Pulang sekolah hari ini, Jiyeon bertugas untuk piket kelas. Lagi-lagi ia piket hanya sendirian, tidak ada yang ingin membantu. Namun, Jiyeon hanya menghela nafas pasrah kemudian tetap mengerjakan tugasnya itu. Lagi pula, ia bisa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Itu sudah terbiasa. Mungkin karena kejadian sebelum-sebelumnya? Ah, entahlah.
Oh! Aku tidak sendiri, sekarang hantu Jungkook 'kan bersamaku.
Jiyeon lupa satu hal jika ia tengah bersama Jungkook sekarang. Walau bagaimanapun ia hantu dan bisa Jiyeon lihat, tetap saja ia sendiri di mata orang lain bukan? Pria itu sekarang sedang duduk di bangku kelas, wajahnya tampak lelah dari biasanya. Jungkook menenggelamkan wajah di atas lipatan tangannya di meja. Jiyeon yang melihat itu hanya mengangkat bahu, lalu kembali melanjutkan tugasnya.
Saat Jiyeon sedang fokus bekerja, Justin tidak sengaja melihat gadis itu saat ia berdiri di depan pintu kelas. Ia mengedarkan pandangannya untuk melihat sekitar, namun tidak ada siapapun. Hanya ada Jiyeon seorang dikelas dan berdua jika dihitung dengannya.
Seringaian muncul perlahan dibibirnya, disertai dengan ide nakal di kepala Justin telah bertengger baru saja. Ini kesempatan.
Kaki jenjangnya melangkah masuk ke dalam kelas, dan dengan gerakan cepat mengunci pintu—menyembunyikan kuncinya di dalam saku celana seragam sekolahnya. Jiyeon kaget melihat kedatangan Justin yang tiba-tiba, dan parahnya lagi ia mengunci kelas.
Sialan! Apa yang akan dia lakukan?
Sedangkan Jungkook memandangi Justin dengan kening berkerut bingung, kenapa dengan orang itu?
"Hai, Babe. Kita bertemu lagi." Justin mengerlingkan matanya kepada Jiyeon.
Oh! Demi Jungkook yang sempat melihat tubuhnnya. Jantung Jiyeon berdebar-debar sekarang karena merasa takut. Justin adalah pria mesum, dan sekarang apa yang akan ia lakukan.
"K-kenapa kau mengunci pintunya?" tanya Jiyeon terbata-bata.
Tidak bisa dipungkiri, jauh di dalam sana ia sedang mencoba menetralkan rasa takutnya. Ekor matanya mencoba melirik Jungkook yang masih tetap duduk di bangku itu tanpa bergerak sedikitpun. Hanya menonton aksi mereka berdua.
Cih! Apa dia tidak ingin membantuku?
"Aku hanya ingin berdua bersamamu. Tidak boleh, ya?"
What?!
Tidak! Tidak bagus dan tidak boleh!
Suara berat kelewat dalam itu membuat Jiyeon meneguk ludahnya kasar. Tidak. Ini petaka. Entah kenapa Jiyeon merasa sesak sekarang, seolah-olah ia tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Padahal ventilasi sangat banyak di ruangan ini. Dan ritme jantungnya bertambah cepat seperti orang yang baru saja berolahraga berat.
"Apa?!"
Justin berjalan cepat menghampiri Jiyeon, belum sempat gadis itu menghindar ia mendorong Jiyeon terduduk di bangku pojok ruang kelas tersebut. Gadis itu terperanjat dan memekik tertahan.
"Keparat! Apa yang kau lakukan?!"
Jungkook langsung saja berdiri dari duduknya saat melihat aksi gila Justin yang tiba-tiba seperti itu kepada Jiyeon. Matanya juga ikut membola, kepribadiannya yang ini tidak bisa ditolerir. Benar-benar luar biasa mesum dan menjijikkan.
Jiyeon tidak bisa bergerak banyak sekarang karena ia tengah dikungkung oleh tubuh kekar Justin. Gadis itu meronta dan menatap Justin dengan nyalang.
"Lepaskan aku!" teriaknya marah. Jiyeon berusaha untuk mencoba melepaskan diri dari Justin. Pria gila itu sekarang tengah tersenyum miring melihat Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom Man ✓
Fanfiction[TERSEDIA VERSI EBOOK--EBOOK BISA DIBELI KAPAN SAJA] Kejadian di luar nalar. Itu yang dipikirkan Yoon Jiyeon tatkala peristiwa aneh mengerubungi kehidupan damainya. Terlibat dengan Nam Jungkook, justru membuat masa lalu mereka mulai terkuak perlahan...