0.9

7 1 0
                                    


Setelah menyerahkan kertasnya kepada Veera. Kei langsung keluar kelas. Pulang. Tapi tak semudah itu ferguso. Suara nyaring dari Keira menghentikan langkahnya.

"KEI!!! KAU TAK BOLEH LARI DARIKU!!!"

Lorong panjang itu terisi penuh dengan suara Keira. Untung saja sekolah sudah sepi.

"Aku tak punya niatan sedikit pun untuk menghindarimu. Tenang saja" Ucap Kei santai.

"Benarkah?" Keira tersipu malu.

"Tentu tidak. Sepanjang pelajaran tadi aku memikirkan cara untuk bisa kabur darimu. Tapi aku tak mendapatkan ide yang bagus"

Senyum manis yang beberapa detik lalu menghiasi wajah Keira, kini hilang seketika.

"Kau menyebalkan!" Keira memukul bahu Kei. Tapi Kei tak merasakan apa apa.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan. Aku tak punya banyak waktu"

"Memang kau mau kemana?"

"Pulang"

"Baiklah kalau begitu, kau boleh pulang"

"Benarkah? Terima kasih" mendapat izin, Kei langsung pergi menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, dia langsung menunggangi motor sportnya menuju rumah. Tapi lagi lagi, Keira menghentikan niatnya. Dia sudah berada di depan gerbang, menutup gerbang itu sehingga Kei tak bisa keluar.

"Kenapa kau menutupnya? Aku ingin pulang" protes Kei.

"Tentu kau boleh pulang, tapi ajak aku bersamamu" kata Keira tanpa dosa.

"Apa maksudmu?"

"Kau bilang kau tak punya waktu di sekolah, tapi di rumah mu, kau bebas bukan? Jadi mari kita bicarakan soal OSIS dirumah mu"

"Kau bercanda?!" Kei sedikit kesal. Tapi Keira tak peduli.

Keira membuka sedikit gerbang nya. Sempit, tapi muat untuk ukuran motor sport Kei. Lalu Keira berjalan menghampiri Kei, naik ke atas motornya tanpa izin.

"Ayo jalan, jangan membuang waktu dengan hanya diam disini" ucap Keira setelah duduk sempurna di motor Kei.
Kei menyerah. Mau tak mau dia harus membawa wanita itu ke rumah nya. Wanita pertama. Di rumah barunya. Ah, entah apa yang akan dia katakan pada Shania.

Motor melaju keluar gerbang. Keira melingkarkan tangannya ke tubuh Kei. Membuat Kei sedikit terkejut.

"Apa? Kau mau bertanggung jawab kalau aku jatuh dari motormu?"

Kei hanya bisa menghela nafas panjang. Sedangkan Keira, tersenyum penuh kemenangan.

ㅡㅁㅇㅁㅡ

Mereka berdua sampai di rumah Kei. Setelah memarkirkan motor nya di garasi, Kei berjalan menuju pintu rumahnya, Disusul Keira dibelakangnya.

"Assalamualaikum, Bun" suara Kei memenuhi ruang tamu, membuat Rose yang saat itu sedang membersihkan ruang tamu langsung menghampiri Kei.

"Walaikumsalam, Kei sayang udah pulang" Ucap Rose seraya tersenyum manis.

"H-Halo tante" Kali ini Keira yang berada di belakang Kei ikut bersuara. Membuat Rose sedikit terkejut. Ternyata anak laki laki nya sudah berani membawa teman wanitanya ke rumah.

"Halo juga sayang"

"Bunda ajak ngobrol dulu ya, Kei mau ganti baju" Kei meninggalkan Keira dan Rose. Sengaja, pasti Keira akan merasa canggung ngobrol dengan bundanya. Yah, hitung hitung balas dendam pikirnya.

Setelah mengganti pakaian, Kei melihat bunda nya dan Keira sedang asyik ngobrol bersama. Rencana balas dendamnya ternyata gagal.

"Jadi kamu ditawari jadi pengurus OSIS Kei? Wah keren kamu ya" kata Rose penuh rasa bangga. Kei menghembuskan nafas kasar, lalu duduk di sofa depan Keira.

"Tapi Kei malu bun"

"Loh makanya kamu harus ikut OSIS, buat melatih percaya diri kamu" Rose menggebu-gebu.

"Nah benar kan Bun? Aku juga sudah mengatakannya pada Kei, tapi dia tak mau mendengarkan aku"

Keira sudah memanggil bunda nya Kei dengan sebutan "Bun". Entah apa yang Keira rencanakan, apa dia ingin merebut hati bundanya Kei untuk mendapatkan Kei?.

"Tapi tetap saja, itu bukan hal yang mudah" Kei masih teguh dengan pilihannya, tidak.

"Ayahmu pasti akan sangat senang mendengar kabar ini. Jadi, lakukan yang terbaik untuk membuat kami bangga Kei" Rose sangat berharap, dan tentu saja itu membuat Kei cukup berat untuk menolaknya.

"Ah baiklah baiklah. Tapi kau harus mengajariku untuk upacara pelantikan" Perkataan Kei ditujukan langsung pada Keira. Dengan senyum yang cerah, Keira mengangguk cepat.

"Ah, kau membuat bunda sangat bangga Kei. Baiklah sudah bunda putuskan! Hari ini bunda akan memasak masakan yang sangat enak untuk merayakannya!" Rose berdiri dengan penuh semangat lalu pergi menuju dapur untuk memulai misinya. Memasak.

"Bunda mu hebat Kei" senyum Keira tak sedetik pun lepas dari wajah nya ketika melihat Kei dan bundanya.

"Tentu, dia adalah bunda ku. Aku saja hebat, apalagi bundaku!" Kei menyombongkan diri nya.

"Baiklah tuan hebat, sepertinya anda tidak membutuhkan saya orang biasa untuk pelantikan minggu depan" Keira menggoda.

"Bundaku saja yang hebat, aku tidak" Kei langsung menarik perkataanya.

"Baiklah baiklah, Ayo kita mulai" Keira bersemangat.

"Jangan disini. Ikut aku"

ㅡㅁㄹㅁㅡ

Mobil sedan hitam berjalan pelan memasuki pekarangan rumahnya. Setelah keempat rodanya berhenti sempurna, pemiliknya keluar untuk melanjutkan destinasi nya.

Saat dia masuk ke dalam rumah nya, Dia disambut oleh Kedua temannya. David dan Rino.

"Kau baru pulang?" kata Rino sesaat setelah menyadari keberadaan Tom. Dia membuka kaleng soda yang baru ia ambil dari kulkas.

"Yah, seperti biasa urusan dengan si pengganggu" ucap Tom santai. Dia melempar tas nya ke sembarang tempat lalu menjatuhkan dirinya di sofa. "Bagaimana dengan Carl?" lanjutnya.

"Kami sudah mengantarkan dia ke rumah sakit dan mengatakan kalau dia adalah korban pengeroyokan" Jelas David yang seperti biasa, sibuk dengan game nya.

"Baguslah. Dengan itu dia pasti sudah kapok" senyum jahat terpampang jelas di wajah Tom.

"Kau tahu Tom, belakangan ini aku mulai berfikir kalau apa yang kau lakukan saat ini sudah kelewatan" Kegelisahan Rino terpampang di wajahnya.

"Begitukah?" Tom berdiri. Berjalan mendekati Rino.

"Maksudku, kenapa kau tak melepaskannya saja. Kau tak mencintai Veera, seharusnya kau juga tak perlu mengambil seluruh hidupnya" ucap Rino lagi. David yang tadi sibuk bermain game kini memperhatikan kedua temannya yang sepertinya sedang bersitegang.

"Apa soda ini membuatmu merasa kalau kau bisa menceramahi aku?"

Tom mundur selangkah, memutar tubuh nya dan mengirim tendangan ke perut Rino. Membuat Rino terpental cukup jauh.

"Kumaafkan karena kau sedang terpengaruh soda. lain kali, kupastikan kau hilang kesadaran"

ㅡㅁㄹㅁㅡ

Tak ada kebahagiaan,
Kesedihan yang akan membacakan dongeng untuk mu malam ini.

ㅡㅁㄹㅁㅡ

Seperti biasa. Hit that star.
Udah itu aja:)

• P R A Y X G A •

(947 words)

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang