O2 - SUCH A SCOURGE

6.2K 772 51
                                    

Meregangkan badan yang terasa kaku, sedikit mengerang dikala otot-ototnya mulai berelaksasi, Jungkook memutuskan untuk segera cepat pulang ke rumah ketika pelajaran sekolah hari ini telah usai. Rumah yang bagaikan istana dalam cerita dongeng; begitu besar dan megah. Mengingat Jungkook berasal dari keluarga kalangan atas. Semua bisa didapatkannya hanya dengan satu jentikkan jari saja. Apapun keinginannya akan segera terpenuhi tanpa harus memikirkan ini, dan itu. Namun kendati demikian, kehidupan Jungkook tidaklah sempurna seperti yang orang-orang lihat dari luar. Jauh didalam sana ia masih merasakan kekurangan yang amat sangat besar untuk dirasakan dirinya.

Yaitu keluarga.

Selalu begitu. Dari dulu hingga sekarang, tidak pernah berubah sama sekali. Netra tajamnya lagi-lagi melihat para pelayan yang menyambut kepulangan dirinya. Sangat memuakkan, begitu menyesakkan dada. Mendadak Jungkook menahan napas. Ah sialan! Sampai kapan ia akan merasakan hal seperti ini. Beberapa pelayan berjejer dengan rapi untuk menyambut kepulangan tuan muda mereka. Dengan senyuman hangat—bagi Jungkook sangat membosankan.

Oh ayolah! Pemuda Nam itu juga ingin merasakan hangatnya sebuah keluarga.

Mustahil.

Baiklah, satu kata itu sangat cocok untuk mewakili pikiran Jungkook sekarang. Dengan cepat pria itu menampik sejauh mungkin pikiran gila yang merasuki otaknya. Suatu hal yang mustahil untuk terjadi barang satu kali saja. Tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri, bahkan Jungkook berharap bahwa ia tidak lahir di muka bumi ini jika tahu keadaannya seperti ini.

Apakah pekerjaan lebih penting dari kebahagiaan suatu keluarga?

Mereka bahkan tega membiarkan Jungkook bersama pelayan dan pergi mengurus bisnis keluar negeri. Sebegitu pentingkah bisnis mereka sehingga melupakannya? Tiba-tiba Jungkook merasakan pening dikepalanya tatkala memikirkan hal itu.

Hingga malam hari pun, rasa lengang mulai melingkupi dirinya. Kesendirian, kesunyian, bahkan Jungkook berani bertaruh jika ia memiliki indera keenam sekalipun, tak akan ada satupun makhluk halus yang singgah ditempat gila ini. Melihat hidangan mewah yang tertata rapi di depannya membuat selera makan Jungkook lenyap dibawa angin begitu saja. Siapapun yang melihat menu makan malamnya tentu akan berdecak kagum. Tetapi bagi pemuda Nam itu, makanan ini hanyalah seonggok sampah jika ia nikmati dalam kesunyian dan kehampaan.

Jungkook hanya memakan sedikit makan malamnya. Seakan teringat sesuatu, tiba-tiba Jungkook menghentikan kunyahan dan memandang kepala pelayan Kang, "Apa aku berulah lagi?" tanyanya langsung.

Mendengar suara berat itu sedikit membuat pelayan tersebut terkejut. Mengerjapkan mata beberapa kali, menelan salivanya takut, dan mengangguk pelan sebagai tanggapan atas pertanyaan tuan mudanya tanpa berniat mengeluarkan suara.

Jungkook menghela nafas sambil memejamkan mata, "Apa itu?"

Kepala pelayan Kang mengambil sesuatu di dalam kantong bajunya dan menyodorkan sebuah catatan kecil kepada Jungkook.

Damn.

Tiba-tiba firasat Jungkook tidak mengenakkan. Mengulum bibir, dan dengan gerakan pelan mengambil catatan kecil tersebut. Kemudian membukanya perlahan seraya membaca dengan seksama tanpa tertinggal barang satu huruf pun. Dan detik itu juga jantungnya berpacu tak terkendali.

1. Memukul supir hingga babak belur karena menolak mengantar pergi tengah malam.

2. Melempar bibi Jang dengan piring hingga dia terluka.

3. Membuat keributan di Club malam hingga satu orang dibawa kerumah sakit karena terluka parah.

Terkesiap. Jungkook mengusap kasar wajahnya, frustasi karena tindakan bodoh yang ia lakukan. Kepribadian dirinya yang lain semakin lama semakin gila saja. Mampu membuat ia kehilangan kendali dan nyaris membunuh orang lain.

Phantom Man ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang