Malam harinya, ketika aku sedang bersantai di rumah, ada sebuah notifikasi yang menunjukkan pesan masuk di kik. Setelah kubaca, ternyata dari username bernama Prince. Segera kubalas pesan tersebut.
Prince:
Hi, is this Arin?Flower:
Yes, I'm ArinPrince:
Hi, Arin. It's me AlexFlower:
Hi Alex, how are you?Prince:
I'm fine. So, where do you live now?Flower:
I live at Surabaya. And how about you?Prince:
Saya tinggal di Jakarta.
Jadi kamu tinggal di Surabaya?
Wah kebetulan sekali, saya ada pekerjaan di Surabaya besok lusa.
Bisa kita bertemu?Sebenarnya aku tahu dia tinggal di Jakarta, karena di profilnya dia menunjukkan di DKI Jakarta. Sedangkan profilku tertulis Jawa Timur.
Aku sengaja mengirimkan pertemanan dengannya, karena selain kulihat profilnya dia cukup sopan, dia tinggal di kota yang berbeda. Karena aku memang belum siap jika harus langsung bertemu dengan orang yang tak ku kenal, apalagi di lifestyle BDSM yang notabene aku masih baru.
Setelah kudiamkan beberapa saat untuk berpikir, bahwa dia sepertinya orang yang baik, akhirnya aku menyetujui untuk bertemu dengannya dan kubalas pesannya.
Flower:
Wow.. Kamu akan pergi ke Surabaya besok lusa?
Berapa lama di Surabaya?Prince:
Kemungkinan sekitar tiga hari. Saya landing di Surabaya besok Rabu sekitar jam 8 malam. Mungkin kita bisa bertemu hari kamisnya sekitar jam 6 sore.
Bagaimana?Flower:
Emmm... sepertinya bisa.
Nanti saya kabari lagi ya kak..Prince:
Okay. Sip. Nanti saling berkabar saja.*****
Hari kamis pukul 6 Sore kami bertemu di sebuah cafe di bilangan Surabaya pusat. Aku mengenakan dress panjang berwarna hitam. Saat aku tiba di sana, kak Alex ternyata belum sampai, dia masih terkena macet jam pulang kantor.
Prince:
Maaf ya Arin, saya terkena macet nih.
Kamu sudah sampai?Flower:
Alhamdulillah sudah kak.Prince:
Kamu pesan dulu aja.
Ohya, bisa fotoin kamu ga?
Biar nanti saya tidak salah orangFlower:
Gausah kak.
Nanti kakak langsung tahu.
Saya duduk sendiri di kursi paling pojok belakang.
Saya memakai dress hitam panjangPrince:
Okay. Tunggu ya Arin.Sambil menunggu kak Alex datang, aku memesan secangkir coklat panas. Iseng kufoto coklat tersebut, sambil tetap memperhatikan ponselku kalau-kalau kak Alex menghubungiku.
Pukul 18.25 kak Alex baru saja sampai. Dia memakai kemeja lengan pendek hitam dipadu dengan celana panjang hitam yang sangat kontras dengan kulitnya yang berwarna putih khas pria chinesse. Saat kuperhatikan, ya ampun dia benar-benar tampan dengan badan tinggi semampai dan bentuk badan yang ideal. Pantas saja kalau IDnya bernama Prince. Dia benar-benar seorang Pangeran berkuda putih idamanku.
"Hai, sudah lama?" Kak Alex mengejutkan lamunanku.
"Ehh.. ehm... be..be..lum Kak. Baru setengah jam kok, " jawabku terbata-bata.
"Ohya, Alex," Kak Alex menyodorkan tangannya kepadaku dan tersenyum.
"Arin," ku sambut uluran tangannya.
"Ternyata tidak terlalu sulit untuk menemukanmu. Sudah pesan?" tanyanya, sambil mendaratkan pantatnya ke kursi di depanku.
"Baru pesan coklat hangat ini aja kak," jawabku.
"Okay aku pesankan dulu ya. Kamu sudah makan? Mau pizza? Katanya pizza di sini enak," sahutnya.
"Lho kakak sudah pernah ke sini. Saya belum pernah makan di sini soalnya. Hmm.. boleh deh Pizza," jawabku.
"Rekomendasi dari teman sih," lalu Kak Alex memanggil pelayan untuk menyampaikan pesanan kami.
"Kamu ko keliatan tegang gitu Arin? Relax, aku ora nggigit ko," sambil dia tertawa renyah.
"Jadi, kamu asli Surabaya? Kalau boleh tau, kegiatanmu sekarang apa?" lanjutnya.
"Iya asli Surabaya. Saat ini sedang kuliah kak semester 3," jawabku.
"Wah apik kui. Wis mahasiswa ternyata. Tak kira isih SMA. Lha tertarik BDSM sejak kapan?" sahutnya.
"Sudah lama sih kak. Dari SMA gitu. Cuma baru mencari tau ya sekarang ini," sahutku sambil mataku melihat ke arah lain.
"Arin, kok aku liat kamu fokusnya ke tempat lain ya? Yang kamu ajak ngomong di depanmu lho. Santai wae. Relax," kata kak Alex mengingatkanku. Dan aku pun tersipu malu dibuatnya.
"Sek, aku nanya kamu yakin tertarik ke BDSM? Hati-hati lho, kamu kalau uda terjun ke dalamnya sulit untuk keluar," memperingatanku.
"Ehm... ga terlalu yakin sih kak. Cuma emang tertarik dan pingin coba," jawabku dan mata ku masih belum sepenuhnya menatap dirinya karena masih merasa grogi dan malu di depannya.
"Ariin... fokus.. ya fokus..," sambil kedua tangannya memegang kepalaku agar fokus menghadapnya. Sehingga membuat pipiku merona merah.
"Maaf kak," sahutku sambil menunduk malu.
"Jadi, kamu tertariknya sama apa di BDSM?" lanjutnya.
"Belum tahu sih kak. Tapi saya suka gitu lihat cewe pakai collar. Rasanya pingin pakai juga. Sama saya pingin diikat gitu sih," jawabku.
"Tools ku sih cuma tali. Aku ga tertarik dengan yang lain. Pernah aku punya sub, dia punya beberapa tools yang dijual sepaket gitu, begitu kenal aku, dia cuma mau diikat aja, ga tertarik dengan yang lain," kata kak Alex.
"Wah. Terus sekarang di mana sub kakak?" sahutku tertarik.
"Aku wis ga ada sub sekarang. Yang sebelumnya sudah pindah ke Aussie," jawabnya.
Tak lama kemudian pizza pesanan kami datang. Sambil menyantap makan malam kami. Kak Alex menceritakan apa itu BDSM dan hal-hal yang berkaitan dengan BDSM.
Karena keasyikan ngobrol, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20.50. Kami pun berpisah.
Belum sampai aku berpamitan pulang, teman kak Alex datang ke cafe untuk menemui kak Alex. Kami pun sempat berkenalan sebentar, lalu aku berpamitan untuk pulang. Dan yang membuatku sangat terkejut, kak Alex tiba-tiba mengantarkan aku sampai aku naik ke kuda besiku dan pergi dari cafe tersebut, meninggalkan temannya seorang diri, padahal kami baru saja kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy is an Idol
قصص عامةKukira memiliki seorang partner yang juga seorang Idol hanya ada di cerita novel atau komik yang aku baca. Tak ku sangka aku bisa bertemu dengannya dan kini dia menjadi Daddy Dom ku