Terbangun dengan nafas terengah-engah, kebingungan melanda penglihatan setelah melihat keadaan sekitar. Menelisik segala ruangan setelah menetralkan pikirannya, mencoba mengenali tempat dimana ia berada. Dan berakhir mengerutkan dahi bingung karena tak kunjung menemukan titik jawaban atas kebingungannya.
Ruangan bernuansa serba putih bersih, tanpa ada setitik pun noda di dalamnya. Sangat bersih. Kemudian banyak pertanyaan yang hinggap di dalam pikiran, bertanya-tanya tentang tempat yang ia pijaki saat ini. Mencoba berkeliling membawa tubuh dan melihat sekitar. Menyapu pemandangan yang terasa hampa, hanya ada dirinya seorang disana. Tidak ada sosok lain yang menemani barang satu orangpun, ia hanya berada dalam kesendirian ditempat yang asing.
Apa aku sudah mati?
Mencoba mencari-cari jalan keluar disana, memiliki harapan besar agar keluar dari tempat asing ini. Perasaan tidak nyaman mulai hadir dikala menyadari bahwa hanya dirinya yang berada di ruangan serba putih sekarang.
Namun, tiba-tiba siluet tubuh tinggi menyapa indera penglihatannya dari jauh. Menghentikan langkah, dan melihat dengan seksama gerangan tersebut. Ritme jantung yang tak terkendali, dan meneguk ludah kasar saat matanya telah jelas melihat. Bayangan itu tampak mengenakan jubah hitam bak seorang penyihir dalam sebuah film fantasy yang sering ia tonton sewaktu kecil. Berperan sebagai tokoh antagonis dan selalu berbuat jahat demi dirinya sendiri. Menghancurkan segala hal yang menghambat keinginannya, begitulah asumsi Jungkook—sewaktu kecil, mengenai sosok penyihir berjubah hitam.
Tak lama kemudian, sosok itu tiba dihadapan Nam Jungkook. Sejemang Jungkook terkesiap, menatap heran sosok dihadapannya, hingga sedikit terlonjak ketika angin dingin menyerang diri pemuda Nam itu. Mencoba melihat dengan jelas rupa wajah yang ditutupi oleh kerudung, sampai-sampai Jungkook memicingkan kedua matanya. Dan berakhir menghela nafas dalam diam dikala ia tidak berhasil melihat sosok tersebut.
Perasaanku tidak enak.
Kemudian, Jungkook bisa merasakan degup jantungnya meningkat tatkala mendengar suara yang terdengar menyeramkan itu berbicara padanya. Terdengar serius. Hingga mampu membuat Jungkook menahan napas saat itu juga.
"Kau belum pantas berada disini," adalah kalimat pertama yang dilontarkan oleh sosok berjubah tersebut kepada Jungkook.
Hah?
"Waktumu untuk berada di bumi masihlah panjang. Kau harus kembali. Tetapi, karena kesalahan yang kau perbuat, membuatmu berakhir dalam tempat ini. Jadi, kembalilah." Setelah terdiam beberapa saat, ia kembali berujar melanjutkan kalimat yang sempat tertahan dalam tenggorokan.
Perkataan pria berjubah hitam itu jelas membuat Jungkook dilanda kebingungan yang besar dikepala. Tidak mengerti dengan maksud ucapan sosok tersebut dengan kata 'kembali'.
Apakah aku tidak dibumi?
Otak Jungkook berusaha untuk mengingat kejadian sebelumnya hingga kenapa ia berakhir disini. Merenung sebentar dikala mengingat kejadian-kejadian yang ia alami. Kosong. Jungkook tak dapat mengingat apapun. Kenapa ia bisa berada ditempat misterius ini dengan orang misterius pula. Tapi, nihil.
Bahkan ia tidak ingat namanya.
Akhirnya pemuda itu mengeluarkan suaranya, "Apa salahku? Sehingga aku berada ditempat ini? Aku tidak mengingat apapun," katanya diiringi dengan wajah yang penuh akan sarat kebingungan.
"Kesalahan terbesarmu adalah, mencoba bunuh diri," ucapan sosok berjubah tersebut seketika membuat bulu kuduknya berdiri.
What? Bunuh diri?
Aku tidak sebodoh itu. Dan kenapa aku harus bunuh diri?!
Mencoba untuk tenang, Jungkook berujar dengan nada santai, "Apa yang harus kulakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom Man ✓
Fanfiction[TERSEDIA VERSI EBOOK--EBOOK BISA DIBELI KAPAN SAJA] Kejadian di luar nalar. Itu yang dipikirkan Yoon Jiyeon tatkala peristiwa aneh mengerubungi kehidupan damainya. Terlibat dengan Nam Jungkook, justru membuat masa lalu mereka mulai terkuak perlahan...