kei akan berakhir seperti Carl dan lelaki lelaki lain yang mencoba mendekatinya?
Ah semuanya membingungkan.
Tak ada salahnya mencoba kan?
Dia bangkit dari tidurnya, mengambil pulpen dan mulai menulis di kertas tadi.
ㅡㅁㄹㅁㅡ
Hari mulai sore, senja mulai tiba. Matahari sebentar lagi akan sampai di tempat peristirahatannya. Keira juga tak bisa berada di rumah Kei selamanya. Dia harus pulang. Seseorang, tolong usir dia. Dia tak mau mengangkat kaki dari rumah Kei.
"Sudah sore, kau tak mau pulang?"
"Tidak"
"Tapi—"
"Ti-Dak" Keira memotong ucapan Kei.
"Aku nyaman disini" Tambahnya.
"Tapi sebentar lagi malam. Apa keluarga mu tak mencarimu?"
"Mungkin"
"Apa maksudmu mungkin, mereka pasti khawatir sekarang"
"Baiklah baiklah. Aku akan pulang"
"Bagus kalau begitu, ayo kita bergegas"
"tapi"
"Tapi apa?"
"Jawab pertanyaan ku dulu"
Kei mengehela nafas berat. Lalu menuruti permintaan Keira.
"Aku menyukaimu" Kata Keira Frontal.
"Aku tahu"
"Lalu?"
"Lalu apa?" jawab Kei polos. maaf, sok polos.
"Kau menganggap ku sebagai apa?"
"Hmm, apa ya? Adik perempuan, mungkin"
"Antar aku pulang sekarang?!" Keira berdiri, meninggalkan Kei.
"Tunggu" Ucap Kei.
Keira langsung berhenti. Bersorak dalam hati. Dia berbalik badan pelan pelan. Melihat Kei bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahnya. Jantung Keira berdetak tak menentu. Kei semakin dekat dengannya. Dia siap, dia siap, dia siap. Itu yang selalu Keira ucapkan saat ini. Kei berada tepat di depannya. Mulutnya mulai terbuka, Keira sangat Kesal, waktu terasa sangat lama sekarang.
"Kunci motorku berada di dalam. Aku ambil dulu"
Kei berjalan melewati Keira dengan santainya. Dia sama sekali tak menyadari Keira sangat kesal karena perbuatannya.
Keira sangat geram, jika saja tubuh nya sedikit lebih tinggi pasti ia sudah menjambak rambut Kei hingga lepas dari kepalanya. Itu, berlebihan.
Keira menunggu di ruang tamu selagi Kei mengambil kunci motornya. Handphone nya yang sedari tadi dalam mode silent menampilkan notifikasi beberapa panggilan yang tidak terjawab.
Iya tahu, aku akan pulang.
Dia mengirim pesan singkat itu lalu memasukkan hp nya ke dalam tasnya.
"Ayo"Keira langsung bangkit dari duduk nya dan mengikuti Kei yang sudah berjalan mendahuluinya.
Naik ke motor sport Kei lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Kei. Dengan alasan keselamatan, pada hal hanya modus belaka.
Selama perjalanan Keira nampak tak bersemangat, dia sandarkan kepalanya ke punggung Kei dan menatap jalanan dengan tatapan kosong.
Kalau Kei bertemu dengannya, akan jadi masalah tidak ya?
ㅡㅁㄹㅁㅡ
Bisa aku mempercayakan hatiku padamu?
Dia sangat rapuh. Tolong jaga dengan baikㅡㅁㅇㅁㅡ
Chapt 1.1
YEY
mohon dukungan nya. Pojok kiri. Pencet. Oke!• P R A Y X G A •
(661 Words)
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of My Mind
ChickLitKau tahu, masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami banyak hal. Senang, sedih, marah, depresi dan berbagai emosi lainnya. banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengahapinya, kau bisa lari dan juga bisa menghadapi nya. Aku? entahlah, aku tak y...